Hampir genap 24 bulan penjajah Israel melancarkan genosida terhadap rakyat Palestina pasca Thufan Al-Aqsa. Puluhan ribu orang meregang nyawa, ratusan gugur akibat kelaparan, dan ratusan ribu lainnya luka-luka. Kendati demikian, hingga kini para pejuang Palestina tetap teguh memertahankan tanah suci dan Al-Aqsa dari cengkeraman penjajah. Walau pun ketika tampuk kepemimpinan silih berganti.
Sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin Al-Qassam, mengumumkan gugurnya Muhammad Sinwar, pemimpin militer de facto Hamas sekaligus adik dari Yahya Sinwar pada Ahad (31/8/2025). Pernyataan ini baru dikeluarkan Hamas pasca penjajah Israel mengeklaim telah membunuh dia pada Mei 2025 lalu.
Pada saat yang sama, penjajah Israel mengumumkan pembunuhan Abu Ubaidah, juru bicara Brigade Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam Hamas, dalam sebuah serangan di Kota Gaza pada Sabtu (30/8/2025). Namun, Hamas tidak mengonfirmasi atau menyangkal kabar tersebut.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu – yang berstatus buronan Pengadilan Kriminal Internasional atas tuduhan kejahatan perang – mengatakan bahwa militer telah menargetkan Abu Ubaidah. "Kami sedang menunggu hasilnya," katanya.

Dokumentasi Bersejarah
Masih pada hari yang sama, Ahad (31/8/2025), untuk pertama kalinya sejak Badai Al-Aqsa, Brigade Izzuddin Al-Qassam merilis foto-foto eksklusif para pemimpin mereka yang gugur syahid. Foto-foto tersebut diunggah melalui situs resmi gerakan dengan tajuk “Sayyid al-Syuhada”.
Di dalam pernyataannya, Al-Qassam menyebutkan bahwa foto-foto yang dipublikasikan itu menampilkan para pemimpin besar Hamas: Mantan Kepala Biro Politik, Ismail Haniyah; penggantinya, Yahya Sinwar; Kepala Staf Al-Qassam, Muhammad Deif; wakilnya, Marwan Issa; serta Komandan Brigade Gaza yang gugur pada Mei 2021, Bassem Issa. Nama Muhammad Sinwar turut dicantumkan, menandai pertama kalinya Hamas secara resmi mengumumkan kesyahidannya.
Publikasi tersebut dilakukan hanya beberapa jam setelah militer penjajah Israel mengumumkan telah menargetkan juru bicara Al-Qassam, Abu Ubaidah, dalam sebuah serangan di kawasan Rimal, Kota Gaza.
Bagi rakyat Palestina, publikasi ini bukan hanya sebagai bentuk penghormatan kepada para syuhada, melainkan juga sebagai pesan moral bahwa meski pun para pemimpin utama gugur, jejak perjuangan dan simbol perlawanan tetap hidup di tengah rakyat Palestina. Dan perlawanan itu tak akan padam.

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!