Penjajah Israel Lancarkan Rencana Eiland, Gaza Utara Kian Terkungkung

Rencana Jenderal atau dikenal sebagai Rencana Eiland adalah strategi bengis militer Israel. Yaitu dengan melakukan genosida secara terfokus satu titik di wilayah Jalur Gaza Utara, mengusir semua warga Palestina dari wilayah itu, memutus pasokan makanan untuk kemanusiaan dan membiarkan warga Palestina menderita kelaparan, termasuk para pejuangnya.

Nama Rencana Eiland berasal dari nama Giora Eiland. Ia merupakan tokoh utama di balik rencana jahat itu. Giora Eiland adalah seorang pensiunan Mayor Jenderal cadangan dan Kepala Dewan Keamanan Nasional. Rencana ini mulai dipublikasikan pada September 2024 lalu, dan dilancarkan pada 5 Oktober 2024. Bulan lalu.

Kini, pengepungan oleh Penjajah Israel terhadap Gaza Utara telah berlangsung selama 40 hari. Berikut ini kondisi wilayah itu saat ini:

  • Lebih dari 1800 warga Palestina syahid akibat pembantaian. Dan, ratusan korban masih terjebak dalam reruntuhan bangunan.
  • Sekitar 140.000 warga Palestina terpaksa mengungsi akibat serangan bom Penjajah Israel tanpa pandang bulu.
  • Sekitar 90.000 warga Palestina menolak untuk mengungsi karena takut tidak dapat kembali ke rumah mereka.
  • Lebih dari 1.000 warga Palestina, termasuk petugas medis dan pasien, ditangkap oleh pasukan penjajah. Kejadian itu saat mereka melintasi Jalan Salah al-Din, Jabalia Timur.
Yoav Galant dipecat, Israel Semakin Membara
Keputusan Netanyahu memberhentikan Galant menambah perpecahan negara Israel yang kini sedang menghadapi kecaman internasional terkait aksinya di Gaza.
  • Semua rumah sakit di Gaza Utara tidak dapat beroperasi. Rumah Sakit Indonesia secara penuh tidak dapat beroperasi akibat diserbu dan blokade kendaraan militer oleh penjajah Israel. Sementara itu, rumah sakit Al-Awda dan Kamal Adwan secara bertahap mulai dapat digunakan kembali setelah diserbu dan para staf medis terpaksa melarikan diri. Namun, beberapa di antaranya berhasil ditawan.
  • Pertahanan Sipil di Gaza utara mengumumkan, mereka telah berhenti bekerja sepenuhnya akibat penjajah sepenuhnya menyita ambulans dan layanan pertahanan sipil di Gaza Utara. Mereka juga menghancurkan ambulans yang terletak di Rumah Sakit Kamal Adwan, mengusir staf pertahanan sipil setelah meneror dengan ancaman dan pengeboman. Juga terjadi pelarangan terhadap kendaraan untuk mengangkut atau menyelamatkan korban luka.
  • Pasukan pendudukan telah sepenuhnya mencegah masuknya persediaan makanan sejak tanggal 5 Oktober 2024. Mereka hanya mengizinkan 3 truk memasuki pusat penampungan di kota Beit Hanoun untuk melarikan diri setelah menyerbu pusat-pusat tersebut.
  • Media Israel melaporkan, 24 tentara tewas di Gaza Utara sejak dimulainya invasi Jabalia pada 5 Oktober.

Walau Rencana Jenderal dilaksanakan, rakyat Palestina di Jalur Gaza Utara tetap teguh. Mereka menolak untuk mengungsi ke arah Selatan, tidak menanggapi ancaman dari Penjajah Israel. Kini, mereka sedang mengalami kelaparan yang sangat kritis, pasokan bantuan pangan dilarang masuk akibat rencana penjajah yang ingin menyerang para pejuang dengan amunisi bencana kelaparan massal.

(Sumber: Al Jazeera Mubasher & Middle East Eye)