Organisasi Politik Zionis Israel Menyusupi Indonesia

Terkuaknya pertemuan lima orang kader NU (Nahdlatul Ulama) dengan presiden Israel pada awal Juli 2024 menimbulkan fakta baru tentang adanya organisasi politik Zionis di Indonesia yang sedang menyusup dan menyebarkan propaganda politik untuk kepentingan Zionis. Mereka mencoba memburamkan dan memutar balikkan fakta kejamnya pasukan Israel terhadap bangsa Palestina. Berikut ini organisasi Zionis yang telah aktif di Indonesia.

Pertama, Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian atau RAHIM. Diresmikan pada 13 April 2022, organisasi ini memiliki nama global The Ibrahim Heritage Study Center for Peace. Rahim merupakan lembaga penelitian dan kajian perdamaian dan resolusi konflik.

Mukti Ali Qusyairi adalah Ketua Umum Yayasan RAHIM. Dia juga dikenal sebagai seorang intelektual muda NU serta menjabat sebagai Ketua Lajnah Bahtsul Masa'il (LBM) PWNU DKI Jakarta.

Organisasi RAHIM terindikasi pro-Israel setelah salah satu anggota mereka, Zainul Maarif, masuk dalam rombongan lima warga NU yang menemui presiden Israel pada awal Juli lalu. Zainul Maarif menjabat sebagai Manajer Penelitian Domestik di RAHIM dan juga anggota aktif NU. Dan beberapa anggota RAHIM adalah orang Israel. Tentang beberapa anggota RAHIM adalah orang Israel itu dikatakan pengamat internasional, Pizarro Gozali, dalam wawancara dengan Sabili.id.

Anggota-anggota RAHIM beberapa ada orang Israel. Dalam pres rilisnya, mereka banyak mengecam kelompok-kelompok pejuang Palestina pada 7 Oktober, padahal para pejuang sedang berupaya mempertahankan diri atas genosida yang dilakukan penjajah. Jadi (serangan pejuang Palestina) bukan tanpa alasan. Penjajahan sudah berlangsung selama 78 tahun. RAHIM mencoba ingin memutar balik fakta. Kelihatan sekali mereka membaca peristiwa 7 Oktober dengan perspektif Israel. Bukan perspektif korban, yaitu bangsa Palestina, ungkap Pizarro.

Direktur Urusan Luar Negeri RAHIM, Elisheva D. Stross, adalah seorang Yahudi Indonesia yang tinggal di Israel. Nenek buyutnya adalah seorang Yahudi Belanda yang orang tuanya berimigrasi ke Indonesia pada masa kolonial Belanda. Selain itu, Manager Penelitian Luar Negeri RAHIM, Avigayil Ziva Solomon, adalah seorang keturunan Yahudi Belanda di Indonesia.

Israel Ketar Ketir Disergap Pejuang Hamas
Pakar militer dan strategi, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi, menggambarkan penyergapan yang dilakukan oleh sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas).

Kedua, ada American Jewish Committee (AJC). American Jewish Committee (AJC) adalah kelompok advokasi Yahudi yang didirikan pada 11 November 1906. Mereka berkomitmen untuk membela kepentingan Yahudi Zionis secara global. AJC jelas sekali mendukung kepentingan Israel! Perlawanan para pejuang Palestina pada 7 Oktober 2023 adalah pukulan besar bagi mereka.

AJC membangun jaringan luas di banyak tempat, misalnya di Amerika latin, Amerika Serikat, Israel / Timur Tengah, dan Asia Pasifik. Untuk mencapai tujuannya, mereka menargetkan banyak tokoh maupun individu. Dilansir dari situs ajc.org berikut ini adalah targetnya:

  • Presiden, perdana menteri, dan diplomat.
  • Pejabat di pemerintahan nasional, negara bagian, dan lokal.
  • Administrator universitas, perguruan tinggi, dan sekolah menengah atas.
  • Pemimpin bisnis dan teknologi.
  • Mitra antaragama dan antarkelompok.
  • Aktivis Yahudi yang sedang berkembang.

Di Indonesia, karena Israel tidak mempunyai hubungan diplomatik, maka melalui AJC mereka mendekati tokoh-tokoh di Indonesia untuk dipengaruhi. Berkedok membuat dialog antar agama, mereka berharap dapat mempengaruhi opini publik untuk menghilangkan fakta kebiadaban Zionis Israel. Misalnya seperti Director of Muslim-Jewish Relations AJC, Dr. Ari Gordon, yang akan mengisi seminar di Masjid Istiqlal pada 17 Juli 2024 dengan tema “Relationship Among Abrahamic Religious Communities In History and Today”, namun akhirnya acara tersebut dibatalkan karena banyaknya protes.

Menurut Pengamat internasional, Pizarro Gozali, AJC adalah organisasi sayap kelompok zionis yang mendukung misi politik Zionisme di banyak negara. “AJC itu kan organisasi sayap kelompok zionis yang mendukung misi politik Zionisme di banyak negara. Tidak hanya di Indonesia. Jadi di banyak negara sudah beroperasi, termasuk ke Saudi. Kalau negara-negara yang tidak mempunyai hubungan diplomatic, mereka mencoba menyambung hubungan diplomatik, termasuk Indonesia yang belum mempunyai hubungan diplomatik dengan mereka, jelasnya.

Sebelumnya, beredar berita pada 1 Maret 2024, Imam Besar Masjid Istiqlal, Profesor Nasaruddin Umar, juga bertemu bahkan mengikuti dialog “berkedok perdamaian” yang diselenggarakan oleh AJC. Tentu dialog ini telah diatur sedemikian rupa oleh AJC sebagai alat propaganda kepentingan Zionis, karena mereka pro-Israel.

Menghitung Detik-Detik Kehancuran Penjajah Israel
Hamas telah menghancurkan 1.600 - 1.700 kendaraan militer Israel (tank, buldoser, dan pengangkut personel) selama perang. Termasuk kerugian tentara penjajah dalam pertempuran baru-baru ini di Kota Gaza.

Orang-orang itu menjadi mesin komunikasi, menggalang opini publik kepada negaranya agar mau menerima Israel, memaklumi tindakan-tindakan (biadab) Israel,” kata Pizarro.

“Seperti kasus Gaza. Mereka tak sekali pun membahas tentang genosida Israel atau tindakan-tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh tentara Israel, padahal ini adalah Islamophobia terbesar abad ini, genosida,” tambahnya.

Pizarro pun mengritik banyaknya tokoh yang tidak berintegritas di Indonesia. Seharusnya kita bisa mencontoh Mohammad Hatta dalam menolak diplomasi Israel.

Mohammad Hatta Wakil Presiden Indonesia berkali-kali di-lobi oleh Zionis untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, mengakui kedaulatan Israel, tetapi Hatta tidak mau, karena bagi Hatta, penjajahan yang terjadi terhadap bangsa Palestina adalah menjadi atensi bagi Indonesia, dan Indonesia tidak akan pernah mau menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa adanya kemerdekaan Palestina dan penjajah itu ‘cabut’ dari wilayah Palestina.

Jadi yang paling penting adalah integritas. Masalahnya, tokoh-tokoh kita ini tidak punya integritas. Mereka mudah terjual buku rayu materi propaganda Zionis. Padahal, kalau memang itu menguntungkan bagi Indonesia, seharusnya Soekarno-Hatta sudah melakukan hubungan diplomatik dengan Israel ketika dia ditawari oleh Israel untuk adanya pengakuan timbal balik kedaulatan terhadap Israel. Jadi problemnya adalah tokoh-tokoh kita, bukan hanya isu Israel, korupsi, ekonomi, moral. Kita ini minim integritas dan keteladanan. Seharusnya, bangsa Indonesia bisa meniru apa yang dilakukan Hatta dan Soekarno yang tidak pernah mau menerima bujuk rayu Zionis  dengan iming-iming materi, iming-iming dukungan keuangan, dan sebagainya,” pungkas Pizarro.