When We were Young
Masa muda adalah masa yang dipenuhi mimpi-mimpi dan ambisi. Masa-masa indah yang dipenuhi angan, harapan, dan cita-cita. Juga masa-masa pencarian jati diri yang penuh tantangan dan tekad. Fase di mana kita bermetamorfosis dari seorang remaja menjadi sosok dewasa.
Judul artikel ini terinspirasi dari sebuah drama China berjudul sama, “When We were Young”. Drama yang bercerita tentang masa-masa SMA itu, sangat relate menggambarkan realita kehidupan para remaja yang penuh dengan suka duka. Tentang tuntutan orang tua yang seringnya terasa membebani. Tentang ekspektasi dan harapan orang-orang yang terlalu tinggi. Juga tentang mimpi-mimpi yang kadang harus direlakan untuk tak bisa terwujud, karena keterbatasan ekonomi.
Semua permasalahan itu dikemas dengan alur cerita yang menarik dan menyenangkan dalam drama tersebut. Dibungkus dengan kisah persahabatan yang unik, dan diselingi dengan komedi yang menggelitik, sehingga menjadikannya salah satu drama remaja yang sangat berkesan dan membekas sampai saat ini. Sebab, saat membicarakan masa muda, pasti tak akan bisa terlepas dari indahnya persahabatan, petualangan, dan perjuangan di masa itu.
Untuk kalian dan siapa pun di luar sana yang sedang menikmati masa-masa muda, pergunakanlah waktu kalian sebaik-baiknya. Jangan sia-siakan masa muda kalian, karena fase ini adalah fase yang benar-benar sangat singkat, dan yang akan paling sering dikenang. Mumpung masih muda, harus selalu penuh semangat, penuh gairah, gesit, lincah, juga harus rela mengorbankan waktu tidur, berani jungkir balik dan “dibanting-banting” keadaan demi meraih impian.
Mulailah berjuang untuk dirimu sendiri. Berjuang untuk meraih segala cita. Ikhtiar dalam bentuk apa pun. Harus siap untuk lebih banyak begadang, tidak boleh kebanyakan malas-malasan, jangan gampang menyerah, harus punya mental baja, dan rela berlelah-lelah. Rasa lelahmu saat ini masih tidak ada apa-apanya dibandingkan lelahnya orang tuamu yang banting tulang untuk menjemput rezeki. Juga tak seberapa dibandingkan suatu saat nanti jika kamu sudah berkeluarga dan menjadi orang tua.
Baca juga: Mengenal Neumorfisme dan Glassmorphism yang Jadi Tren UI Design 2024
Senang-senang boleh, menghabiskan waktu dengan teman-teman pun boleh, menuruti keinginan dan hobi juga boleh, tetapi jangan keseringan, ya. Harus punya proporsinya sendiri. Harus punya prioritas terpenting yang harus diutamakan. Yang tak lain yaitu mengejar segala mimpi dan ambisimu tadi.
Walau pun mungkin nanti semesta tidak mengizinkanmu untuk bisa meraih semua mimpi itu, tetapi akan tetap ada kepuasan tersendiri dalam diri karena sudah tak menyia-nyiakan masa muda. Yakinlah, bahwa Allah pasti punya alasan di balik tidak tercapainya mimpimu. Dan Dia pasti sudah menyiapkan sesuatu yang lebih baik untuk hidupmu.
Setiap kalian merasa lelah atau hilang semangat, ingatlah bahwa ada orang yang selalu menyebut namamu di dalam doanya. Ada orang yang selalu membanggakanmu. Ada orang yang bekerja keras untuk membuatmu berhasil. Dan ada mimpi-mimpi yang menunggu untuk kau raih.
Mari kita saling mendoakan, semoga apa pun yang kalian perjuangkan saat ini, kelak bisa benar-benar kalian raih dan genggam erat-erat. Akan ada badai di depan sana yang siap menghadangmu. Ada sejuta rintangan yang akan menghalangi langkahmu. Ada ujian berat yang akan menggoyahkan tekadmu. Tetapi, apapun yang terjadi, berjanjilah kepada diri sendiri untuk tetap semangat dan selalu bangkit kembali. Walau pun harus tertatih-tatih menghadapi semuanya.
Mengutip kata-kata Andrea Hirata di novel Sang Pemimpi, “Tanpa mimpi, orang seperti kita (rakyat kecil) akan mati!”. Jadi, pertahankan dan perjuangkanlah terus mimpi-mimpi kalian. Sebab, bagi rakyat kecil seperti kita, mimpi dan harapan adalah satu-satunya alasan yang membuat kita memiliki gairah untuk terus berjuang dan mempertahankan hidup.
Semangat terus untuk kalian, para pejuang mimpi!