Kantor Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) di Jakarta, memastikan tim medis mereka telah tiba dengan selamat di Rumah Sakit (RS) Indonesia di Bait Lahiya, Gaza Utara, Palestina. Tim beranggotakan tujuh orang tenaga media itu akan bertugas selama satu bulan di sana. Hal itu dikatakan Ketua Presidium MER-C, dr. Sarbini Abdul Murad, dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Senin (12/8/2024) siang.
“Atas kehendak Allah SWT, relawan dan dokter kita berhasil masuk ke RS Indonesia pada 9 Agustus kemarin. Ini adalah satu hal yang sangat luar biasa bagi mereka,” kata Sarbini Abdul Murad kepada wartawan, termasuk Sabili.id.
Sarbini mengisahkan, tim relawan tersebut sampai di Gaza Utara dengan bergabung di konvoi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setelah harus melewati tak sedikit pos pemeriksaan Israel. Hal itu membuat perjalanan yang biasanya berlangsung selama 40 menit harus ditempuh selama hampir 6 jam. Menurut Sarbini, tujuh relawan yang tergabung dalam kelompok Tim Medis Darurat (EMT) gelombang ke-5 MER-C tersebut akan bertugas di RS Indonesia untuk membantu pelayanan medis bagi korban agresi Israel dan pemantauan kondisi rumah sakit.
Salah satu relawan MER-C, Reza Aldilla, melaporkan, tim mereka berangkat mulai pukul 08.30 pagi. Selama perjalanan, tim melewati jalan yang sudah rusak dan gedung-gedung yang hancur. la mengatakan, tim beberapa kali berhenti untuk pemeriksaan di check point. Tim juga sempat berhenti selama dua jam di Rumah Sakit Shifa, untuk menunggu pemberitahuan bahwa tim aman untuk melanjutkan perjalanan.
Tiba di Gaza Utara, ketujuh relawan MER-C yang terdiri dari empat dokter spesialis, satu Liaison Officer, satu relawan non medis, dan satu relawan lokal, langsung berkoordinasi dengan Direktur RS Indonesia, dr. Marwan Al-Sultan. Selama di Gaza Utara, Tim akan menginap di RS Indonesia, mengingat Wisma dr. Joserizal Jurnalis, tempat mereka seharusnya menginap, saat ini masih dalam kondisi rusak.
Tim akan bertugas selama kurang lebih satu bulan di RS Indonesia untuk membantu pelayanan medis bagi para pasien, serta assessment lanjutan kondisi RS Indonesia. Satu hari bertugas, pada Sabtu (10/8/2024), sekitar pukul tiga dini hari, Tim MER-C yang dipimpin oleh dr. Dany K. Ramdhan, SpBS, itu langsung membantu tenaga medis lokal menangani korban luka-luka, karena baru saja kembali terjadi serangan.
“Ada penyerangan di Jabaliya. Ada beberapa korban, satu syahid,” lapor Liaison Officer Tim EMT MER-C, Marissa Noriti, lewat pesan singkat.
Sarbini mengatakan, dengan masuknya tim relawan EMT ke-5 di Gaza, relawan MER-C yang kini berada di sana berjumlah sembilan orang. Mereka terdiri dari lima relawan medis, tiga relawan non-medis, dan satu Liaison Officer yang bertugas sebagai penghubung antara tim MER-C dengan badan lainnya. Sarbini menegaskan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI untuk menginformasikan kondisi dan keselamatan relawan MER-C yang bertugas di Gaza.
MER-C sendiri sudah mengirimkan lima Tim EMT (Emergency Medical Team), secara bertahap dan rotasi ke Jalur Gaza, dengan total relawan sebanyak 34 orang. Tim MER-C sampai saat ini menjadi satu-satunya Tim dari Indonesia yang masuk dan bertugas di dalam Gaza, memberikan pelayanan medis di sejumlah rumah sakit dan klinik yang masih berfungsi, sesuai dengan arahan Kementerian Kesehatan Palestina dan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!