Seorang agen intelijen Amerika Serikat ditangkap di Kamboja atas tuduhan membocorkan informasi rahasia terkait rencana strategis Israel terhadap Iran. Menurut laporan dari jaringan berita CNN, Asif Rahman, yang diduga bekerja untuk CIA (Central Intelligence Agency), dituduh Departemen Kehakiman AS telah mengungkapkan informasi intelijen sensitif yang seharusnya hanya dapat diakses oleh negara-negara yang tergabung dalam aliansi “Five Eyes”, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Bocornya informasi ini menjadi perhatian serius karena dapat memecah kepercayaan antar anggota aliansi dan menciptakan kerentanan terhadap ancaman eksternal.
Rahman, yang ditangkap pada Kamis (7/11/2024) di Kamboja, didakwa menyimpan dan dengan sengaja membocorkan informasi pertahanan nasional yang sangat rahasia. Rencananya, ia akan dihadapkan ke pengadilan di Guam, salah satu wilayah AS di Kepulauan Mariana, sebelum proses persidangan dipindahkan ke Virginia, Amerika Serikat, atas permintaan pengadilan federal.
Keterlibatan CIA dan Bocornya Informasi Strategis
Dokumen pengadilan menyebutkan bahwa Rahman direkrut oleh CIA, memungkinkan dirinya untuk mengakses informasi rahasia yang berkaitan dengan keamanan nasional. Pihak berwenang mengungkapkan bahwa pada bulan Oktober lalu, dokumen-dokumen ini bocor di platform Telegram, yang seharusnya hanya dapat diakses oleh negara-negara yang memiliki kesepakatan berbagi informasi intelijen dengan AS. Berdasarkan informasi yang beredar, bocoran ini meliputi data penting yang berdampak pada hubungan geopolitik Amerika Serikat dan sekutunya, terutama terkait ketegangan yang terus meningkat antara Israel dan Iran.
Rencana Militer Israel di Tengah Ketegangan dengan Iran
Salah satu dokumen yang bocor mengungkapkan rencana Israel untuk memindahkan persenjataan, yang dilaporkan oleh Badan Intelijen Geospasial Nasional AS (NGA). Selain itu, dokumen lain dari Badan Keamanan Nasional AS (NSA) mengungkapkan latihan Angkatan Udara Israel yang melancarkan peluncuran misil dari udara ke sasaran darat.
Data tersebut juga menyebutkan bahwa “Amerika Serikat tidak menemukan indikasi bahwa Israel merencanakan penggunaan senjata nuklir terhadap Iran”. Informasi ini dipandang sangat sensitif mengingat potensi dampaknya pada stabilitas di kawasan Timur Tengah serta kekhawatiran akan eskalasi konflik bersenjata yang dapat melibatkan negara-negara besar.
Aliansi Intelijen Five Eyes dan Potensi Ancaman Keamanan Nasional
Aliansi Five Eyes – yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru – dikenal sebagai kelompok negara yang saling berbagi informasi intelijen strategis untuk menjaga keamanan bersama. Bocornya informasi ini menjadi perhatian serius karena dapat memecah kepercayaan antar anggota aliansi dan menciptakan kerentanan terhadap ancaman eksternal.
Departemen Kehakiman AS belum memberikan pernyataan resmi terkait detail kasus ini, namun insiden ini memertegas risiko penyalahgunaan akses informasi rahasia di era digital saat ini. Kasus Rahman menjadi sorotan global, dan pengamat memerkirakan bahwa persidangan akan menjadi ajang pengungkapan lebih lanjut tentang operasi rahasia intelijen AS.
(Sumber : Al Jazeera Mubasher)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!