Termakan Muslihat Netanyahu, AS Kirim Kapal Induk Bertenaga Nuklir
Netanyahu, yang belakangan ini menghadapi tekanan politik dalam negeri dan ketidakpuasan dari kalangan militernya, tampaknya menjadikan dukungan militer Amerika Serikat (AS) sebagai satu-satunya jalan untuk memertahankan dominasinya. Sebaliknya, di mata banyak analis, langkah AS lebih merupakan keputusan politis daripada strategis karena terpancing oleh retorika Netanyahu.
Terbaru, seperti dilansir dari Al Jazeera pada (22/6/2025), satu kapal perusak baru saja tiba di bagian timur Laut Tengah. Kapal itu bergabung dengan tiga kapal perusak lainnya yang telah lebih dahulu ditempatkan di sana. Sementara itu, dua kapal perusak lainnya dilaporkan berada di wilayah Laut Merah. Tak hanya itu, kapal induk bertenaga nuklir Amerika Serikat, USS Nimitz, dilaporkan hampir tiba di kawasan Timur Tengah dan diperkirakan akan berlabuh dalam beberapa jam ke depan.
Pengerahan armada militer ini diyakini sebagai bagian dari strategi perlindungan terhadap Israel yang sudah kewalahan menghadapi pertempuran di banyak front yang melibatkan Iran, Hizbullah, dan pejuang di Palestina. AS secara eksplisit menyatakan dukungan militernya terhadap Israel, terutama setelah meningkatnya serangan lintas batas dari Lebanon selatan dan serangan rudal balasan dari Teheran.
Langkah ini juga dianggap sebagai upaya Amerika untuk menghalangi Iran dan sekutunya agar tidak memerluas eskalasi militer ke level regional yang lebih luas. Kehadiran kapal induk USS Nimitz, yang mampu membawa lebih dari 60 pesawat tempur dan ribuan personel militer, menandai peningkatan kapasitas tempur AS di wilayah tersebut secara signifikan.
Pemerintah Iran telah memeringatkan bahwa kehadiran militer AS hanya akan memerkeruh keadaan dan meningkatkan potensi perang terbuka yang melibatkan lebih banyak pihak.
Di sisi lain, Israel menyambut baik langkah Washington dan menyatakan bahwa kerja sama militer dengan AS sangat penting untuk menghadapi ancaman eksistensial dari Iran dan sekutunya.
Langkah Amerika Serikat mengerahkan armada tempurnya ke Timur Tengah menegaskan bahwa Washington kini ikut terjerat dalam perang yang kian meluas. Bukan karena urgensi strategis, melainkan karena terpancing Netanyahu.
Di tengah tekanan politik dalam negeri dan ketidakpuasan militer yang semakin terbuka, Netanyahu menjadikan intervensi AS sebagai jalan terakhir untuk memertahankan dominasinya yang kian goyah. Fakta di lapangan menunjukkan, penjajah Israel telah kewalahan menghadapi serangan simultan dari berbagai front.
(Sumber : Al Jazeera)