Rektor IPB Usulkan Pola Pendidikan Lebih Holistik yang Integrasikan Aspek Intelektual, Emosional, dan Spiritual

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Arif Satria, SP, MSi, menyampaikan pesan inspiratif dalam acara Muktamar ke-7 Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (14/9/2024). Di dalam pesannya di hari kedua penyelenggaraan Muktamar ke-7 Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) itu, ia mengungkapkan pandangan menarik mengenai kesuksesan.

Arif Satria ketika itu mengutip sebuah survei yang mengidentifikasi 100 faktor penunjang kesuksesan. Menurut survei tersebut, IQ menempati urutan ke-21.

“Jadi kalau kita punya IQ 150, jangan bangga dulu,” ujarnya dengan nada mengingatkan.

Ia juga menyoroti bahwa menurut survey itu, bersekolah di institusi favorit menempati urutan ke-23, dan memiliki IPK sempurna (4,0) berada di posisi ke-30 dalam daftar urutan faktor penunjang kesuksesan.

Enam Pilar Utama Kesuksesan

Di dalam dialog tersebut, Arif Satria menekankan enam pilar utama yang dianggap penting dalam mencapai kesuksesan. Pilar pertama adalah integritas. Ia menegaskan, tanpa integritas, semua pencapaian akan kehilangan makna. Kedua adalah kedisiplinan. Ia pun menggambarkan pentingnya disiplin dalam hidup dengan kalimat, “Orang kalau sudah tidak punya kedisiplinan, wasallam”.

Ketiga, Arif menekankan pentingnya memiliki jaringan pertemanan atau relasi yang luas. Keempat adalah dukungan dari pasangan. Menurut dia, dukungan emosional dan moral dari pasangan dapat memberikan kekuatan besar dalam menghadapi tantangan hidup. Yang kelima adalah kerja keras. Ia menyebut, kerja keras tidak bisa diabaikan. Kita harus bekerja lebih keras dari orang lain,” tambahnya.

“Back to Zero” di Fitrah Fest 2024
Sejumlah pembicara yang merupakan tokoh publik nasional dan influencer muslim hadir di acara Fitrah Dest 2024. Di antaranya dr. Aisyah Dahlan, Mamah Dedeh, ustadz Fatih Karim, Pesulap Merah, Snada, Annisa Theresia, Billy Joe Ava, dan Koh Dondy Tan.

Dan pilar terakhir, kata Arif, adalah passion atau semangat dalam menjalani profesi yang kita pilih.

Pendidikan Masa Depan: Menjadi Pembelajar Sejati

Lebih lanjut, Prof. Arif Satria menyoroti pentingnya transformasi dalam sistem pendidikan Indonesia. Menurut dia, masyarakat harus didorong untuk menjadi pembelajar sejati. Pembelajar yang terus beradaptasi dan belajar sepanjang hidup.

Aspek-aspek material seperti keterampilan dan teknologi perlu dikembangkan, tetapi aspek kemanusiaan juga harus diperhatikan,” tuturnya.

Ia menekankan, kepedulian terhadap sesama dan rasa kemanusiaan adalah faktor penting dalam mendukung kebahagiaan. “Kepedulian, kemanusian, dan sebagainya. Karena, itu adalah faktor pendukung happiness (kebahagiaan, red), tambahnya.

Yang menarik, di kesempatan itu, Prof. Arif Satria mengusulkan pola pendidikan yang lebih holistik. Ia usulkan pola pendidikan itu dengan mengintegrasikan aspek intelektual, emosional, dan spiritual. Sebab, menurut dia, pendidikan yang hanya fokus pada bidang akademis saja tidak akan cukup untuk membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan global. Tetapi dengan pendekatan holistik, Indonesia dapat menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, melainkan juga berempati, beretika, dan berintegritas.

Pola pendidikan harus holistik, pendidikan yang di integrasikan antara intelektual, emosional, dan spiritual,” jelasnya.

Lewat pesan tersebut, Prof. Arif Satria berharap agar Indonesia mampu melahirkan generasi yang sukses. Tidak hanya sukses dari sisi materi, tetapi juga dari sisi moral dan kemanusiaan.