Moskow Bantah Informasi Pembicaraan Putin-Trump Terkait Ukraina
Pada Ahad (10/11/2024), Media The Washington Post melaporkan, Presiden terpilih AS, Donald Trump, berbicara melalui telepon dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, membahas konflik Rusia-Ukraina. Di dalam laporan itu, surat kabar tersebut mengutip orang-orang yang mengetahui percakapan telepon yang terjadi pada Kamis (7/11/2024) lalu. Di antara isi percakapan itu, Trump memaksa Putin untuk menghentikan eskalasi perang dengan Ukraina.
“Trump mendesak Putin untuk menghentikan eskalasi perang di Ukraina. Mengingatkan adanya ‘kekuatan militer’ Washington dalam jumlah besar di Eropa,” demikian laporan The Washington Post tentang percakapan tersebut.
Setelah memenangkan pemilu, Presiden AS itu menyatakan dengan yakin akan berbicara dengan Putin.
Selama kampanye pemilihannya, Trump mengatakan, dia akan menemukan solusi untuk mengakhiri perang “dalam waktu satu hari saja”. Namun, dia tidak menjelaskan dengan cara apa dia akan melakukannya.
Pada esoknya, Jumat (8/11/2024) dilaporkan, Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan, Putin siap untuk membahas Ukraina dengan Trump. Namun, ini tidak berarti bahwa Presiden Rusia itu siap mengubah tuntutan Moskow, yang berusaha memegang kendali atas empat wilayah Ukraina.
Bantahan Klaim Pembicaraan Antara Putin-Trump
Namun, Kantor Kepresidenan Rusia menampik isu tersebut dan menegaskan bahwa Putin tidak memiliki rencana konkret untuk berbicara dengan Trump. “Ini sama sekali tidak benar. Ini murni fiksi, ini hanya informasi palsu,” ucap Dmitry Peskov saat berbicara kepada wartawan, seperti dilansir Reuters, Senin (11/11/2024).
Tentang laporan desakan Trump kepada Putin untuk menghentikan eskalasi perang yang terjadi di Ukraina, masih belum ada konfirmasi secara resmi hingga kini oleh otoritas Washington atau pun Moskow.
Konflik Rusia-Ukraina
Pada Juni 2024 lalu, Putin menetapkan agar Ukraina meninggalkan ambisinya untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan menarik pasukannya dari keempat wilayah yang diklaim kedaulatannya oleh Rusia untuk mengakhiri perang.
Ukraina menolak persyaratan Rusia. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengajukan “strategi kemenangan” yang mencakup permintaan dukungan militer tambahan dari Barat.
Trump sebelumnya mengatakan, dia akan mendukung tercapainya kesepakatan damai untuk menyelesaikan konflik tersebut. Namun, pada Rabu (6/11/2024), Zelensky mengatakan kepada Trump, seruan untuk gencatan senjata adalah “berbahaya”.
(Sumber: Berbagai Sumber)