Muhammad Muttaqi Alwafi, Penulis Cilik Istimewa di Tengah Minimnya Minat Baca Anak

Sejatinya, kemampuan menulis sebuah cerita adalah bakat alamiah yang dimiliki oleh semua orang. Bakat tersebut harus digali dan diasah sejak dini, agar potensinya terlihat. Anak-anak bangsa di negeri ini sebenarnya banyak yang memiliki potensi hebat itu. Sebab, anak-anak seringnya memiliki imajinasi yang luar biasa dan kerap tak disangka-sangka. Maka, perlu keterlibatan orang tua atau sekolah untuk bisa menemukan bakat terpendam tersebut dari setiap anak dan mengembangkannya.

Hal itu pula yang mendasari komunitas One Day to Write (ODTW) untuk setiap tahunnya mengadakan workshop menulis. Mereka berkeliling sekolah dasar untuk mencari bakat-bakat dan potensi menulis pada anak-anak. Dari aktivitas itulah, Muhammad Muttaqi Alwafi mampu mengembangkan bakat menulisnya, sehingga kini telah 3 karyanya berhasil diterbitkan sebagai bagian dari isi buku hasil produk ODTW. Buku-buku yang diterbitkan itu masing-masing berisi karya-karya penulis cilik dari beberapa SD terpilih se-Jabodetabek.

Program workshop menulis yang digagas oleh ODTW itu bertajuk One Day One School (OBOS). Sebelum pandemi, program itu bernama Workshop Tour One Day to Write. Di ajang Islamic Book Fair (IBF) 2023, mereka baru saja mengadakan launching buku terbarunya. Karya Taqi (panggilan Muhammad Muttaqi Alwafi, red) menjadi cerita terpilih dari 40 cerita lain yang judulnya dijadikan sebagai judul buku, yaitu "Detektif Cangkir".

Buku tersebut merupakan karya para jebolan program OBOS tahun 2022. Taqi mengatakan, ini kali ketiga ia mengikuti program OBOS, dan pertama kali judul ceritanya terpilih menjadi judul buku. Sungguh merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi dia bisa mencapai prestasi hebat itu. Sebuah kebanggaan juga pastinya bagi orang tua Taqi.

Usai launching, Sabili.id berusaha menemui dan mewawancarai Taqi. Tetapi tak berhasil lantaran ia langsung pulang setelah acara selesai. Lewat pengurus komunitas ODTW, Sabili.id mendapatkan nomor telepon orang tuanya, dan dapat mewawancarai anak lelaki berusia 11 tahun itu lewat telepon.

Di dalam pembicaraan via telepon, Ahad (24/9), Taqi yang sekarang duduk di bangku kelas 6 SD ini mengungkapkan, dirinya sudah mulai suka menulis sejak kecil. Tetapi baru pertama kali menulis cerita bersama ODTW saat duduk di bangku kelas 4 SD.

“Awalnya itu pas saya kelas 4, pas lagi pandemi, ada Bunda Awal – guru di sekolah saya – ngasih tau ke grup (WhatsApp) orang tua kalau ada workshop menulis ODTW. Terus saya nyoba-nyoba aja, dan akhirnya sampai sekarang ikut ODTW terus,” ungkap Taqi saat ditanya awal dia bisa mengikuti program menulis bersama One Day to Write.

Penggemar Tere Liye ini menyatakan, ia selalu ketagihan untuk menulis. Sebab, saat ia menulis sebuah cerita, pikiran selalu merasa rileks dan tenang. Setelah buku “Detektif Cangkir”, saat ini pun ia sedang mengikuti program OBOS 2023 yang masih berjalan. Ia kembali menjadi salah satu perwakilan sekolahnya (SD Sekolah Alam Tangerang) yang mengikuti program ini.

“Detektif Cangkir” sendiri bercerita tentang seorang detektif bernama Farhan yang selalu memecahkan kasus dengan alat detektif "ajaib" andalannya, yaitu cangkir. Di sini dikisahkan tentang Farhan yang berusaha memecahkan sebuah kasus misterius yang korbannya adalah seorang pengusaha muallaf.

Sebelum “Detektif Cangkir”, ada dua buku antologi lain yang dirilis ODTW yang memuat karya Taqi, yaitu "The Fantasy Circus" dan "Rabbit of the Stars". Orang tua Taqi selalu mendukung penuh dirinya untuk terus menulis. Taqi berharap, di masa depan nanti ia bisa menjadi penulis terkenal yang karyanya bisa dibaca oleh banyak orang. Yang menarik, selain menjadi penulis, ternyata Taqi juga memiliki mimpi yang lain. Ia juga ingin untuk menjadi seorang arsitek, karena dirinya suka menggambar.