Olimpiade Paris 2024, Ajang Unjuk Keberpihakan kepada Palestina

Kejadian suporter Mali mengejek lagu kebangsaan Penjajah ketika berlangsung laga Israel vs Mali pada Rabu (24/7/2024) bukan satu-satunya bukti dukungan terhadap perjuangan Palestina di Olimpiade Paris tahun 2024. Ada adegan lain. Ada yang mengibarkan spanduk dan bendera Palestina, ada yang meneriakkan slogan-slogan dukungan terhadap Palestina dan melawan negara Penjajah Israel di berbagai pertandingan.

Kejadian-kejadian ini akan mendatangkan peluang besar bagi bangsa Palestina untuk mendapatkan simpati internasional terhadap perjuangan mereka. Mengingat, pengepungan media besar-besaran yang menimpa warga Palestina di media sosial. Menuntut pertanggung jawaban Penjajah Israel yang telah menghilangkan nyawa anak-anak, wanita, dan orang tua tanpa ampun. Penjajah yang telah menghancurkan setiap inci Gaza dan mengubahnya menjadi tumpukan debu.

Partisipasi Palestina di Olimpiade Paris 2024 mencerminkan kekuatan perjuangan Palestina. Mereka memiliki hak untuk hidup dan berpartisipasi dalam acara internasional. Indikasi yang paling menonjol adalah penerimaan para pemain oleh Presiden Komite Olimpiade Palestina, Letnan Jenderal Jibril Rajoub, kala menyambut baik delegasi Palestina yang berpartisipasi di Olimpiade. Selain kehangatan yang diterima dalam proses perjuangan Palestina di stadion-stadion olah raga selama Olimpiade Paris – yang terlihat jelas dalam video-video di situs media sosial – banyak juga yang tanpa rasa takut meneriakkan yel-yel “Palestina akan tetap berdiri”.

Sejauh ini, agresi Israel telah mengakibatkan sekitar 400 atlet putra dan putri tewas, puluhan fasilitas olah raga hancur, serta terhentinya aktivitas yang berpengaruh terhadap kondisi teknis federasi. Partisipasi Palestina dalam ajang olah raga paling terkemuka di dunia ini merupakan sebuah gambaran yang patut dicontoh dari olah raga Palestina.

Deretan Cendekiawan dan Akademisi yang Dibunuh Penjajah Israel
Penjajah Israel juga telah menghancurkan secara total lebih dari 103 universitas dan sekolah. Serta 311 universitas dan sekolah mengalami kehancuran secara sebagian.

Secara historis, Palestina telah mencatatkan kehadiran di Olimpiade sejak tahun 1996 di Atlanta. Mereka berhasil meraih kualifikasi bersejarah di bidang Taekwondo dan berhasil lolos langsung ke Olimpiade Paris. Salah satunya adalah juara angkat besi Mohamed Hamada.

Namun, terlepas dari semua keadaan sulit, keikut sertaan Palestina dalam ajang olahraga dunia itu tetap menjadi pesan perdamaian bagi dunia. Sekaligus menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat – khususnya anak-anak – bahwa perjuangan Palestina tidak akan mati, dan masa depan akan menjadi lebih baik daripada saat ini.

Selama olah raga merupakan kesempatan untuk mengekspresikan diri, Olimpiade Paris tahun ini mungkin merupakan kesempatan emas untuk mendapatkan simpati internasional terhadap perjuangan Palestina. Melawan kepungan media yang sangat besar dan pembatasan yang dilakukan Penjajah Israel terhadap mereka.

Pada akhirnya, pertanyaan yang tersisa adalah: Apakah Olimpiade Paris 2024 akan menjadi peluang emas untuk memperjuangkan perjuangan Palestina di hadapan dunia? Ajang untuk menyampaikan pesan kepada para pemimpin dunia, mengenai hak mereka untuk mendirikan negara merdeka dan hidup damai seperti negara-negara lain di dunia?

(Sumber: Al Jazeera)