Mensyukuri Nikmatnya Hidayah & Kemerdekaan untuk Persatuan
Acara Mualaf Festival 2023 yang bertema "Mensyukuri Nikmatnya Hidayah dan Kemerdekaan untuk Memperkokoh Persatuan” itu didukung oleh Muallaf Centre Masjid Darussalam Kota Wisata, Forum Arimatea (Advokasi Rehabilitasi Imunisasi Aqidah yang Terpadu Efektif dan Aktual), Dompet Dhuafa, dan Corps Da’i Dompet Dhuafa (Cordofa). Dihadiri 15 pemateri terkemuka, acara tersebut digelar di Masjid Darussalam, Kota Wisata, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu-Ahad, 19-20 Agustus 2023.
Ketua Panitia Mualaf Festival 2023, Yeni, yang ditemui sabili.id di tengah acara berlangsung, menyebut, kegiatan itu selain dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-78 Kemerdekaan Indonesia, juga untuk menguatkan ikatan antar sesama saudara muslim. Termasuk para mualaf.
“Kami mengadakan acara ini untuk penguatan para mualaf serta bimbingan. Bukan hanya sebatas kami bersaudara dan berislam saja, namun lebih dari itu,” kata Yeni.
Salah satu pemateri yang dihadirkan Mualaf Festival 2023 adalah Habib Muslim Al Athos. Ia memaparkan, dinamika tantangan dakwah Muslim hari ini sangat kompleks. Sehingga, aktivitas dakwah wajib diisi oleh orang-orang yang pantas dan memang ahli. Artinya, bukan sekadar orang yang cerdas saja, namun juga orang yang memiliki karakter yang baik dan tidak pernah merasa benar sendiri.
Baca Juga : Mantan Misionaris : Bohongnya Kebahagiaan dari Pernikahan Beda Agama
Setelah Habib Muslim Al Athos menyampaikan materi, acara dilanjutkan dengan pemaparan oleh Drs. Hikmat Kurnia. Antara lain ia mengupas mengenai kegiatan literasi Islamic Book Fair. Menurut dia, dalam rangka membangun peradaban, adalah penting untuk melakukan penguatan di kalangan muslim.
“Manusia adalah pelaku sekaligus pembuat peradaban. Tidak ada peradaban yang kuat yang berasal dari manusia yang lemah,” tegas Hikmat Kurnia.
Ia mengingatkan, Rasulullah menempa para sahabat menjadi pribadi yang hebat. Sehingga, peradaban yang berasal dari masa Rasulullah saw masih bisa kita rasakan nikmatnya hingga sekarang. Dan kita mengenal kondisi yang disebut sebagai peradaban islam.
“Islam terlihat jejaknya di manapun. Kualitas yang dilahirkan manusia unggul, sangat berbeda dengan keadaan yang sekarang. Ornamen yang diciptakan manusia hari ini tidak terlalu baik. Maka, kitalah yang harus bergerak untuk menyelamatkan masa depan,” lanjutnya.
Seperti yang dikatakan oleh Rasulullah, bahwa umat Islam hari ini jumlahnya banyak, namun kondisinya seperti buih di lautan. Maka, saat ini kitalah yang harus kuat secara kompetensi, karakter, dan literasi. Sebab, kitalah yang seharusnya melahirkan manusia unggul.
“Negara ini harus didominasi oleh orang-orang yang paham literasi. Orang yang hanya pintar saja bisa melahirkan kerusakan jika memiliki karakter yang buruk. Islamic Book Fair dibuat agar menjadi tempat bertemunya banyak penulis, cendekiawan muslim, serta orang-orang yang paham akan literasi,” tutup Hikmat.
Mualaf Festial 2023 juga menghadirkan Dewa Puthu Adi. Ia adalah mantan aktivis Hindu yang sekarang sudah kembali ke Islam secara kaaffah. Tentang kembali ke Islam ini ia tegaskan ketika tampil sebagai pembicara.
“Saya tidak pernah masuk Islam, tetapi saya kembali ke Islam, karena fitrah manusia adalah Islam,” tegas Dewa.
Baca Juga : drg. Carissa Grani: Dunia Medis Mengungkap Mukjizat Shalat Bagi Tub
Tampil sebgai pembicara selanjutnya adalah Mr Jerry D Gray. Ia adalah salah satu penulis buku best seller yang berjudul “Rasulullah Is My Doctor”. Ia hadir memberikan pengalaman pertamanya ketika bertemu dengan Islam.
“Ketika saya membuka Al Qur’an pertama kali dalam terjemahan bahasa Inggris, saya langsung yakin bahwa ini adalah kitab yang benar. Tidak ada keraguan sedikit pun di dalam diri saya, dan saya memutuskan untuk kembali ber-Islam,” jelasnya.
Hal yang sama dirasakan pemenang nominasi Mualaf Award 2023, Ahmad Kainama. Ia mengatakan,
“Hadiah terindah bagi saya adalah masuk Islam. Sehebat apa pun seseorang, jika ia tidak mengucap syahadat, maka apalah artinya? Islam adalah keselamatan, maka berbahagialah.”
Ia pun berpesan kepada seluruh mualaf agar terus menjaga keistiqomahannya. Jangan menjadi mualaf yang suka mengeluh. Istiqomah dalam Islam bukan diajarkan setelah Rasulullah ada, tetapi bahkan jauh sebelum itu.
“Stop masuk Islam karena Islam memberikan uang kepadamu. Stop masuk Islam hanya karena engkau akan menikahi muslim atau muslimah. Tetapi tanamkan di dalam dirimu bahwa kamu masuk Islam karena kamu dipilih oleh Allah, karena kamu disayang Allah,” pesan Ahmad Kainama.
Setelah itu, Ahmad Kainama membimbing salah satu jamaah untuk bersyahadat. Jamaah itu adalah seorang WNA kelahiran Singapura yang pada hari itu mendeklarasikan dirinya kembali kepada Islam.
Mualaf Festival menjadi ajang penguatan para Mualaf serta bimbingan untuk terus istiqomah dalam mempelajari Islam dan mengamalkannya secara nyata. Sebagai seorang Muslim, hendaknya kita mensyukuri nikmatnya berislam dengan terus menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-nya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an.
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)” – QS. An-Nisaa’: 31.