Tha'ifah Manshurah di Pojok Baitul Maqdis

Ada satu riwayat bahwa Tha'ifah Manshurah atau Tha'ifah Zhahirah (kelompok yang dimenangkan Allah) itu ada di Baitul Maqdis atau serambi Baitul Maqdis. Shahihkah Riwayat dengan redaksi itu?

Ada tiga riwayat yang menyebutkan kata Baitul Maqdis atau serambi Baitul Maqdis ini: Pertama, riwayat Abu Hurairah. Kedua, riwayat Abu Umamah dan ketiga, riwayat Murrah bin Bahz. Kita tinggalkan riwayat Abu Hurairah karena sepertinya munkar dalam penyebutan Baitul Maqdis atau serambi Baitul maqdis. Selebihnya shahih.

Riwayat Abu Umamah ini bisa dianggap hasan. Saya ambilkan dari musnad Imam Ahmad:

قَالَ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ: وَجَدْتُ فِي كِتَابِ أَبِي بِخَطِّ يَدِهِ: حَدَّثَنِي مَهْدِيُّ بْنُ جَعْفَرٍ الرَّمْلِيُّ، حَدَّثَنَا ضَمْرَةُ، عَنِ السَّيْبَانِيِّ (4) وَاسْمُهُ يَحْيَى بْنُ أَبِي عَمْرٍو، عَنْ عَمْرِو بْنِ عَبْدِ اللهِ الْحَضْرَمِيِّ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "

Artinya:

"Abu Abdurrahman berkata, Aku dapati dalam kitab ayahku dengan tulisannya sendiri: Mahdi bin Ja'far Ar-Ramli menceritakan kepadaku, Dhamrah menceritakan kepada kami, dari As-Saibani, namanya adalah Yahya bin Abi Amr, dari Amr bin Abdullah al-Hadhrami, dari Abu Umamah yang berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Baca juga: Menjawab Syubhat di Gaza Tanpa Waliyyul Amri
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الدِّينِ ظَاهِرِينَ لَعَدُوِّهِمْ قَاهِرِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلَّا مَا أَصَابَهُمْ مِنْ لَأْوَاءَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَلِكَ " . قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ وَأَيْنَ هُمْ ؟ قَالَ: " بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ "
"Akan senantiasa ada sekelompok ummatku yang menang memperjuangkan agama ini, berhasil menekan musuh mereka. Tidaklah merugikan mereka para penyelisih, kecuali sekedar tekanan hidup (la'wa) sampai datang kepada mereka keputusan Allah dan mereka tetap dalam keadaan demikian."
Mereka bertanya, "Di mana mereka nanti wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab, "Di Baitul Maqdis atau pinggir-pinggir (serambi) Baitul Maqdis."

Para pengkritik riwayat ini seperti Syekh Al-Albani dan Syu'aib Al-Arna`uth fokus pada kemajhulan perawinya dari Abu Umamah yaitu Amr bin Abdullah As-Saibani. Kata mereka dia ini majhul, karena yang meriwayatkan darinya hanya satu orang yaitu Yahya di atas. Meski Adz-Dzahabi dalam Al-Kasyif mengatakan ( وعنه يحيى بن أبي عمرو وطائفة وثق) (Darinya ada Yahya dan beberapa orang lain, dia dianggap tisqah). Tapi dalam Al Mizan dia menyebutnya dua kali dan mengatakan tidak dikenal.

Al-Hafizh Ibnu Hajar juga mengatakan dalam At-Taqrib "Maqbul"

Tapi dia dianggap tsiqah oleh Al-Ijli dalam Ma'rifatu Tsiqat-nya dan juga Ibnu Hibban. Ditambah lagi Maghlathi dalam Ikmal Tahdzib Al-Kamal menyebutkan Al-Aunabi atau Ibnu Khalfun juga menganggapnya tsiqah.

Baca juga: Fatwa 27 Ulama Mauritania tentang Perang Badai Al-Aqsha

Dengan demikian setidaknya riwayatnya bisa naik ke derajat hasan karena dia tabi'in, apalagi ada syahidnya yaitu riwayat Murrah bin Ka'b Al-Bahzi yang berkata, bahwa dia mendengar Rasulullah bersabda,

لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ عَلَى مَنْ نَاوَأَهُمْ، وَهُمْ كَالْإِنَاءِ بَيْنَ الْأَكَلَةِ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَهُمْ كَذَلِكَ. قَالَ: فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ هم؟ واين هم؟ قال: بأكتاف بيت المقدس.
"Akan senantiasa ada sekelompok orang dari ummatku yg teguh di atas kebenaran melawan musuh mereka. Mereka seperti bejana di tengah para pemakan, sampai datang keputusan Allah mereka tetap dalam keadaan demikian."
Kami bertanya, "Di mana mereka ya Rasulullah?"
Beliau menjawab, "Di penjuru Baitul Maqdis."

Riwayat Murrah bin Ka'b ini dikeluarkan oleh Ya'qub bin Sufyan Al-Fasawi dalam Tarikhnya, jilid 2 hal. 298. Sanadnya bagus semua kecuali adanya Abu Wa'lah yang meriwayatkan ini dari Kuraib, dari Murrah bin Ka'b. Abu Wa'lah bisa dianggap majhul karena tidak ada yang men-tautsiq-nya. Tapi kemajhulannya menjadi ringan karena dia berada dalam peringkat tabi’in, dan setidaknya dia menjadi syahid (penguat) bagi riwayat Amr bin Abdullah di atas. Wallahu a'lam.

Ini menunjukkan bahwa tambahan kalimat di Baitul Maqdis atau sekitar Baitul Maqdis itu benar adanya. Tentu tidak bisa menunjuk siapa-siapanya mereka tapi paling tidak bisa menjadi pemompa semangat buat para pejuang yang sudah jelas jihad mereka sangat syar'iy karena mempertahankan tanah mereka dari perampok Yahudi.