Tentara Zionis Serbu RS Kamal Adwan, Sandera Ratusan Pasien dan Tenaga Medis

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza melaporkan kondisi yang kian kritis di Rumah Sakit Kamal Adwan setelah serbuan pasukan Israel. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) turut mengonfirmasi situasi darurat di wilayah utara Gaza.

Laporan kementerian menyebutkan, dua anak meninggal dunia di ruang perawatan setelah generator listrik rumah sakit mati dan peralatan oksigen rusak akibat serangan. Selain itu, tiga ambulans dan satu kendaraan operasional hancur, sehingga menghambat upaya penyelamatan. Sistem pembangkit listrik tenaga surya juga mengalami kerusakan, memerburuk krisis energi.

Pasukan Israel menyerbu rumah sakit dan melepaskan tembakan, menambah kepanikan dan kekacauan. Rumah sakit kini menampung sekitar 600 orang, termasuk pasien, korban luka, tenaga medis, serta pendamping. Jumlah pasien tercatat mencapai 195 orang, dengan 70 tenaga medis dan tiga perawat. Seorang petugas kebersihan terluka dalam insiden ini.

Kementerian Kesehatan menyerukan intervensi segera dari organisasi kemanusiaan untuk melindungi keselamatan seluruh penghuni rumah sakit dan memenuhi kebutuhan mereka.

Penangkapan di Rumah Sakit

Pada Jumat (24/10/2024) malam, Dinas Pertahanan Sipil Gaza melaporkan penangkapan Saeed Shubair, direktur pusat mereka di Kamp Jabaliya, bersama seorang petugas pemadam kebakaran saat serbuan di Rumah Sakit Kamal Adwan. Pertahanan Sipil menambahkan bahwa kedua orang tersebut dibawa ke lokasi yang tidak diketahui.

Kamp Jabaliya Jadi Saksi Kebengisan Penjajah
Tentara penjajah Israel memaksa para staf rumah sakit untuk meninggalkan Gaza Utara. Bahkan, selama 24 jam terakhir sudah puluhan orang yang syahid, dan sejak tiga pekan lalu terhitung ratusan orang syahid di Gaza Utara.

Pada hari yang sama, Kementerian Kesehatan mengumumkan penahanan ratusan pasien, korban luka, serta staf medis, oleh pasukan Zionis Israel. WHO juga melaporkan kehilangan kontak dengan rumah sakit tersebut.

Sebelumnya, pada Rabu (23/10/2024) malam, Pertahanan Sipil mengungkapkan bahwa tentara Israel melarang mereka memberikan pelayanan kepada korban luka dan mengancam petugas yang menggunakan ambulans atau kendaraan penyelamat.

Krisis Kemanusiaan di Gaza Utara

WHO mengonfirmasi situasi kritis di Gaza utara, dengan lebih dari 15.000 orang membutuhkan perawatan di luar wilayah Gaza. Serangan dan pengeboman Israel di berbagai area Gaza utara terus berlanjut, disertai upaya evakuasi paksa terhadap warga.

Pada 5 Oktober, Israel melancarkan pengeboman besar di Kamp Jabaliya dan wilayah Gaza utara, yang berlanjut, dengan alasan untuk menahan kekuatan Hamas. Namun, faktanya Israel memiliki tujuan untuk menduduki dan mengusir penduduk wilayah tersebut.

Didukung Amerika Serikat, serangan yang dilancarkan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 143.000 warga Palestina gugur atau terluka, banyak di antaranya adalah anak-anak dan wanita, serta lebih dari 10.000 orang hilang. Kerusakan besar dan kelaparan memerparah krisis ini, menjadikannya salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

Meski pun ada resolusi PBB dan perintah Mahkamah Internasional untuk menghentikan serangan dan mencegah genosida, Israel terus melanjutkan operasi militernya di Gaza.

Hamas Ajak Umat Islam Beri Tekanan Terhadap Israel dan Sekutunya
Gerakan Hamas mengajak bangsa-bangsa Arab dan umat Islam untuk berjuang bersama, mengambil tindakan dan menekan Israel sekaligus sekutu negara-negara baratnya, terutama Amerika.

Seruan Hamas kepada Dunia Arab dan Islam

Kami mengajak para pemimpin negara-negara Arab dan Islam untuk tidak hanya mengutuk, tetapi bertindak menghentikan pembantaian terhadap rakyat kami,” demikian seruan Hamas pada 25 Oktober 2024.

Hamas menyebut serangan di Rumah Sakit Kamal Adwan – yang mencakup tindakan penyiksaan terhadap pasien, korban luka, dan tenaga medis – sebagai kejahatan perang yang melanggar hukum internasional.

Hamas menegaskan bahwa serangan terhadap warga sipil, terutama anak-anak dan wanita, adalah bagian dari upaya sistematis Israel untuk melakukan pembersihan etnis di Gaza utara.(Sumber : Al Jazeera, Hamasinfo.info)