Rusuh di Inggris: Kelompok Sayap Kanan Ancam Komunitas Muslim

Prasangka sudah kadung meluas menjadi amukan irasional. Sejumlah masjid di Inggris menjadi target pengancaman, bahkan penyerangan.

Semenjak Selasa, 30 Juli 2024 yang lalu, demonstrasi anti muslim pecah di Inggris. Berawal dari Kota Southport. Islamic centre dan masjid di kota itu menjadi target demontrasi dan penyerangan.

Kerusuhan dipicu adanya insiden penusukan anak-anak dari kelas dansa-tari yang sedang menghadiri acara liburan musim panas bertema Taylor Swift. Acara pada 29 Juli 2024 tersebut dihadiri anak usia 6 hingga 11 tahun. Akibat serangan itu, tiga orang anak-anak tewas dan delapan anak yang lainnya mengalami luka tusukan.

Berbagai spekulasi dan hoaks beredar luas, bahwa tersangka penusukan adalah imigran dan beragama Islam. Hoaks inilah yang memicu kerusuhan.

Dikutip dari Investing.com, sebuah kelompok kampanye anti rasialisme dan penentang utama ekstrimisme sayap kanan bernama Hope Not Hope menyebut, huru-hara itu meledak setelah apa yang mereka sebut sebagai “Badai informasi palsu” menyeruak melalui media sosial warga setempat. Hoaks kemudian meluas ke kota-kota lain. Kerusuhan yang sama pun kemudian terjadi di kota lain.

Keterlibatan kelompok sayap kanan ditengarai oleh beberapa pihak sebagai agitator yang membuat kerusuhan itu meluas dengan cepat. Kelompok sayap kanan sejauh ini memang mengambil sikap yang amat jelas terkait imigran dan Islam. Mereka anti imigran dan anti Islam sekaligus.

Kelompok sayap kanan merasa komunitas imigran dan terutama muslim telah merampas identitas asli warga Inggris. Mereka menuding pula bahwa para imigran menyerobot hak mereka untuk memperoleh pekerjaan yang mestinya menjadi hak warga asli.

Kapolri Kaget, Presiden Kaget, tetapi Rakyat Lebih Kaget kok Mister “T” Belum Juga Ditangkap!
Benny bahkan menggambarkan bahwa Presiden dan Kapolri kaget dengan sosok yang ia sebutkan inisialnya itu. Bahkan ia menyebut rapat terbatas itu agak heboh dengan pengungkapannya tentang sosok Mr T ini.

Kampanye kelompok sayap kanan teridentifikasi dari masifnya pesan mereka melalui media sosial. Seruan untuk menolak imigran dan slogan anti Islam meluas dengan mengambil jargon “Cukup sudah” dan “Hentikan kapal-kapal”. Dua jargon tersebut menjadi kata kunci atas penolakan mereka sekaligus untuk menggerakkan demontasi di kota lain dengan memanfaatkan isu liar penusukan itu.

Akibatnya, dari Southport demonstrasi dan kerusuhan menular ke kota-kota Liverpool, London, Hartlepool, Middlebsrough, bahkan merambah ke Belfast yang telah masuk kawasan Irlandia Utara. Mosque Security, sebuah badan yang memberikan sarana keamanan kepada pemimpin agama dan masjid, menyatakan, mereka mendapatkan lebih dari 100 kali panggilan permintaan bantuan dalam beberapa hari ini.

Setidaknya 10 masjid dari berbagai kota dilaporkan telah diintimidasi dan diserang dengan demonstrasi yang mendekati tindakan persekusi. Sebuah kelompok yang fokus pada isu Islamophobia di Inggris menyebut bahwa kelompok ekstremis kanan memanfaatkan kekisruhan ini untuk membidik masjid dan komunitas muslim sebagai target.

Bukan Imigran dan Bukan Muslim

Belakangan diketahui bahwa pelaku penusukan ternyata bukan imigran dan tidak beragama Islam. Remaja yang awalnya disembunyikan identitasnya itu – karena masih anak-anak – akhirnya diungkap juga identitasnya demi meredam amuk massa yang terus meluas. Pihak berwenang kemudian menyebutkan bahwa tersangka telah ditangkap. Namanya adalah Axel Rudakubana. Ia lahir di Cardiff, Wales.

Axel dan keluarganya bukan imigran, meskipun ayahnya berasal dari Rwanda. Keluarga Axel juga bukan penganut Islam. Bahkan, mengutip kesaksian tetangganya, sebagaimana dilansir oleh Mirror, Axel Rudakubana dan keluarganya sangat terlibat dalam kegiatan gereja setempat. Axel bahkan digambarkan sebagai “Anak paduan suara yang pendiam”.

Namun, kerusuhan masih terus terjadi dan meluas. Pihak kepolisian bahkan menyebut bahwa kerusuhan ini adalah yang paling buruk dalam 11 tahun terakhir. Dan melihat eskalasinya, bahkan pesohor Elon Musk membuat prediksi yang mengagetkan: Inggris akan mengalami perang saudara!

Kekuasaan Hanya Segenggam, Taburlah Kebaikan
Gunakanlah sebaik mungkin untuk mengurus rakyat dengan efektif. Taburlah kebaikan sebanyak mungkin di ladang kekuasaanmu, agar namamu langgeng dalam ingatan sejarah.

Pertumbuhan Islam di Inggris

Satu hal yang pasti, kerusuhan anti Islam di Inggris dipicu oleh banyak hal. Situasi ekonomi dan ketidakpuasan politik dinilai banyak pihak menjadi faktor yang paling mendasar.

Bloomberg bahkan melaporkan bahwa angka pengangguran di Inggris mengalami peningkatan pada tiga bulan terakhir tahun 2023 hingga Januari tahun 2024. Dari 3,8% menjadi 3,9%. Pertumbuhan upah juga dilaporkan melambat dari 6,2% menjadi 6,1%. Pelambatan ini terjadi selama 5 periode beruntun.

Hal lain yang juga memunculkan kecemburuan sosial yang luas, adalah fakta bahwa Islam telah menjadi agama yang amat populer di Inggris. Saat agama-agama lain mengalami penurunan jumlah pemeluk, Islam justru mengalami lompatan pertumbuhan.

The Office for National Statistics (ONS) mencatat, mulai terjadi peningkatan pemeluk Islam di Inggris pada tahun 2022. Di dalam laporan ini disebutkan bahwa Islam mengalami lonjakan pertumbuhan. Tahun 2011 hanya ada 2,7 juta jiwa penduduk muslim di Inggris, pada tahun 2022 mencapi 3,9 juta jiwa.

Yang tak kalah mengejutkannya, Kristen yang selama ini menjadi agama mayoritas justru terus mengalami penurunan. Dari data riset yang sama, terlihat jumlah pemeluk Kristen merosot tajam dari 59,3% menjadi 46,3 persen. Islam dan ateisme yang konsisten mengalami kenaikan.

Pertumbuhan jumlah masjid dan Islamic Centre juga mengiringi pertumbuhan tersebut. Bahkan mulai sering terjadi alih fungsi gereja menjadi masjid. Sebuah gereja yang telah berusia 150 tahun lebih di Bradford juga alih fungsi menjadi masjid.

Yang paling spektakuler tentu saja naiknya jumlah warga asli Inggris yang memeluk Islam. Selama ini muslim identik dengan imigran. Kini tidak lagi. Bahkan, CNBC Indonesia pernah mewartakan bahwa “Muhammad” menjadi nama bayi laki-laki paling populer di Inggris pada tahun 2022 yang lalu.

Perlu 700 Miliar untuk Tunjukkan Betapa Rapuhnya Kedaulatan Data Kita
Dana 700 miliar yang berujung pada “Mengumpankan” data bangsa dan negara kepada hacker secara empuk dalam satu wadah rapuh pula, cuma mengindikasikan dua hal. Pertama, ketidaan visi itu. Kedua, korupsi dan proyekisme!

Hoaks Membuka Mata

Kerusuhan di Inggris dalam beberapa hari ini kiranya menjadi titik balik untuk makin diterimanya Islam di tanah Inggris. Hoaks yang memfitnah pemeluk Islam di Inggris dan telah dipatahkan oleh otoritas Inggris sendiri, kiranya dapat membuka mata kalangan yang benci terhadap Islam, bahwa Islam sangat jauh dari yang mereka persangkakan.

Kiranya Allah menguatkan kaum muslimin di Inggris dan melindungi mereka dari semua kezaliman dan tipu daya. Serta membuka hati penduduk Inggris yang tak memiliki kedengkian serta condong pada kebenaran untuk segera memperoleh hidayah Allah dan menguatkan kedudukan Islam di benua biru.

“Mereka melakukan makar (tipu daya), dan Allah membalas makar (tipu daya) mereka itu. Dan Allah sebaik-baiknya Pembalas tipu daya.” – QS. Ali Imran:54