Sejumlah Tokoh Maluku dan Maluku Utara Hadiri Buka Puasa Bersama dan Dialog Publik SEMAINDO HALBAR
Sentrum Mahasiswa Indonesia Halmahera Barat DKI Jakarta (SEMAINDO Halbar) mengadakan Dialog Publik dan Buka Puasa Bersama di cafe Tentang Kopi, Menteng, Jakarta pusat, Sabtu (6/4/2024). Acara yang dimulai pukul 17.00 WIB itu dihadiri para mahasiswa Halmahera Barat yang ada di Jakarta. Turut hadir pula mahasiswa dari daerah lain di sekitar Maluku dan Maluku Utara.
Buka Puasa Bersama dan Dialog Publik SEMAINDO Halbar menghadirkan sejumlah tokoh, akademisi, dan pengamat. Di antaranya adalah Ketua Umum Front Pemuda Muslim Maluku (FPMM), H. Umar Ohoitenan yang dikenal sebagai Umar Kei; Muhammad Adim Rajak (akademisi); Pengamat Ekonomi, Riyanda Barmawi; dan Mansur Husen.
Di kesempatan itu, Umar Kei menyampaikan sambutan sebelum diskusi publik dimulai. Ia menyampaikan harapan agar perkumpulan itu bukan hanya untuk para mahasiswa dari Halbar atau Maluku Utara saja. Tetapi nantinya juga mengajak mahasiswa dari Maluku. Umar Kei juga berpesan agar para mahasiswa Halbar tetap menjalin silaturahmi dengan orang tua.
“Kita anak-anak muda, kalau tanpa orang tua, kita seperti batu kapur yang ada di laut. Tanpa ada arah. Jangan hanya kita berkumpul dengan anak muda saja, tetapi perkumpulan kita juga harus dihadiri oleh orang tua, supaya kita lebih mengenal tentang budaya,” pesannya.
Umar Kei menutup sambutannya dengan memotret isu politik di Maluku Utara yang sebentar lagi akan mengadakan pesta demokrasi, yaitu Pemilihan Gubernur, Walikota dan Bupati. Ia berpesan kepada mahasiswa agar menggunakan hak pilih dengan baik.
Baca juga: Pesantren As Syafi’iyah Bertekad Terus Rawat Anak Yatim
“Sebentar lagi kita akan memilih Gubernur Maluku Utara, juga Walikota dan Bupati. Saya berharap, kita memilih tokoh-tokoh dan orang-orang yang punya adab terlebih dahulu. Punya iman terlebih dahulu. Jangan kita memilih karena dia punya duit, terus kita memilih dia. Tidak!” katanya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan dialog publik bertema “Potret 3 Tahun Halbar dalam Angka Pertumbuhan: Prestasi atau Ilusi?”. Di dalam sesi diskusi itu, akademisi Adim Rajak menyoroti sumber daya manusia dan potensi parawisata yang ada di Halmahera Barat. Menurut dia, sumber daya daerah itulah yang akan membawa kemajuan untuk daerah.
“Lokomotif kemajuan suatu daerah kita lihat dari kemajuan yang ada pada masyarakat itu sendiri. Termasuk pada aspek ekonomi. Terkait dengan parawisata, Halmahera Barat ini memiliki salah satu potensi di bidang parawisata yang tidak bisa dianggap remeh,” katanya.
Namun, Adim menekankan, meski ada potensi besar di sektor pariwisata, hal itu tak akan berjalan baik jika tidak ditopang dengan sumber daya manusianya. Salah satu cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah menaikkan mutu pendidikannya. Maka, peran SEMAINDO Halbar penting dalam melakukan sosialisasi pendidikan.
“Soal paradigma sumber daya manusia di Halmahera Barat penting dilakukan. Termasuk bagaimana membentuk kesadaran konstruk pendididkan dari SEMAINDO Halbar di Halmahera Barat, untuk kemudian dilakukan peningkatan kesadaran terkait kemajuan suatu daerah. Dan ini penting. Kalau bisa, generasi Halmahera Barat ini banyak juga yang menempuh kuliah di Jakarta maupun di wilayah Jabodetabek dan lain-lain. Dan peran SEMAINDO Halbar itu penting dalam rangka melakukan sosialisasi pendidikan. Sehingga, itu menjadi harapan tunas bangsa dan kemudian (setelah selesai kuliah) mereka akan balik dan membangun Halmahera Barat,” urainya.
Sedangkan Riyanda Barmawi memotret kepimimpinan Halbar kini yang cenderung melemah dari segi ekonomi. Ia memotret, pertumbuhan ekonomi Halbar melemah yang antara lain karena persoalan kepastian kebijakan.
Baca juga: IDEAS: Potensi Zakat Fitrah 2024 Tembus 5,3 Triliun Rupiah
“Ada problem karakter kepemimpinan. Saya mengoreksi kebijakan ekonomi. Mengapa Halbar patut diperbincangkan dalam konteks ekonomi? Pertama, karena soal pertumbuhan Halbar melemah. Problem yang komples di daerah tersebut adalah soal kepastian kebijakan, sehingga yang terjadi adalah ketimpangan kebijakan. Tidak ada kebijakan yang tuntas ditunaikan,” kritiknya.
Selain itu, Riyanda juga menyinggung soal ego kepemimpinan dan ketidakdewasaan pemimpin. Hal itu juga turut membuat pertumbuhan Halbar sulit melaju.
“Di Halmahera Barat, misalnya, ada 15 sampai 20 kecamatan. Kalau kepala daerah dia kalah di lima kecamatan itu – sebut saja kecamatan a, b, c, d, e – besok ketika dia memimpin, dia nggak akan memperhatikan kecamatan-kecamatan itu. Yang dia rawat adalah basis dari wilayah kemenangan. Kalau itu yang terjadi, maka lanskap pembangun akan mengikuti catur politik kekuasaan dia dan akan berganti mengikuti kekuasaan. Wilayah yang dia menang maka itulah yang mendapatkan suplay APBD besar,” katanya.
Terakhir, Mansur Husen menyoroti tentang kekayaan laut Maluku Utara. Ia menyampaikan bahwa jika pengelolaan ikan laut dilakukan dengan benar, para mahasiswa tidak perlu mebayar biaya kuliah. Sebab, hasil ikan laut itu sudah mencukupi.
“Potensi Halbar itu hanya ada dua. Yaitu potensi wisata dan perikanan,” ujar Mansur.
Dialog seputar Halmahera Barat tersebut kemudian ditutup pada pukul 21.00 WIB dengan sesi foto bersama. SEMAINDO Halbar sendiri adalah organisasi kepemudaan yang ada di Jakarta. Organisasi itu menghimpun Mahasiswa Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, yang turut aktif dalam mengontrol kebijakan Pemerintah Kabupaten Halbar.