Serial Batu Bata: Tetap Memegang Prinsip dan Tak Ada Tawar Menawar (Bagian 4)

Referensi dan pengalaman yang baik akan membentuk perilaku yang baik sebagaimana juga sebaliknya, referensi dan pengalaman yang buruk akan membentuk perilaku yang buruk. Saat perilaku kita tergantung pada referensi dan pengalaman maka kita sudah seharusnya berhati-hati dalam menerima informasi. Dan informasi yang baik dan bermanfaat itu disebut oleh alquran dengan ilmu. “Fa’lam annahu la ilaha illallah.”

“Maka ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.” -- QS. Muhammad:19

Bahwa informasi yang paling bermanfaat adalah ilmu tentang tidak ada Tuhan selain Allah. Itulah satu-satunya ilmu yang bermanfaat kelak di akhirat saat diri kita diselamatkan olehnya dari jilatan api neraka, atau dari kekalnya seseorang di neraka.

Maka betapa pentingnya mencari informasi yang baik dan benar agar bermanfaat buat hidup. Informasi yang baik dan benar akan mengokohkan langkah dan perjuangan seseorang. Beribu badai datang silih berganti tak akan mampu menyurutkan langkahnya. Bertubi ujian yang datang menghadang tak akan mampu menggoyahkan jiwa.

Semua mampu dilalui dan diatasi tersebab adanya ilmu yang menuntun mereka. Maka dari itulah kita banyak disuguhi kisah-kisah agung dalam al-quran tentang level tawakal para nabi yang senantiasa berada di puncak. Tak pernah ada cerita level ketawakalan mereka turun. Dan keberadaan tawakal mereka di level tertinggi itu bukti nyata bahwa mereka memegang ilmu yang baik dan benar tentang Allah Tuhan mereka.

Tuhan yang menjanjikan kebaikan kepada setiap hamba-Nya yang tak pernah melenceng dari syariat, hamba-Nya yang tak pernah membuat-buat sendiri jalan agamanya. Mereka percaya bahwa Allah adalah Tuhan yang tak pernah mengingkari janji-Nya.

Tapi tak semua orang sanggup melewati setiap ujian yang Allah berikan. Bahkan ada banyak yang mulai melunturkan prinsip dan idealisme. Sebagaimana dalam sebuah hadis tentang tujuh ujian yang senantiasa menanti seseorang.

  • Tak semua orang mampu melewati ujian kemiskinan.
  • Tak semua orang mampu melewati ujian kekayaan.
  • Tak semua orang mampu melewati ujian sakit yang merusak.
  • Tak semua orang mampu melewati ujian masa tua yang melelahkan.
  • Tak semua orang mampu melewati ujian kematian yang mendadak.
  • Tak semua orang mampu melewati ujian rayuan Dajjal akhir zaman.
  • Tak semua orang mampu melewati ujian datangnya kiamat yang mengerikan.

Tapi akan tetap ada seorang hamba yang diselamatkan oleh Allah pada setiap ujian. Sebab Allah telah menjanjikan hal itu. Tentunya dengan syarat-syarat yang berat, yaitu tak pernah goyah saat memegang erat prinsip agama. Ia adalah hamba yang diumpamakan oleh Rasulullah ﷺ sebagai orang yang sabar dalam memegang bara api di saat banyak orang tak kuasa menggenggamnya. Dan memang benar adanya, bahwa memegang prinsip agama itu ibarat menggenggam bara api.

Ibarat batu bata, ada kalanya tetap dalam keadaan tak bisa menyatu dan tak mau berpadu jika persatuan dan perpaduan tersebut mengharuskannya meninggalkan prinsip yang justru bisa merusak total bentuk dirinya.