Setelah Produk Makanan, Gerakan Boikot Dunia Menjalar ke Produk Seni Penjajah
Penjajah Israel kian terpojokkan oleh berbagai aksi solidaritas dari masyarakat internasional yang membela Palestina. Gaung gerakan boikot pun semakin terdengar, guna mendesak penjajah dari sisi ekonomi. Media sosial juga ramai memberikan informasi mengenai krisis pelaparan massal di Jalur Gaza.
Lini bidang kesenian tak ketinggalan. Beberapa film produksi penjajah Israel memang masih tetap ditayangkan di festival-festival internasional. Namun di sisi lain, konser para artis Israel dibatalkan karena protes dari masyarakat pro-Palestina. Kesenian dan kebudayaan milik "Israel" kini menghadapi penolakan yang semakin meluas.
Gerakan Boikot terhadap Kesenian Penjajah
Pada Jumat (1/8/2025) lalu, Royal Ballet dan Opera (RBO) Inggris membatalkan produksi “Tosca” yang sedianya akan digelar pada tahun 2026 di Israeli Opera, Tel Aviv. Fenomena itu terjadi setelah hampir 200 staf menandatangani surat protes terkait hubungan organisasi tersebut dengan penjajah Israel di tengah genosida Gaza. CEO RBO, Alex Beard, mengonfirmasi keputusan itu melalui pesan internal. Ia mengakui adanya surat protes tersebut.
“Kami telah memutuskan bahwa produksi baru kami, Tosca, tidak akan dibawa ke Israel,” katanya.
Tak hanya itu. Beberapa artis penjajah israel juga terdampak aksi pemboikotan masyarakat internasional. Di antaranya, Noga Erez menghadapi serangkaian pembatalan konser di luar negeri. Linet membatalkan konsernya di Turki setelah gelombang protes pro-Palestina. Yasmin Levy pertunjukannya dibatalkan meski ia mencoba tetap tampil.
Alasan penolakan tersebut sama. Yaitu karena mereka merupakan "orang Israel," – tidak diinginkan secara artistik.
Berbagai lembaga budaya kini menganggap seniman Israel sebagai pihak yang tidak diterima. Pemboikotan lewat seni dipandang sebagai sikap moral melawan penjajahan. Hanya dengan memegang paspor "Israel", seorang artis bisa ditolak tampil.
Seorang sutradara asal Israel yang kini berkarya di Eropa mengungkapkan, “Satu-satunya cara agar saya bisa terus bekerja adalah dengan mengatakan: ‘Saya orang Israel dan saya menolak genosida’.”
(Diolah dari berbagai sumber)
Ketahui kisah epik perjuangan wanita Palestina dalam menjaga dan memperjuangkan tanah yang diberkahi Al Quds dalam ebook eksklusif Sabili.id berjudul “Kepahlawanan Perempuan Palestina untuk Perubahan Dunia”.
Dapatkan ebook di link berikut :