Oposisi Suriah Terus Bergerak, Ratusan Tahanan di Penjara Pusat Hama Bebas
Pada Kamis (5/12/2024), Oposisi bersenjata Suriah mengumumkan pembebasan atas ratusan tahanan dari Penjara Pusat Hama. Para mantan penghuni sel itu memiliki catatan pelanggaran sebagai bagian dari eskalasi operasi militer di pusat kota Hama, Suriah tengah. Dari pihak oposisi pemerintah, Letnan Kolonel Hassan Abdel Ghani, Juru bicara Departemen Operasi Militer mengatakan, “Pasukan kami telah memasuki Penjara Pusat Hama dan membebaskan ratusan tahanan yang tertindas dari penjara tersebut”.
Abdul Ghani menambahkan, pihaknya telah menguasai beberapa lingkungan di kota Hama, dan kemajuan akan terus berlanjut. “Kami berusaha mengembalikan anak-anak mujahidin (tahanan) kepada keluarganya di lingkungan Hama yang telah dibebaskan untuk serangan ‘Respon Terhadap Agresi’,” katanya.
Penjara Pusat Hama adalah salah satu simbol penindasan yang terkenal di Suriah. Kumpulan jeruji-jeruji besi itu telah menjadi saksi pelanggaran hak asasi manusia yang serius selama beberapa dekade.
Rezim tersebut (Bashar Al-Assad) menahan ribuan orang di sana karena alasan politik. Para tahanan menjadi sasaran penyiksaan keras. Demikian laporan-laporan dari lembaga hak asasi manusia lokal, regional dan internasional berdasarkan dokumen, foto, rekaman, dan kesaksian para penyintas.
Eskalasi Kekuasaan di Kota Hama
Sumber dari lokasi melaporkan, Hai’ah Tahrir Syam (HTS) memerluas kendali atas pusat kota setelah serangan mereka sebelumnya di lingkungan Al-Mazarib, Al-Sina'a, dan Al-Arba'in, di tengah bentrokan sengit melawan pasukan rezim Suriah. Di sisi lain, tentara rezim Suriah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, pasukannya telah dikerahkan dan ditempatkan kembali di luar Hama setelah serangan dari HTS ke kota tersebut. Hal ini mengindikasikan penarikan secara taktis.
Sejak 27 November 2024, faksi oposisi Suriah terlibat bentrokan dengan pasukan rezim di beberapa wilayah negara tersebut. Pada Jumat (29/11/2024) lalu, mereka berhasil memasuki kota Aleppo, dan keesokan harinya sudah berhasil menguasai Kegubernuran Idlib.
Setelah berhasil menguasai Aleppo dan Idlib, oposisi melanjutkan menuju Kota Hama. Tindakan ini menuai hasil dan mengambil kendali atas penjara pusatnya.
(Sumber: Al Jazeera Mubasher)