Aksi solidaritas internasional ke Gaza kembali terhalang. Ribuan aktivis dari berbagai negara yang tergabung dalam long march menuju perbatasan Rafah diserang preman Mesir pada Jumat (13/6/2025). Aksi bertajuk "March to Gaza" itu merupakan bagian dari Konvoi Soumoud — Konvoi Keteguhan — yang menyerukan pembukaan perbatasan Rafah dan diakhirinya blokade atas Jalur Gaza.
Beberapa aktivis mengalami luka, termasuk anggota parlemen Turki dari Partai HÜDA PAR, Faruk Dinç, yang terkena hantaman di kepala. Partainya memeringatkan potensi ancaman serius terhadap keselamatan para peserta, termasuk warga negara Turki.
Tak hanya itu. Pihak Mesir juga menahan dan mendeportasi lebih banyak warga asing yang hendak bergabung. Kejadian ini berlangsung tak lama setelah konvoi yang berangkat dari Tunisia dihentikan di dekat Sirt, Libya, dengan alasan menunggu izin keamanan.
Salah satu penyelenggara mengatakan, aktivis dari 80 negara bersiap menuju Rafah, namun sebagian dicegat di lokasi 45 km dari Kairo dan paspor mereka disita oleh otoritas Mesir. Penyelenggara menegaskan bahwa mereka adalah gerakan damai yang patuh kepada hukum Mesir, dan meminta dukungan dari kedutaan besar negara masing-masing untuk melanjutkan misi kemanusiaan ini.

Diikuti 4.000 Aktivis dari 50 Negara Gerakan ini diikuti oleh sekitar 4.000 peserta yang merupakan para aktivis dari 50 negara. Konvoi direncanakan melintasi Semenanjung Sinai menuju kota Al-Arish, lalu berjalan kaki sejauh 50 kilometer menuju perbatasan Rafah di sisi Mesir.
Konvoi dari Tunisia membawa 1.500 orang dari Aljazair, Tunisia, dan Mauritania. Jumlah peserta diperkirakan terus bertambah, termasuk dari Libya. Total kendaraan yang bergabung mencapai sekitar 20 bus dan 350 mobil. Itu semua sebagai bentuk dukungan rakyat terhadap 2,4 juta warga Gaza yang terkepung. Krisis Kemanusiaan di Gaza Situasi di Gaza kian genting sejak Israel menutup seluruh gerbang perbatasan pada 2 Maret 2025. Penutupan itu menghentikan masuknya makanan, obat-obatan, bantuan kemanusiaan, dan bahan bakar.
Di tengah krisis tersebut, militer penjajah Israel terus menggempur wilayah perbatasan, meningkatkan serangan terhadap warga sipil Palestina. Gerakan solidaritas internasional pun menyerukan penghentian hubungan dengan penjajah Israel dan pembukaan jalur bantuan untuk Gaza.
(Sumber: Al Jazeera & Agensi Berita Dunia)

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!