Pesantren BIK Gelar TOT Team Outbond: Mencetak Pemimpin dan Trainer Andal yang Berdampak untuk Masyarakat
Selama tiga hari, Pesantren BIK (Bina Insan Kamil) menggelar kegiatan Training of Trainers (TOT) Team Outbond, Jumat (10/1/2025) malam hingga Ahad (12/1/2025). Acara yang diikuti oleh 21 peserta itu diadakan dalam rangka mencetak generasi pemimpin dan trainer andal yang mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat. Selama training, para peserta mendapatkan pelatihan intensif dari para fasilitator berpengalaman.
Digelar di kawasan Pesantren BIK yang asri di Bogor, acara tersebut dirancang untuk melatih keterampilan tentang kepemimpinan, kolaborasi, dan kreativitas, melalui serangkaian kegiatan outbond yang seru dan penuh manfaat. Selain itu, peserta juga disiapkan untuk menjadi tim trainer yang di masa depan memiliki kompetensi dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan pelatihan dan pengembangan. Pelaksanaan TOT itu tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga dilengkapi dengan berbagai aktivitas outbond, di antaranya tentang simulasi kepemimpinan, kolaborasi tim, Diskusi inspiratif dan Refleksi Inspiratif.
Ketua Panitia acara tersebut, Muhaimin Abu Kayyis, menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan kader-kader trainer dan pemimpin yang berdampak luas di masyarakat. “Kami ingin para peserta tidak hanya memiliki keterampilan, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan Islami yang kokoh. Mereka adalah masa depan umat,” ungkapnya.
Di dalam sesi pengarahan ba’da Subuh dalam kegiatan ini, Ketua Yayasan Pesantren BIK, Ustadz Zainal Muttaqin, memberikan pemaparan yang mendalam mengenai problematika umat Islam hari ini dan langkah transformasi yang perlu dilakukan. Di kesempatan itu, Ustadz Zainal membuka pemaparannya dengan menyoroti tantangan terbesar yang dihadapi umat Islam saat ini, yaitu sekulerisme.
“Sekulerisme telah memisahkan agama dari kehidupan. Akibatnya, umat kehilangan arah, menjadikan agama sekadar ritual tanpa ruh yang membimbing kehidupan bermasyarakat,” ungkapnya.
Ustadz Zainal lantas menekankan bahwa permasalahan itu tidak hanya merusak tatanan sosial, tetapi juga memutus hubungan umat dengan nilai-nilai Islam yang sejati. Kemudian, Ustadz Zainal menguraikan konsep transformasi yang diperlukan untuk membebaskan umat dari kondisi keterpurukan.
Transformasi tersebut mencakup lima tahap penting. Pertama, situasi umat yang secara umum masih jahil terhadap Islam (mengalami kebodohan dan keterasingan dari ajaran Islam). Tahap ini disebut Jahalah. Kedua, dari Jahalah menuju Ma'rifat (pengetahuan). Di sini timbul kesadaran akan ilmu dan nilai-nilai Islam.
Ketiga, dari ma'rifat dilanjutkan membentuk Fikrah (ideologisasi). Keempat, dari Fikrah bergerak dalam Harakah. Kelima, dari Harakah mewujudkan Ghoyah. Tujuan akhirnya adalah kejayaan Islam dan perbaikan umat secara keseluruhan.
“Proses ini tidak instant, tetapi dengan kesungguhan, kita bisa membawa umat menuju ghoyah, yakni visi tertinggi untuk membangun kembali peradaban Islam,” tegasnya.
Menurut Ustadz Zainal, TOT Team Outbond merupakan salah satu ikhtiar konkret dalam proses transformasi ini. Dengan menjadikan peserta sebagai trainer andal, acara ini menawarkan pendekatan baru dalam pendidikan dan pelatihan masyarakat.
“Melalui outbond, kita tidak hanya memberikan pelajaran teoritis, tetapi juga pengalaman langsung yang mampu mengubah cara pandang dan perilaku. Para peserta diharapkan menjadi agen perubahan yang dapat menyebarkan nilai-nilai Islami dengan cara yang kreatif dan inspiratif,” jelasnya.
Sambutan tersebut menjadi pembakar semangat peserta untuk menjalani setiap rangkaian kegiatan TOT dengan penuh dedikasi. Harapan besar pun tertanam, bahwa dari acara ini akan lahir kader-kader trainer yang mampu membawa perubahan positif bagi umat dan masyarakat.
Di dalam sesi refleksi, para peserta diajak untuk merenungkan perjalanan kegiatan, dari pembekalan materi kepemimpinan hingga simulasi pelatihan outbond. Peserta pun berbagi pengalaman dan menyampaikan kesan mendalam terkait transformasi yang mereka rasakan.
“Saya merasa lebih siap menjadi seorang trainer muda yang tidak hanya menginspirasi, tetapi juga memberikan solusi nyata bagi masyarakat,” ujar salah satu peserta dalam refleksinya.
Sedangkan Dimas Hermawan, salah satu pemandu kegiatan, menegaskan pentingnya menjaga semangat pasca-TOT. “Kegiatan ini bukan sekadar latihan, tetapi titik awal untuk terus bergerak dan menjadi pemimpin yang membawa perubahan yang bermanfaat,” katanya.
Setelah refleksi, sesi dilanjutkan dengan musyawarah Rencana Tindak Lanjut (RTL). Di dalam musyawarah ini, para peserta sepakat untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat dengan menyelenggarakan pelatihan berbasis outbond untuk para pelajar di sekolah, remaja masjid, dan komunitas. Komitmen peserta untuk melaksanakan rencana tersebut disambut baik oleh panitia dan pemandu. Selanjutnya, peserta akan bekerja sama dalam tim untuk menyusun modul pelatihan, menentukan lokasi, serta menjalin kerja sama dengan sekolah atau komunitas pelajar.
#TOTTeamOutbond #PesantrenBIK #MencetakPemimpinBerdampak