Taliban Bantah Keras Laporan Palsu PBB tentang Afghanistan
Pemerintahan Taliban atau dikenal sebagai Imarah Islam Afghanistan pada Sabtu (21/6/2025) dengan tegas menolak laporan triwulanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang situasi di Afghanistan. Mereka menyebut laporan tersebut tidak akurat, juga menyesatkan dan sengaja dibuat untuk menimbulkan kekhawatiran serta mencemarkan citra Afghanistan di mata dunia.
Sebelumnya, pada Kamis (19/6/2025), PBB mengeluarkan laporan terkait kondisi Afghanistan. Laporan tersebut menyebut di negara itu terjadi kekhawatiran, pelanggaran hak asasi manusia, pembatasan kebebasan sipil, serta situasi keamanan yang rapuh.
Juru bicara Imarah Islam, Maulawi Zabihullah Mujahid, melalui platform media sosial X (sebelumnya Twitter), menanggapi, “Laporan terbaru dari PBB tentang Afghanistan mengandung banyak informasi yang tidak benar. Tampaknya, tujuan mereka menimbulkan ketakutan dan menciptakan kekhawatiran terhadap situasi saat ini. Kami menolak laporan ini secara keseluruhan dan menganggapnya sebagai propaganda yang disusun berdasarkan informasi yang keliru.”
Klaim Palsu dan Standar Ganda
Zabihullah menambahkan, PBB dan beberapa pihak internasional selalu menyampaikan gambaran yang menyimpang tentang Afghanistan, serta dengan sengaja mengabaikan kemajuan yang telah dicapai, sambil membesar-besarkan beberapa insiden kecil demi menimbulkan kekhawatiran di kalangan opini publik.
“PBB menyamakan kejadian kriminal biasa sebagai ancaman keamanan. Padahal, insiden serupa terjadi di negara lain dengan frekuensi lebih tinggi daripada di Afghanistan,” ujar Jubir itu.
Klaim Keamanan dan Kenyamanan
Zabihullah juga menyampaikan, kini rakyat Afghanistan hidup dalam rasa aman dan tenteram. Kondisi yang menurut dia sudah lama tak dirasakan oleh rakyat sejak beberapa dasawarsa terakhir. Negaranya kini berada dalam fase stabil secara menyeluruh di bawah sistem pemerintahan Islam yang diterapkan.
Sebagai bukti, ia menyebut bahwa pada Idul Adha terakhir, tercatat lebih dari dua juta perjalanan wisata domestik dilakukan oleh warga Afghanistan. Sesuatu yang mencerminkan dengan jelas tingkat stabilitas, keamanan, dan kenyamanan yang dirasakan masyarakat.
Menutup pernyataannya, Zabihullah Mujahid meminta rakyat Afghanistan untuk tidak terpancing oleh kampanye media negatif yang dilancarkan oleh pihak-pihak yang ia sebut memiliki niat jahat. “Keamanan di Afghanistan saat ini berada dalam kondisi terbaiknya,” pungkasnya.
Situasi itu menunjukkan adanya kesenjangan persepsi yang cukup tajam antara apa yang dilihat komunitas internasional dengan narasi internal yang dibangun oleh pemerintahan de facto di Kabul. Di tengah friksi narasi yang saling bertolak belakang, korban paling terdampak tetaplah rakyat Afghanistan yang hanya dianggap seperti komoditas.
(Sumber: Bakhtar News Agency & UNAMA)