WSI Luncurkan Biro Konsultasi SAMAWA untuk Perkuat Ketahanan Keluarga
Pengurus Pusat Wanita Syarikat Islam (PP WSI) resmi membuka Biro Konsultasi Keluarga SAMAWA WSI pada Sabtu (9/9).
Ketua Umum Syarikat Islam Dr. Hamdan Zoelva, S.H., M.H., mengapresiasi langkah WSI dalam mendirikan Biro Konsultasi Keluarga SAMAWA, sebagai upaya memperkuat ketahanan keluarga yang menjadi fondasi ketahanan nasional.
"Momentum pembentukan biro konsultasi ini menjadi sangat penting dan dibutuhkan pada kehidupan masyarakat masa kini. Saya bangga dan sangat mengapresiasi kiprah WSI yang terus menjalankan pengabdiannya untuk bangsa dan negara, khususnya dalam rangka memperkuat ketahanan keluarga," kata Hamdan dalam Peluncuran Biro Konsultasi Keluarga SAMAWA WSI, Sabtu (9/9/2023).
Ketahanan keluarga sedang menghadapi tantangan saat ini, ditandai tingginya tingkat perceraian, kekerasan terhadap perempuan dan anak, kenakalan remaja, seks bebas, narkoba, pinjol, masalah LGBT dan lansia.
Menurut Hamdan, kualitas sebuah bangsa dapat dilihat dari kualitas sumber daya manusianya. Keluarga menjadi lembaga sentral dan srategis tempat sumber daya manusia dilahirkan, diasuh, dikembangkan dan dididik untuk menjadi manusia Indonesia seutuhnya, supaya cerdas secara fisik (intelektual) serta cerdas secara emosi, rohani dan spiritual-religius.
Ketua Umum PP Wanita Syarikat Islam, Prof. Dr. Hj. Valina Singka Subekti, M.Si., menjelaskan, konseling keluarga dinilai sangat strategis untuk memberi solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi perempuan, keluarga, dan anak-remaja serta lansia.
"Kami berharap Biro Konsultasi Keluarga SAMAWA mampu membangun keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah dan memperkuat ketahanan keluarga dan terus memberikan kontribusi dan solusi terhadap berbagai persoalan kebangsaan, permasalahan sosial kemasyarakatan dan keagamaan yang makin hari semakin kompleks," ujar Valina.
Baca Juga : Indonesia Darurat HIV, Ketua Bidang Tabligh Global PP Muhammadiyah: “Lawan dengan Penguatan Ketahanan Keluarga”
Valina menegaskan, WSI sebagai sebuah organisasi perempuan tertua di Indonesia, hingga saat ini masih eksis dalam upaya pencegahan dan penanganan berbagai permasalahan perempuan dan anak yang terjadi di Indonesia.
"Oleh karena itu, kami berusaha memberikan pemahaman dari permasalahan-permasalahan perempuan Indonesia, serta pentingnya menanggulangi hal tersebut. Membangunan ketahanan keluarga menjadi salah satu program unggulan nasional Wanita Syarikat Islam," tegas Valina.
Ketua Lembaga PPPAK/Ketua Biro Konsultasi, Dr. Hj. Marlinda Purnomo Puteh, M.Si., menyampaikan, biro ini secara bertahap akan dibentuk WSI di seluruh provinsi Indonesia untuk membantu permasalahan-permasalahan perempuan, anak, lansia dan keluarga.
Dia mengatakan, dalam pelaksanaan pelayanan konseling, Biro Konsultasi Keluarga SAMAWA WSI akan bekerjasama dengan berbagai lembaga pemerintah ataupun swasta di pusat ataupun di daerah antara lain dengan BP4 Pusat, Komnas HAM Perempuan, Kowani, dan MUI.
Peresmian Biro Konsultasi Keluarga SAMAWA WSI beriringan dengan Webinar Nasional bertema "Konseling Keluarga dalam Memperkuat Ketahanan Keluarga dan Bangsa," yang dihadiri Pengurus Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Cabang WSI Se-Indonesia dengan menghadirkan narasumber Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar (Ketua Umum Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan/BP4); Veryanto Sitohang (Komisioner Komnas Perempuan); Siti Mazuma, SH. (Koordinator Sekretariatan Nasional FORUM Pengadaan Layanan Bagi Perempuan Korban Kekerasan).
Ketua Umum Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar mengatakan, konseling untuk ketahanan keluarga menjadi sangat penting di tengah kasus perceraian yang semakin tinggi di Indonesia.
Menurutnya, kerapuhan perkawinan dan ketahanan keluarga yang tercermin antara lain dari tingginya angka perceraian mengharuskan BP4 dan organisasi lain yang sejenis semakin menggiatkan bimbingan perkawinan bagi calon pengantin, mengembangkan layanan penasihatan dan konseling keluarga serta mediasi terhadap suami-istri yang mengajukan gugatan perceraian di Pengadilan Agama.
"Dukungan organisasi keagamaan, dai dan tokoh agama harus lebih proaktif dalam menyuarakan dan mengkampanyekan pentingnya penguatan ketahanan keluarga," pungkasnya. Jun