“Aksi Jogja Memanggil” Hadirkan Ustadz untuk Rukiyah Istana

“Aksi Jogja Memanggil” Hadirkan Ustadz untuk Rukiyah Istana
“Aksi Jogja Memanggil” Hadirkan Ustadz untuk Rukiyah Istana / Foto Istimewa

Berbagai Elemen Masyarakat Turun dalam “Aksi Jogja Memanggil” di depan gedung Istana Kepresidenan Yogyakarta. Hari ini merupakan hari kedua pelaksanaan aksi demonstrasi yang akan digelar selama tiga hari, yaitu tanggal 27, 28, dan 29 Agustus 2024, tersebut. Aksi hari ini berlangsung hingga waktu isya.

Demonstrasi “Aksi Jogja Memanggil” merupakan lanjutan dari aksi yang diadakan di hari kamis, 22 Agustus 2024, sebagai ekor dari upaya penjegalan putusan MK Nomor 60/PUU-XXII/2024 dan Nomor 70/PUU-XXII/2024 terkait Pilkada oleh DPR RI. “Jogja Memanggil” yang kembali melakukan aksi demonstrasi di depan gedung Istana Kepresidenan yang berlokasi di Jalan Malioboro, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, itu adalah massa aksi yang terdiri dari berbagai macam elemen masyarakat Yogyakarta dan aliansi pergerakan mahasiswa.

Di dalam aksi kali ini, yang digelar selama tiga hari, massa aksi mengangkat dua isu, yaitu isu nasional yakni pengawalan terhadap Putusan MK dan PKPU terkait Pilkada; serta isu lokal berupa isu tentang sampah, UMR Jogjakarta, dan pendidikan. Pada aksi hari Selasa, 27 Agustus 2024, banyak massa yang meluapkan emosi mereka dengan berorasi menyuarakan keresahan-keresahannya. Mereka juga melakukan aksi teatrikal, berorasi, melantunkan puisi, serta bernyanyi bersama.

Cerminan Prakarsa Dakwah Berbudaya dalam Pelantikan Pengurus FSLDK Banten Periode 2024-2025
FSLDK Banten melaksanakan pelantikan kepengurusan baru untuk periode 2024-2025. Mengangkat tema “Manifestasi Asa FSLDK: Prakarsa Dakwah Berbudaya”, acara itu digelar pada Sabtu, 24 Agustus 2024.

Yang menarik, aksi di hari pertama itu diakhiri dengan pembacaan Shalawat Asyghil oleh sejumlah ustadz yang ikut dalam aksi. Tujuannya untuk memohonkan rahmat Allah SWT bagi Rasulullah. Juga untuk memohon keselamatan dari kezaliman para penguasa. Shalawat itu kemudian dilanjutkan dengan pembacaan surat Al-Fatihah dan istighfar Bersama-sama. Husain Ahmad Azzam dari KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) kemudian menutup aksi demonstrasi itu dengan pembacaan Ayat Qursi tepat di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta.

Menurut massa aksi, pembacaan Ayat Qursi itu digunakan untuk melakukan rukiyah terhadap pemerintah. Massa berseru, mereka melakukan rukiyah agar setan-setan terusir dari pemerintahan. Rukiyah (ruqyah) adalah metode pengobatan yang diwariskan sejak masa Nabi Muhammad saw. Ruqyah syar'iyah merupakan pengobatan Islam yang telah dikenal luas oleh Masyarakat, dan menjadi solusi utama untuk mengatasi gangguan jin, serta sakit fisik, mental, dan lain-lain.

Istana Kepresidenan Yogyakarta dipilih menjadi lokasi yang tepat untuk tempat aksi digelar, karena ia merupakan representasi dari pemerintahan Presiden Joko Widodo. Posisi persis Istana Kepresidenan Yogyakarta itu berada di seberang Museum Benteng Vredeburg yang di masa lalu adalah benteng Belanda di Yogyakarta. Massa menyatakan, mereka berharap, pasca dilakukan rukiyah, Presiden Joko Widodo beserta jajarannya dapat bertaubat dan memperbaiki kesalahannya dengan segera.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.