Penjajah Terus Lancarkan Serangan Membabibuta di Tepi Barat
Selama 17 hari berturut-turut sejak 21 Januari lalu, Penjajah Israel terus melanjutkan agresinya di utara Tepi Barat. Mereka melakukan operasi militer yang mencakup penggerebekan, penangkapan, pengepungan rumah-rumah dan penghancurannya, serta memaksa penduduk untuk mengungsi. Selain itu, Penjajah Israel masih melarang masuknya jurnalis dan tim medis ke wilayah tersebut.
Sejak awal agresi, pasukan Israel telah memberlakukan tindakan represif di pos pemeriksaan militernya di hampir semua pintu masuk dan keluar kota-kota di Tepi Barat. Mereka juga membiarkan serangan para pemukim ilegal yahudi terhadap warga Palestina, desa-desa mereka, properti, rumah, tanah, dan tempat-tempat suci mereka.
Pengungsian dan Penghancuran di Jenin
Di Jenin, agresi terhadap kota dan kamp pengungsinya terus berlanjut, menyebabkan hingga saat ini 25 orang syahid, puluhan luka-luka, serta banyak penangkapan, penghancuran rumah, pengepungan, pengungsian paksa, dan kerusakan besar pada infrastruktur.
Total pengungsi dari kamp Jenin telah mencapai 15.000 orang, sementara pasukan Israel telah menghancurkan 180 rumah. Agresi itu juga menyebabkan pemutusan layanan dasar, penutupan sekolah, serta membuat empat rumah sakit kekurangan pasokan air.
Baca Juga :
Kendaraan militer Israel masih mengepung Rumah Sakit Pemerintah Jenin setelah menghancurkan pintu masuknya dan jalan utama menuju rumah sakit. Di dalamnya, terjadi krisis air minum yang parah. Pemerintah Kota Jenin dan Pertahanan Sipil mencoba mengirimkan air dengan traktor kecil karena truk pengangkut air dilarang masuk oleh Israel.
Selain itu, pasukan Israel terus meledakkan dan menghancurkan rumah-rumah di kamp Jenin. Ledakan terdengar dari dalam kamp akibat rumah-rumah dipasangi bahan peledak. Asap tebal mengepul setelah sebuah rumah dibakar.
Pengepungan di Tamun dan Kamp Al-Far’a
Di Tubas, pasukan Israel masih terus mengepung dan menyerbu kota Tamun dan kamp Al-Far’a di selatan kota untuk hari kelima berturut-turut. Mereka terus mengirimkan bala bantuan militer dan menutup semua pintu masuk ke daerah tersebut. Infrastruktur di sana hancur akibat penggusuran oleh pasukan Israel, menyebabkan terputusnya pasokan air dan listrik di beberapa wilayah.
Di Tamun, pasukan Israel menggerebek puluhan rumah dan menangkap 11 warga Palestina pada hari Rabu (5/2/2025). Penggerebekan serupa juga terjadi di kamp Al-Far’a, dan pasukan penjajah Israel merusak isi rumah-rumah yang mereka masuki. Akibat pengepungan ini, puluhan warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka di pinggiran Tamun dan kamp Al-Far’a, yang telah diubah oleh pasukan Israel menjadi pos militer.
Selama dua hari terakhir, pasukan Israel juga melancarkan serangan udara menggunakan drone ke beberapa wilayah di Tamun. Mereka juga mengumumkan melalui pengeras suara bahwa jam malam diberlakukan hingga Minggu mendatang.
Sektor pertanian di Tamun mengalami kerugian besar sejak pengepungan dimulai, karena para petani tidak dapat pergi ke ladang mereka untuk memanen dan merawat tanaman mereka. Selain itu, peternak juga tidak dapat mengakses peternakan sapi dan unggas, yang memerlukan perawatan dan makanan. Kondisi ini mengancam kematian hewan ternak dalam jumlah besar dan menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar.
Baca Juga :
Di langit Tubas, drone dan helikopter Israel terus berpatroli intensif, serta agresi masih berlangsung dengan keterlibatan puluhan kendaraan militer, buldoser, dan ratusan tentara. Bala bantuan militer juga terus dikirim ke Tamun dan kamp Al-Far’a.
Bala Bantuan Militer di Tulkarm
Di Tulkarm, pasukan Israel telah menyerang kota dan kamp pengungsian selama 11 hari berturut-turut, menyebabkan kehancuran besar dan pengungsian massal, dengan pengerahan bala bantuan militer dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada dini hari, pasukan Israel menembakkan peluru secara acak dan dalam jumlah besar ke arah rumah-rumah warga di kamp Tulkarm serta di Jalan Sikka dekat Distrik Aktaba.
Pasukan Israel terus mengirim lebih banyak tentara, terutama dari kamp militer “Tsan'aouz” di barat kota, yang bergerak menuju kamp pengungsi Tulkarm. Mereka menduduki beberapa gedung apartemen yang menghadap langsung ke kamp dan mengubahnya menjadi pos militer, serta menempatkan banyak tim penembak jitu yang menembaki apa pun yang bergerak.
Situasi di kamp sangat tragis, dengan pengepungan total yang disertai penggerebekan rumah-rumah secara brutal. Pasukan penjajah Israel merusak dan menghancurkan isi rumah, mengusir penghuninya dengan ancaman senjata, yang menyebabkan ribuan warga mengungsi dari seluruh area kamp. Kini, hanya beberapa ratus orang yang tersisa, terutama di pinggiran kamp seperti distrik Qaqun.
Agresi yang semakin meningkat di Tulkarm menyebabkan kehancuran total pada infrastruktur, termasuk jaringan listrik, air, telekomunikasi, dan internet. Puluhan rumah, toko, dan institusi mengalami kerusakan parah akibat pembakaran dan ledakan, semakin memerburuk penderitaan warga yang tersisa di kamp.
Di kota Tulkarm, pasukan infanteri Israel menyebar luas di distrik timur kota, menggerebek rumah-rumah, terutama di sekitar persimpangan Abu Safiyyah dekat kamp. Mereka merusak dan menghancurkan isi rumah serta memeriksa identitas penduduk dan melakukan interogasi.
Baca Juga :
Pasukan Israel juga menembaki kamera siaran langsung milik TV lokal “Salam” di dekat Rumah Sakit Syahid Thabet, yang sedang meliput agresi di kamp, menyebabkan siaran terputus total. Pasukan Israel bahkan menggerebek sekolah perempuan Al-Adawiya di dekat rumah sakit, menempatkan penembak jitu di jendela kelas, sambil terus mengepung rumah sakit dan menggunakan gedung komersial Al-Adawiya di sebelahnya sebagai markas militer.
Serangan di Kota Nablus
Di Nablus, pasukan Israel menyerbu beberapa distrik dan mengepung sebuah rumah sebelum menangkap seorang pemuda dan meledakkan salah satu kamarnya. Mereka juga memukuli empat pemuda lainnya.
Sumber lokal melaporkan bahwa tentara Israel menggerebek beberapa toko di jalan utama kota dan menyita rekaman kamera pengawas sebelum meninggalkan lokasi tanpa menimbulkan korban jiwa.
Pasukan Israel juga menyerang daerah Krom 'Ashour dan meledakkan rumah milik keluarga tahanan Mahmoud Al-Nasser, yang ditangkap dua minggu lalu.
Sejak Awal Agresi, 174 Warga Palestina Ditangkap
Komite Tahanan Palestina melaporkan bahwa pasukan penjajah Israel telah menangkap 174 warga Palestina di Tepi Barat sejak dimulainya agresi pada 21 Januari lalu. Sejumlah 120 di antaranya berasal dari Jenis dan 54 dari Tubas. Sebagian besar tahanan mengalami pemukulan dan penyiksaan sistematis selama penangkapan.
Sejak 21 Januari, Israel melancarkan operasi yang disebut “Tembok Besi” dengan mengawali serangannya di Jenin, kemudian memerluasnya ke Tulkarm pada 27 Januari dan Tamun pada 2 Februari.
Bersamaan dengan agresi di Gaza, militer penjajah Israel dan pemukim Ilegal terus meningkatkan serangan di Tepi Barat, menyebabkan 905 warga Palestina syahid, 7.000 terluka, dan 14.300 ditangkap sejak 7 Oktober 2023.
(Sumber : Al Jazeera)