Ratusan Ribu Warga Israel ke Luar Negeri Melarikan Diri dari Perang
Memasuki bulan ketiga pertempuran Badai Al-Aqsa, banyak warga Israel melarikan diri ke luar negeri, khususnya ke Eropa. Data Otoritas Imigrasi dan Kependudukan mereka menunjukkan bahwa sekitar 370.000 warga telah pergi meninggalkan Israel. Sedangkan media Israel, The Times Of Israel, mengabarkan, lebih dari 500.000 warga Israel telah meninggalkan negaranya selama pertempuran berlangsung.
Media tersebut juga menyatakan bahwa jumlah data warga yang meninggalkan Israel kemungkinan akan terus meningkat. Sebab, jumlah itu ditambah banyaknya warga Israel yang sedang berada di luar negeri sebelum pertempuran, dan ada pula warga yang sedang bepergian selama hari raya Yahudi pada bulan September lalu.
Baca Juga : Panas! Konflik Tajam Antara Netanyahu dengan Para Menterinya Imbas “Badai Al-Aqsa”
Tani Goldstein, wartawan media tersebut, mengatakan, pertempuran Badai Al-Aqsa secara signifikan telah mengurangi kedatangan orang Yahudi. Sejak awal pertempuran, hanya sekitar 2.000 imigran yang tiba di Israel, dibandingkan dengan rata-rata sekitar 4.500 imigran per bulan sebelum pertempuran. Hal itu menunjukkan bahwa penurunan kedatangan imigran lebih dari 70%.
Analisis data dan informasi yang dilakukan oleh Goldstein itu memperkuat apa yang juga dilaporkan oleh jurnalis Shlomit Lin dalam laporannya di surat kabar The Marker.
Membeli Rumah di Luar Negeri
Surat kabar The Marker mengutip survei yang dilakukan oleh Geographic Mapping Group dari Real Estate Center pada bulan September lalu, menunjukkan bahwa sekitar 20% keluarga di Israel tertarik untuk membeli properti (rumah/apartemen) di luar negeri, semisal di Yunani, Siprus, dan Portugal. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya ketegangan keamanan di Tepi Barat dan Jalur Gaza, serta krisis politik akibat amandemen sistem peradilan Israel.
Sumber: Al Jazeera