Tak Hanya Blokade Gaza, Penjajah Bunuh Puluhan Rakyat Sipil yang Kelaparan
Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) pada Selasa (10/6/2025) melaporkan, sebanyak 20 warga Palestina syahid dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan militer penjajah Israel. Lokasi kejadian itu berada di dekat pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Netzarim, wilayah tengah Jalur Gaza.
Sebelumnya, penjajah Israel dan Amerika telah menerapkan rencana distribusi makanan di empat titik yang diawasi oleh “Lembaga Kemanusiaan Gaza” –klaim mereka. Namun, yang terjadi di luar ekspektasi. Di sekitar titik lokasi tersebut lantas berubah menjadi kekacauan mematikan. Sebab, militer penjajah Israel dan gengnya bekerja sama membunuh puluhan warga Palestina yang mencoba mencapai titik distribusi.
Menurut Hamas, pendistribusian bantuan untuk rakyat Gaza yang diterapkan penjajah dengan kedok kemanusiaan itu telah berubah menjadi jebakan maut. Sejak diterapkan, aksi itu telah merenggut lebih dari 150 nyawa warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan. Ini merupakan kejahatan yang terencana untuk membiarkan bencana kelaparan bagi warga sipil.
“Yang terjadi bukan distribusi bantuan, melainkan jebakan maut yang sistematis,” tulis Hamas dalam pernyataannya.
Strategi Culas Penjajah
Ditilik dari sisi strategi, Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan, “Makanan adalah sumber kekuatan, sebab itulah penjajah Israel memanfaatkannya”.
International Crisis Group (ICG) menambahkan, inti dari rencana penjajah Israel adalah mengintegrasikan pengawasan pangan secara langsung ke dalam struktur militer, sehingga jalur kemanusiaan diarahkan untuk mengontrol pergerakan sipil sesuai tujuan militer. Siapa pun yang diklasifikasikan penjajah Israel sebagai ancaman akan dilarang keras mengakses makanan. Pada akhirnya, hal itu membuat ribuan orang tak memenuhi syarat, karena dianggap memiliki keterkaitan dengan Hamas.
Sejak Maret 2025 lalu, penjajah Israel telah memerketat blokade masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Akibatnya, lebih dari 2,3 juta warga menghadapi ancaman kelaparan akut. Data Kementerian Kesehatan Gaza mencatat lebih dari 181.000 korban gugur dan terluka. Sementara ribuan lainnya masih hilang atau tertimbun reruntuhan bangunan akibat serangan udara yang terus berlangsung.
(Sumber: Al Jazeera)