Sejumlah 16.000 Porsi Makanan Hangat Tembus Gaza, Sikapi Krisis Gizi yang Memburuk
SMART 171 berhasil menyalurkan 16.000 porsi makanan hangat ke warga Palestina di Gaza. Makanan sebanyak itu disalurkan dalam dua gelombang distribusi bantuan kemanusiaan sepanjang Mei dan Juni 2025. Distribusi dilakukan untuk merespons kondisi darurat kemanusiaan yang terus memburuk akibat blokade dan agresi militer Israel yang masih berlangsung.
Bantuan tersebut disalurkan secara bertahap, masing-masing 8.000 porsi pada Mei dan 8.000 porsi pada Juni, dengan fokus di wilayah-wilayah paling parah terdampak, termasuk Gaza Tengah dan Rafah, di mana pengusiran paksa menyebabkan mayoritas warga berkonsentrasi di sana. Distribusi makanan hangat ini menjadi salah satu bentuk respons cepat terhadap meningkatnya jumlah warga yang menderita kelaparan.
Laporan badan-badan kemanusiaan internasional, termasuk WFP dan UNRWA, menunjukkan, lebih dari 1 juta warga Gaza saat ini hidup dalam kondisi rawan pangan ekstrem. Banyak keluarga hanya mampu makan satu kali sehari atau bahkan tidak sama sekali.
Ketua MUI Kutuk Sekeras-Kerasnya Perampasan Waqaf Masjid Ibrahim oleh Zionis
"Di tengah blokade yang membuat bantuan sulit masuk, makanan hangat adalah bentuk intervensi langsung yang paling dibutuhkan. Banyak keluarga yang tidak punya dapur, tidak ada listrik, dan tidak mampu memasak apa pun," ujar salah satu relawan lokal yang terlibat dalam distribusi. Program distribusi makanan ini menargetkan semua kalangan. Nasi berempah menjadi menu yang disajikan, dibantu mitra lokal.
Hingga Juni 2025, angka kematian akibat kelaparan dan kurang gizi di Gaza terus meningkat. UNRWA mencatat, setidaknya 67 anak wafat akibat malnutrisi.
Distribusi makanan siap saji diharapkan bisa menjadi solusi konkret dari bencana kelaparan sistematis yang ditimpakan Israel. Meski, tentu, harus ada solusi induk semisal diakhirinya genosida, atau minimal dibukanya gerbang kemanusiaan.