Wamenlu Norwegia: Gaza Adalah Tempat Paling Berbahaya Bagi Jurnalis

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Norwegia, Andreas Motzfeldt Kravik, Senin (11/8/2025), menyampaikan belasungkawa kepada keluarga lima jurnalis Palestina yang syahid akibat serangan penjajah Israel ke Gaza pada Ahad (10/8/2025) kemarin. Menurut Kravik, kejadian itu adalah hal yang tidak dapat diterima.

Kami mengecam dan mendesak penjajah Israel untuk mengambil sikap yang berbeda, karena apa yang dilakukannya saat ini tidak dapat dibenarkan berdasarkan hukum,” katanya.

Kravik juga menegaskan, pihaknya akan menangkap Perdana Menteri Israel jika datang ke wilayah Norwegia, untuk memertanggungjawabkan seluruh kejahatan Israel di Gaza.

“Kami akan mengeksekusi surat perintah penangkapan internasional yang dikeluarkan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, jika ia datang ke wilayah Norwegia,” tegasnya.

Wasiat Terakhir Anas Al-Syarif, Sang Jurnalis Gaza
Like & Follow Us! Instagram : https://s.id/IgSabili Lyinkid : https://lynk.id/mediasabili YouTube : https://s.id/youtubesabili Group Whatsapp : https://s.id/wagsabili Telegram : https://s.id/telegramsabili Tiktok : https://www.tiktok.com/@media.sabili

Wamenlu Norwegia menambahkan, pembunuhan lebih dari 200 jurnalis dan pekerja media di Gaza menjadikan wilayah Gaza sebagai tempat paling berbahaya di dunia bagi jurnalis.

“Para jurnalis memegang peran penting dalam mengumpulkan dan menyebarkan informasi selama konflik bersenjata, dan mereka harus dilindungi,” ujar Kravik.

Tarik Investasi dari Perusahaan Israel

Di hari yang sama, Dana Kekayaan Norwegia (SWF), yang merupakan dana kekayaan negara terbesar di dunia berdasarkan nilai aset, mengumumkan penjualan seluruh sahamnya di 11 perusahaan penjajah Israel. Langkah itu diambil menyusul meningkatnya kritik atas keterlibatan dana tersebut di dalam perusahaan-perusahaan yang dinilai berkontribusi terhadap konflik di Palestina, khususnya di Gaza dan Tepi Barat.

Keputusan tersebut muncul setelah terungkap bahwa dana tersebut masih memiliki investasi di sebuah perusahaan Israel pembuat mesin pesawat, di tengah memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza.

Bara Perpecahan Meledak, Militer dan Pemerintahan Netanyahu Saling Hantam
Militer Israel secara sepihak telah merilis daftar penunjukan perwira baru tanpa restu Menteri Pertahanan, Yoav Katz. Langkah ini memicu ketegangan panas di lingkaran elite penjajah Israel. Sebelumnya, panglima militer penjajah Israel, Eyal Zamir, berselisih keras dengan Netanyahu.

Menteri Keuangan Norwegia, Jens Stoltenberg, menyambut baik langkah itu dan mengisyaratkan adanya potensi kebijakan lanjutan terhadap investasi di Israel. 

“Dana kekayaan negara tidak boleh menanam modal pada perusahaan yang berkontribusi terhadap pendudukan Tepi Barat atau perang di Gaza,” ucapnya.

Hingga akhir 2024 lalu, Dana Kekayaan Norwegia memiliki saham di 65 perusahaan penjajah Israel senilai total USD 1,95 miliar, termasuk di sektor energi dan telekomunikasi. Dana tersebut sudah menjual saham di dua perusahaan Israel karena alasan etis, dan kini sedang memertimbangkan untuk melepas kepemilikan di lima bank Israel lainnya. Langkah itu memerkuat sikap politik Norwegia yang pada Mei 2024 secara resmi mengakui negara Palestina, bersama Spanyol dan Irlandia.

(Diolah dari berbagai sumber)