PM Qatar Gelontorkan Bantuan ke Suriah Pasca Jatuhnya Bashar Assad
Perdana Menteri Qatar, Tamim bin Hamad Al Thani, mengunjungi Suriah pada Kamis (30/1/2025). Kunjungan pertama Al Thani pasca jatuhnya rezim Assad ini bertepatan dengan proses transisi politik pemerintahan baru Suriah, dihelatnya acara penunjukan Ahmed Al-Sharaa sebagai presiden sementara pada Rabu (29/1/2025).
Amiri Diwan melaporkan melalui platform X, Tamimc tiba di Damaskus pada Kamis, diterima langsung oleh Presiden sementara, Ahmed Al-Sharaa. Selama pertemuan tersebut, Tamim Al Thani dan Ahmed Al-Sharaa membahas “kerangka komprehensif” untuk rekonstruksi Suriah, seperti yang diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Suriah, Asaad Al-Shaibani.
Al-Shaibani mengatakan dalam konferensi pers dengan Kementerian Luar Negeri Qatar, Mohammed Al-Khulaifi, “Di dalam pertemuan tersebut, kami membahas rencana yang komprehensif terkait kerja sama bilateral dengan rekonstruksi.”
“Diskusi kami mencakup sektor-sektor penting, termasuk infrastruktur, memastikan pemulihan hak-hak masyarakat, investasi dan perbankan, dan membuka jalan untuk pemulihan ekonomi, kesehatan, hingga pendidikan,” jelas Menlu Suriah.
Baca Juga :
Di sisi yang sama, Menlu Qatar mengumumkan, negaranya akan terus memberikan dukungan yang diperlukan, baik dari bidang kemanusiaan, pelayanan, maupun infrastruktur dan listrik.
“Proyek kami banyak, dan bahasan yang dibicarakan oleh Yang Mulia Emir dengan Yang Mulia Presiden ada mencakup beberapa bidang: aspek kemanusiaan, aspek pembangunan, dan aspek kemitraan ekonomi bilateral antara kedua negara,” tambah Menlu Qatar.
Dukungan Qatar terhadap Ekonomi Suriah
Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdul Rahman bin Jassim Al Thani, mengumumkan, negaranya akan memberikan dukungan teknis yang diperlukan, untuk memulihkan kembali infrastruktur yang diperlukan di Suriah. Salah satunya, Qatar akan menyediakan listrik kepada Suriah sebesar 200 megawatt secara bertahap.
Menurut sumber diplomatik di Doha, Qatar sedang memelajari bersama dengan Damaskus untuk menyediakan dana guna meningkatkan gaji sektor publik di Suriah.
Baca Juga :
Menyusul kedatangan otoritas baru di Damaskus yang dipimpin oleh Ahmed Al-Sharaa, setelah penggulingan Assad, Qatar menjadi negara kedua setelah Türkiye yang membuka kembali kedutaan besarnya di Damaskus. Doha menutup Kedutaan Besarnya di Damaskus dan memanggil kembali duta besarnya pada Juli 2011, beberapa bulan setelah meletusnya perang saudara di Suriah. Qatar adalah pendukung utama oposisi politik dan militer di negara itu selama konflik.
Berbeda dengan negara Arab lainnya, Qatar tidak melanjutkan hubungan diplomatik dengan Suriah pada era Al-Assad, yang kembali ke pelukan Arab dan mengikuti KTT Arab di kota Jeddah pada Mei 2023.
(Sumber: France 24)