Usaha Sampai Kiamat
Biar besok kiamat pun ikhtiar tetap harus jalan. Setidaknya begitulah pesan Nabi kita dalam sebuah sabda beliau yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik. Beliau bersabda,
"Jika pun kiamat tiba tetapi di tangan salah seorang kalian masih ada benih kurma, maka kalau dia mampu menanamnya hendaklah dia tetap lakukan." (HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad).
Bayangkan. Sudah tahu kiamat datang saja usaha tetap tak boleh putus. Memang, kita diajarkan untuk selalu optimis dan pantang putus ikhtiar, karena sebenarnya pertolongan Allah itu dekat. Hadits itu mengajarkan juga kepada kita, kalau ada kesempatan berbuat baik, sesempit apa pun, maka lakukan. Tidak ada yang sia-sia di sisi Allah. Kita tidak dituntut untuk berhasil, tetapi hanya dituntut untuk melakukan yang terbaik dalam pandangan Allah.
Bahkan seorang Abdullah bin Mas'ud sampai mengatakan,
"Kalau ku tahu akan tiba ajalku dalam sepuluh hari ke depan, lalu aku masih punya kemampuan untuk menikah, maka aku tetap akan menikah agar terhindar dari fitnah." (Dikeluarkan oleh Sa'id bin Manshur dengan sedikit kelemahan karena Ibrahim An-Nakha'iy tidak bertemu Ibnu Mas'ud, tetapi dikuatkan oleh riwayat Abu Wa`il dengan redaksi sedikit mirip dalam Mushannaf Ibnu Abi Syaibah).
Yah, memang seringkali rasa pesimis itu datang. Sebab, kita manusia lemah. Ditambah lagi setan akan menggoda di saat-saat seperti ini. Menulis ini hanyalah salah satu pengingat buat diri sendiri bahwa tekad harus tetap tegak, meski raga sudah tak mampu menjalankan. Setidaknya Allah menilai tekad itu, dan karena sifat belas kasih-Nya pastilah tekad itu tak akan disia-siakan, karena...
“Maka bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan.” – Qs. Huud ayat 115.
Ayat tersebut memberi kabar gembira kepada orang beriman, bahwa perbuatan baik dengan niat baik dan cara yang dibenarkan syariat tidak akan disia-siakan oleh Allah. Sering kali kita merasa sudah berbuat yang terbaik tetapi itu seakan sia-sia ketika hasil yang terjadi tak sesuai dengan yang diharapkan. Kita lupa bahwa hasil yang kita harapkan terjadi itu belum tentu menjadi yang terbaik. Bahkan bukan tidak mungkin malah membawa keburukan ke depannya nanti. Maka, usaha itu tetap akan membawa hasil, baik di dunia maupun di akhirat, baik kita sadari maupun tidak, karena Allah tidak pernah menyia-nyiakan usaha orang-orang yang berbuat baik.
Maka, setiap orang beriman tidak akan kecewa dengan hasil usahanya, karena dia selalu menujukan usahanya itu kepada Allah. Sesuai dengan pesan Allah di surah Al-Insyirah ayat 7-8:
“Maka jika telah selesai lakukanlah pekerjaan berikutnya, dan hanya kepada Tuhanmu saja kau berharap.”
Kalau berharapnya hanya kepada Allah, maka akan muncul syarh (kelapangan) dalam dada sebagaimana di awal ayat surah ini.