Peluh Seorang Ibu Palestina Temukan Jasad Anaknya

Mentari di ufuk barat terbit di Gaza, sinarnya menyingkap setiap gerak gerik Penjajah Zionis yang bengis. Pembantaian tidak kenal pandang bulu, tipu daya bak menggunting dalam lipatan, celoteh dan pernyataan dusta di muka internasional, melengkapi rekam jejaknya yang buruk. Hingga kapan entitas Penjajah Zionis dibiarkan berlaku sesukanya di tanah suci ini?

Peristiwa Thufan Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 lalu, menyibak jutaan pasang mata internasional yang tengah terpejam. Menyadarkan mereka yang sedang mabuk dengan gemerlap dunia, tersibukkan dengan ego pribadi, tanpa sadar ada yang membutuhkan uluran tangan. Kondisi yang aman tanpa sadar membuat sensitivitas terkikis, terbelenggu dengan kenikmatan-kenikmatan sesaat, dan melupakan ada sosok-sosok tegar yang sedang berjuang nun jauh di sana.

Salah seorang ibu warga Palestina menuturkan perjuangan dalam mencari jenazah anaknya yang syahid. Ahmad Kamil dinyatakan syahid pada 11 Oktober 2023 lalu, tepatnya pukul 09.03 pagi. Sontak ibu yang berduka ini mencari-cari jenazah anaknya, dengan harapan besar, jasadnya masih utuh tidak hancur berkeping-keping. Selama berbulan-bulan rutinitas pencarian tubuh anaknya ia lakoni, mengubek-ubek reruntuhan bangunan, mengecek setiap jengkal tanah yang sekiranya ada sosok bukti kesyahidan anaknya. Tidak peduli dengan pernyataan dari pihak Pertahanan Sipil yang mengatakan telah kehilangan harapan untuk menemukannya.

Kebiasaan dari pukul 9 hingga pukul 3 dini hari, ia duduk di kursi taman ditemani petugas yang lalu lalang membawa deretan jenazah orang-orang syahid. Mereka adalah korban dari pembantaian Penjajah Zionis Israel. Seonggok tubuh salah satu korban tertulis nama suaminya. Selang beberapa saat, disusul jenazah lainnya dan tertulis nama anaknya di sana. Salah satu petugas memberikan sepotong klip video yang menggambarkan kondisi sosok tubuh yang sudah sulit dikenali dan diklaim sebagai anaknya yang tengah dicari. Namun, ibu berkacamata itu berkelit dan menyatakan bahwa dia bukan anaknya.

 “Ini bukan anakku! Jemari kakinya pendek, sedangkan mayat ini memiliki jemari yang panjang," sengit ibu itu.

Lewat Aksi Heroik, Maher Tewaskan Tiga Polisi Penjajah Israel
Aksi tersebut merupakan perlawanan atas ketamakan penjajah Israel di Palestina dan Yordania. Serta bukti dukungan masyarakat Arab terhadap perjuangan rakyat Palestina.

 Pencarian dilanjutkan, hingga salah satu putri dari teman ibu itu mengaku bertemu dengan anak laki-lakinya. Dia memberi tahu bahwa semua baik-baik saja di sini dan berusaha menenangkan ibunya..

“Aku tidak merasa haus, Tolong katakan kepada ibuku, bahwa aku bahagia dan sedang tertawa,” ujar anak laki-lakinya.

Dalam mimpi, sosok lelaki itu menemuinya di salah satu koridor. Dia memberitahukan lokasinya berada di bawah reruntuhan bangunan 3 lantai. Gelegak tawa ketika orang-orang mendengar mimpi itu, tapi berbeda dengan sosok ibu tegar itu.

Setelah mendengar mimpi tersebut, ia bergegas mengubah arah penelusuran dan mencari jasad anaknya di tempat yang dimaksud. Menggali-gali reruntuhan yang sudah lama tertimbun sesuai lokasi yang diceritakan. Ketika salah satu potongan tulang pertama ditemukan, ia segera mengeluarkan kain kafan. Disusul dengan temuan potongan-potongan tulang selanjutnya, hingga lengkap dari ujung kaki hingga tengkoraknya.

Sosok tegar itu berusaha menahan rasa sedih dan sakit melihat kondisi jasad anaknya yang telah lama hilang. Ia berusaha menahan rasa sedih itu, karana mengetahui bahwa tidak sedikit warga Palestina yang merasakan kondisi lebih parah darinya.

 “Saya tidak akan sembunyi. Saya ingin melihat jasad Ahmad Kamil secara utuh, Saya rela atas apa yang sudah ditakdirkan,” ucap sosok perempuan tangguh itu.