Tadabbur Surat Al-Baqarah Ayat 155 (Bagian 2): Konsep Ujian dalam Islam
Setelah di tulisan sebelumnya kita membahas makna kalimat لَنَبْلُوَنَّكُم beserta alasannya, sekarang mari kita merenungi beberapa kalimat setelahnya dalam surat Al-Baqarah ayat 155.
“Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS Al-Baqarah [2]: 155).
- Makna بِشَيْءٍ
Huruf ba’ pada kalimat tersebut li at-tab’idh (menunjukkan sebagian). Hal ini menandakan bahwa kadar ujian bagi manusia dengan sebagian lainnya berbeda-beda dan telah ditentukan. Di dalam ayat lainnya disebutkan: لايكلف الله نفسا إلا وسعها (Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya).
Maknanya, “Kami benar-benar akan menguji kalian, sekarang dan di masa yang akan datang dengan kadar yang berbeda-beda (sudah ditentukan) … ”
- Alasan di balik penempatan urutan مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ
Maknanya, sebagian ujian akan datang berupa rasa takut dan rasa lapar …
Namun, pertanyaannya adalah mengapa rasa takut disebutkan terlebih dahulu dibandingkan ujian-ujian lainnya?
Alasannya, karena ujian yang menimpa perasaan dan pikiran lebih berdampak dibandingkan jika fisik yang merasakan sakit. Betapa banyak orang mampu bertahan menghadapi penderitaan fisik, tetapi gagal dalam ujian perasaan dan pikiran.
Salah satu kasus yang pernah menggemparkan dunia maya, ada seorang ibu dengan ekonomi menengah ke bawah yang membunuh anaknya lantaran khawatir anak-anaknya akan tumbuh besar dengan menderita. Mungkin peristiwa itu tidak akan terjadi jika hanya ibunya saja yang menanggung kelaparan.
Negara dengan tingkat kasus bunuh diri tinggi semisal Jepang menjadi buktinya. Menurut data Wikipedia, pada tahun 2020, 49% kasus bunuh diri di sana adalah akibat masalah kesehatan (termasuk mental dan fisik). Namun, karena kategori masalah kesehatan mencakup masalah mental (misalnya, depresi) dan fisik, sulit untuk membedakan keduanya. Sejumlah 17% karena masalah keuangan, 15% masalah rumah tangga, 10% masalah pekerjaan, sementara masalah hubungan dan sekolah masing-masing menyumbang 4% dan 2%, sedangkan 10% sisanya karena alasan lain.
Mereka memilih mengakhiri hidup karena beban pikiran dan perasaannya yang tidak kuat dengan ketakutan pada masa lalu dan kecemasan terhadap masa depan.
- Mengapa وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Lantas mengapa ujian merupakan kabar gembira bagi orang-orang yang sabar? Jika diperincikan lagi, obyek dari kalimat “berikan kabar gembira” adalah orang-orang yang beriman lagi bersabar. Di dalam 2 ayat sebelumnya berbunyi:
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Setidaknya ada 3 alasan mengapa orang beriman lagi sabar harus menganggap bahwa ujian merupakan kabar gembira dari Allah SWT. Ketiga alasan tersebut adalah sebagai berikut:
- Tenanglah menghadapi ujian, karena setiap orang pasti akan diuji, tanpa terkecuali.
- Yakinlah terhadap kadar ujian, karena Allah telah menetapkannya sesuai kesanggupan hamba-Nya.
- Bersyukurlah atas ujian, karena Allah menjanjikan balasan kebaikan yang tak terbatas bagi orang yang sabar.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam surat Az-Zumar ayat 10:
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan dicukupkan pahala mereka tanpa batas”