Resensi: Akar Konflik Politik Islam di Indonesia
Penulis: Ma'rifatullah, Lc (Pegiat Literasi)
Buku ini menggambarkan pergulatan partai politik Islam sejak massa kemerdekaan hingga reformasi. Dari mulai fragmentasi politik secara struktural hingga pembelahan secara kultural, lalu dicuplik juga perjalanan sarekat dagang Islam yang akhirnya bertranformasi menjadi partai politik, hingga euforia yang menyelimuti seantero bangsa atas peristiwa reformasi yang berhasil menumbangkan Soeharto hingga melahirkan puluhan partai Islam baru pada pemilu 1999.
Ummat Islam baik ketika masa penjajahan maupun ketika masa kemerdekaan sebenarnya sudah berjuang dengan sangat baik. Mengorbankan seluruh harta bahkan hingga nyawa demi menebus kemerdekaan dari penjajahan.
Namun, ketika memasuki masa kemerdekaan pergulatan politik yang penuh intrik pun terjadi. Harapan agar penerapan syariat Islam yang tertuang di dalam piagam Jakarta (yang disepakati oleh panitia sembilan), sirna seketika akibat penolakan yang tak jelas sumbernya. Pada, akhirnya para tokoh Islam terpaksa menerima penghapusan tersebut dengan harapan dilaksanakannya kembali piagam Jakarta di masa yang akan datang.
Berbagai perjuangan ummat Islam di arena politik praktis dilakukan, debat demi debat dengan kelompok sekuler dihadapi, sidang demi sidang (baik di Dewan Konstituante atau di DPRS) ditempuh namun harapan itu belum kunjung muncul. Malah yang ada adalah fragmentasi politik antar umat Islam makin menampakkan wujudnya di permukaan.
Manuver demi manuver dari lawan politik Islam terus berjalan dan di saat yang sama umat Islam menghadapi kenyataan bahwa ada keretakan di antara pemimpin partai Islam. Ada perasaan tidak puas dari beberapa pemimpin dengan pemimpin lainnya, puncaknya salah satu faksi umat Islam dalam partai Masyumi yaitu Nahdlatul Ulama atau NU memisahkan diri dan membentuk partai sendiri yaitu partai NU.
Ketika pelaksanaan pemilu pertama di tahun 1955 PNI memimpin dengan jumlah suara terbanyak di susul partai Masyumi dan partai NU. Otomatis dengan perolehan tersebut PNI yang berhaluan nasionalis sekuler memimpin kabinet pada saat itu.
Ada beberapa faktor konflik di tubuh partai islam yang di sebutkan oleh penulis. Selain perbedaan cara pandang dalam menyikapi suatu permasalahan hingga perebutan pengaruh dalam partai maupun pembagian jabatan di pemerintahan.
Puncaknya pada pemilu 1999 ketika orde baru tumbang lahirlah berbagai partai Islam yang secara sekilas memiliki banyak kesamaan dalam ideologi dan visinya. Bahkan, ada partai yang memiliki basis masa yang sama, hal tersebut menjadi bukti betapa rapuhnya persatuan diantara tokoh umat, secuil perbedaan bisa melahirkan partai baru, akhirnya umat pun bingung dengan sikap para tokohnya dan pemilu pun dimenangi partai sekuler.
Buku ini sangat layak di baca oleh mereka yang memiliki perhatian terhadap kondisi politik umat Islam, karena suara umat Islam sering kali hanya di perebutkan ketika menjelang pemilu namun, setelah itu di tinggalkan tanpa peduli.
Karena buku ini di tulis pada tahun 2008 maka ada banyak fenomena yang seharusnya bisa dipotret yang ternyata gejala fragmentasi partai Islam masih terjadi hingga kini. Munculnya partai ummat, partai Masyumi, partai Gelora adalah sedikit kejadian di masa lalu yang kembali terulang, padahal salah satu tujuan di tulisnya buku ini adalah agar kita bisa mengambil ibroh dari kejadian masa lalu alias tidak terperosok ke dalam lubang yang sama.
Judul buku: Akar konflik politik Islam di Indonesia
Pengarang: Dhurorudin Mashad
Penerbit: Pustaka Al Kautsar
Tanggal Terbit: Juni 2008
Tebal halaman: 336 halaman