Senator Senior AS Kecam Pasokan Senjata kepada Netanyahu
Seorang Senator Independen Amerika Serikat (AS), Bernie Sanders, menyerukan untuk mengakhiri kolusi antara pemerintah AS dengan pemerintah Penjajah Israel dalam pembantaian rakyat Palestina. Hal itu ditegaskan Sanders dalam pidatonya di hadapan para senator, Rabu (18/9/2024). Di dalam pidatonya itu, Sanders mengungkap bahwa pekan depan pihaknya akan menyerahkan rancangan resolusi kepada Kongres AS, untuk selanjutnya dilakukan pemungutan suara, guna menghentikan kesepakatan senjata AS-Israel senilai $20 miliar.
Politikus Senior AS itu menekankan, pembantaian di Gaza benar-benar dilakukan dengan menggunakan peralatan militer Amerika. Dia mengecam keterlibatan negaranya dalam tragedi kemanusiaan tersebut. Tindakan itu menurut dia menunjukkan, Israel telah menggunakan senjata Amerika untuk melanggar hukum internasional di Gaza.
Di dalam kesempatan itu, Sanders menjelaskan dampak dari pasokan senjata dan dana yang dikirimkan kepada Penjajah Israel. Serta kondisi para warga Gaza akibat tindakan Penjajah.
“Sejumlah 60% korban perang Israel yang berlangsung di Gaza selama kurang lebih satu tahun adalah perempuan dan anak-anak. 90% penduduknya mengungsi akibat pembantaian tersebut,” jelas mantan anggota DPR AS itu pula.
Anak dari orang tua berdarah Yahudi keturunan Polandia itu pun berulang kali menyerukan segera diakhirinya dukungan militer dan keuangan untuk Penjajah Israel. Ia juga menuduh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah membumihanguskan sekumpulan etnis di Jalur Gaza.
Namun, meski muncul suara-suara dalam Kongres yang mengecam perang di Gaza, mayoritas anggota parlemen Amerika Serikat dari Partai Demokrat dan Republik mendukung pasokan senjata dan dana kepada Penjajah Israel. Maka, peluang untuk meloloskan rancangan resolusi apa pun yang bertentangan dengan kebijakan tersebut tampak tidak ada.
Pada pertengahan Agustus 2024, pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, sepakat untuk menjual senjata senilai $20,3 miliar ke Israel dalam 5 paket terpisah. Kesepakatan ini termasuk penjualan 50 pesawat tempur F-15A dan F-15AH, serta amunisinya senilai $18,9 miliar. Ini merupakan bagian terbesar dari total penjualan.
(Sumber: Al-Jazeera & Anadolu)