Under Secretary General PBB: Pertengahan Juli, Setengah Penduduk Jalur Gaza Mati Kelaparan
Under Secretary General PBB untuk Urusan Kemanusiaan merangkap Koordinator Bantuan Darurat PBB, Martin Griffiths, pada Rabu (12/6/2024), dalam sebuah pernyataannya memperkirakan bahwa pada pertengahan Juli setengah dari penduduk Jalur Gaza atau lebih dari satu juta orang akan menghadapi kematian dan kelaparan.
HAMAS mengatakan, Jalur Gaza menghadapi kelaparan akibat kelangkaan bantuan kemanusiaan dan penutupan perbatasan oleh Israel. “Rakyat Palestina di Jalur Gaza sedang menghadapi kelaparan yang kritis dan meningkatnya bencana kemanusiaan, terutama di wilayah Gaza dan Bagian Utara,” demikian laporan HAMAS itu.
Akibat penutupan perbatasan oleh penjajah Israel, jumlah truk bantuan yang diizinkan masuk menjadi sedikit. Kekangan yang dilakukan Israel terhadap Jalur Gaza, terutama setelah peristiwa penyerangan penjajah tempo lalu di perbatasan Rafah (Selatan). “Mereka memberlakukan penutupan terhadap bantuan yang bersifat individu maupun lembaga,” lanjut laporan itu.
HAMAS menekankan, “Tindakan Penjajah Israel yang menyebabkan kami kelaparan selama agresi adalah perbuatan keji dan kejahatan perang. Kami mengonfirmasi atas kejahatan genosida yang masih berlanjut terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza. HAMAS meminta kepada negara-negara Arab dan Islam untuk mengerahkan upaya dan tekanan untuk membuka penyeberangan guna memberikan bantuan kepada rakyatnya di Gaza.
“Kami meminta organisasi internasional dan PBB untuk segera melakukan intervensi, mewajibkan pemerintah Israel untuk menghentikan agresi biadabnya terhadap warga sipil tak berdosa, serta memaksa masuknya bantuan dan bahan bantuan ke seluruh wilayah Jalur Gaza,” demikian laporan permintaan dari HAMAS.
Baca juga: Israel Krisis Tentara, Butuh 15 Batalyon Tambahan
Hari Selasa (11/6/2024), kantor media pemerintah di Jalur Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hanya 224 truk memasuki wilayah Gaza dan wilayah utara pada minggu lalu, dari titik barat Beit Lahia, di bawah pengawasan Program Pangan Dunia. Kantor berita tersebut mengindikasikan bahwa jumlah truk yang tiba di kedua kegubernuran tersebut tidak melebihi 35 truk setiap hari, dan menunjukkan bahwa truk tersebut adalah satu-satunya sumber makanan dan obat-obatan bagi lebih dari 700.000 orang yang terkepung di Jalur Gaza utara.
“Penurunan jumlah truk yang masuk minggu ini sebesar 12 persen dibandingkan minggu lalu," demikian laporan kantor media pemerintah.
Sejak awal perang di Gaza pada bulan Oktober 2023, Israel telah menutup penyeberangan Jalur Gaza dan mencegah masuknya barang. Kemudian, mereka mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan dalam jumlah yang sangat kecil dan terbatas pada November lalu, melalui perbatasan darat Rafah dengan Mesir. Hingga kendali kembali ke pihak Palestina pada tanggal 7 Mei lalu.
Hal ini terjadi sebagai bagian dari perang dahsyat yang dilancarkan Israel terhadap Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang telah menyebabkan sekitar 122.000 warga Palestina tewas dan terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan perempuan, dan lebih dari 10.000 orang hilang.
Israel pun terus melanjutkan perangnya di Gaza meskipun ada dua resolusi, yaitu dari Dewan Keamanan yang menyerukan penghentian segera pertempuran, serta perintah dari Mahkamah Internasional (ICJ) untuk mengakhiri invasi ke Rafah dan mengambil tindakan untuk mencegah tindakan genosida dan memperbaiki situasi kemanusiaan yang mengerikan di Jalur Gaza.
(Sumber: Anadolu Agency)