Uniknya Berbuka Puasa di Masjid Nabawi

Penulis: Muhammad Hanif (Mahasiswa Universitas Islam Madinah dan Kontributor Sabili.id)

Di Indonesia umumnya, sehabis ashar hingga mendekati waktu magrib orang ramai-ramai mencari hidangan untuk berbuka. Dari mulai minuman, makanan ringan, gorengan, kue, camilan hingga makanan berat. Kondisi berbeda akan kita rasakan kala berada di kota Madinah. Di sana, tiap orang berlomba untuk memberikan hidangan ifthor (buka puasa), baik di Masjid Nabawi, daerah perhotelan sekitar Masjid Nabawi, ataupun beberapa kampus yang ada.

Di kalangan penduduk Madinah ada sebuah budaya “unik” yang sudah turun temurun. Yaitu, jauh sebelum Ramadhan tiba mereka biasanya mem-booking beberapa bagian shaf shalat di Masjid Nabawi, baik di dalam masjid atau pelatarannya. Hal itu agar nantinya saat Ramadhan tiba mereka bisa membagikan ifthor (sajian untuk buka puasa, red) di shaf tersebut. Alasannya adalah karena setiap tamu yang mereka suguhi hidangan, sama saja mereka sedang menghormati tamunya baginda Rasulullah ﷺ‎. Sungguh sebuah tradisi yang patut kita tiru.

Hal itu sebagai wujud pengamalan dari sabda Rasulullah ﷺ‎:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Barangsiapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” – HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad

Menjelang adzan magrib, suasana semakin unik. Masing-masing dari mereka berebut dan “menarik-narik” jamaah yang datang agar bisa duduk dan berbuka puasa di tempat mereka. Tak jarang, jamaah yang datang hampir dibuat bingung untuk menentukan akan berbuka puasa di mana, karena mereka saling berlomba agar kita memilih tempat mereka masing-masing dan berbuka puasa di sana.

Para pelajar di Madinah tak mau ketinggalan. Banyak dari mereka yang menjadi volunteer menyiapkan hidangan ifthor di Masjid Nabawi. Beberapa sekolah juga mengirimkan beberapa regu Pramuka untuk ikut mengatur keamanan dan ketertiban saat pembagian hidangan ifthor.

Menu ifthor di dalam Masjid Nabawi sangat beragam. Mulai dari kurma, ruthab (kurma muda), roti tamis (roti berukuran besar), sambosa (cemilan berisi daging, keju, dan kacang-kacangan arab), laban (yoghurt Arab yang terbuat dari susu sapi atau domba), air zam-zam, kopi arab, dll.

Adapun menu ifthor di area pelataran Masjid Nabawi hingga ke perhotelan lebih beragam lagi. Selain seperti yang disediakan di dalam area Masjid Nabawi ditambah nasi mandhi, aneka jus, hingga ayam broast Al-Baik (merek ternama di Arab Saudi). Semua jenis hidangan yang akan disajikan harus didaftarkan dan diregistrasi terlebih dahulu kepada pihak yang berwenang.

Kondisi di atas juga jamak ditemukan di kampus-kampus yang ada di Madinah. Termasuk di Universitas Islam Madinah. Sambil menunggu waktu berbuka, biasanya para jamaah dan mahasiswa mengisi waktu dengan membaca Al Qur’an, berzikir, dan berdoa.

Kondisi Ifthor di Universitas Islam Madinah oleh Muhammad Hanif / Sabili.id

Begitulah kondisi ifhor (berbuka puasa) di Kota Madinah, khususnya di Masjid Nabawi. Tergambar bagaimana semangat masing-masing orang untuk berlomba dalam kebaikan. Semoga cuplikan di atas mampu menambah semangat kita untuk saling berbagi terhadap sesama. Dan semoga Allah mudahkan suatu saat nanti kita bisa berpuasa Ramadhan di kota Nabi, Madinah Al-Munawwarah.