Muhammadiyah Mendesak PBB Agar Israel-Palestina Melakukan Gencatan Senjata dan Perundingan Damai
Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendesak kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera mengambil langkah-langkah politik dan diplomatik dengan melibatkan pihak-pihak terkait, khususnya Israel-Palestina untuk menghentikan perang, melakukan gencatan senjata, dan melakukan perundingan damai.
Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengeluarkan pernyataan sikap atas perang Palestina-Israel beberaoa hari lalu, didampingi Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum, Syafiq Mughni, Ketua membidangi Hubungan dan Kerjasama Internasional, dan Edy Kuscahyanto, Ketua Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum.
Pernyataan itu, kata Haedar, dilandasi oleh pemikiran bahwa perang Israel-Palestina menjadi tragedi yang berulang kali terjadi dan menelan korban jutaan masyarakat sipil dari kedua belah pihak. Pertanyaan mendasar, Persatuan Bangsa Bangsa yang pada 24 Oktober nanti genap 78 tahun ini tidak berdaya menghentikan perang dan mencari solusi sampai akarnya. “Negara-negara termasuk Indonesia yang menyerukan perdamaian, dunia tanpa kekerasan, apakah kita akan terus mendiamkan tragedi ini terus terjadi. Kita semua bertanya, dalam perjalanan PBB yang sudah 78 tahun belum juga bisa menghentikan perang dan mencari solusi sampai keakar”, jelasnya.
Baca Juga : Pengurus Pusat HDMI Nyatakan Dukungan terhadap Perjuangan Palestina
Selain mendesak Perserikatan Bangsa Bangsa, dalam pernyataan itu juga meminta kepada pemerintah Indonesia untuk lebih proaktif dan memperkuat langkah-langkah maju yang telah dilakukan selama ini dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina melalui Perserikatan Bangsa-bangsa, Organisasi Kerjasama Islam, dan jalur-jalur lainnya.
Muhammadiyah meminta kepada pemerintah Indonesia dalam mengambil langkah-langkah yang selama ini dilakukan Indonesia terhadap perjuangan bangsa Palestina perlu diperkuat lagi. Muhammadiyah juga sudah bersinergi dengan Pemerintah Indonesia dan juga pemerintah Palestina untuk berbagai program kemanusiaan”, tegasnya.
Dalam program kemanusiaan Bidang Hubungan Internasional Muhammadiyah juga sudah menyiapkan sejumlah dana yang semula akan digunakan untuk pengembangan kapasitas pendidikan di Palestina, tetapi karena ada perang dialihkan untuk kepentingan lebih mendesak terutama membantu mereka yang menjadi korban perang.
Muhammadiyah juga memiliki jumlah relawan terlatih yang cukup memadai, beberapa kali dikirim ke Turki, Myanmar, membantu pengungsi Rohingya, juga ke beberapa negara lain. Sehingga sumberdaya manusia Muhammadiyah sudah sangat siap dengan tenaga kemanusiaan yang terlatih serta didukung dengan perlengkapan kesehatan termasuk Rumah Sakit lapangan yang dimiliki.
Himpun Dana
Haedar Nashir juga mengatakan, bukan hanya sumber daya tetapi Muhammadiyah juga akan menyalurkan dana bantuan. Melalui Lembaga Amil Zakat Infaq Sodakoh Muhammadiyah (Lazismu) menggalang dana masyarakat supaya lebih banyak lagi bantuan untuk korban perang Israel-Palestina. Ia menyatakan, PP Muhammadiyah bersyukur kepada Allah SWT sekaligus berterima kasih kepada seluruh Pimpinan Wilayah, Ortom, Majelis, Lembaga, Cabang, Ranting, PCIM/PCIA, serta seluruh anggota persyarikatan dan simpatisan yang telah mendonasikan sebagian rezekinya untuk dana kemanusiaan Palestina. Saat ini, dana kemanusiaan yang terkumpul di Lazismu untuk Palestina telah mencapai 32 miliar Rupiah.
“Alhamdulillah, Lazismu telah melaporkan kepada PP Muhammadiyah bahwa telah terkumpul dana kemanusiaan untuk Palestina sebesar 32.185 Miliar Rupiah sebagai wujud dari partisipasi dan komitmen Muhammadiyah termasuk di dalamnya Aisyiyah, kekuatan dan unsur Persyarikatan serta Amal Usaha Muhammadiyah, untuk membela Palestina dari agresi dan tindakan sewenang-wenang zionis Israel,” tutur Haedar Nashir.
Haedar menambahkan, bantuan yang digalang itu merupakan manifestasi dari pembelaan terhadap pentingnya sebuah bangsa untuk hidup bebas di tanah airnya sendiri. “Pembelaan Muhammadiyah terhadap Palestina memiliki nafas yang sama dengan perjuangan rakyat Indonesia sebagai bangsa yang pernah dijajah begitu lama, dan mengalami penderitaan yang begitu panjang. Muhammadiyah turut mengapresiasi langkah pemerintah RI yang telah bertindak tegas terhadap zionis Israel,” tegas Haedar.