Aliansi Pemuda Indonesia untuk Palestina (API Palestina) menggelar aksi unjuk rasa di segitiga SCBD, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2024). Aksi tersebut digelar untuk memperingati 55 tahun peristiwa pembakaran Masjid Al-Aqsa pada 21 Agustus 1969. Aksi API untuk Palestina itu melibatkan sejumlah organisasi pemuda dan mahasiswa dan digelar sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Jodi setiawan dalam orasinya. Kata dia, setelah bertahun-tahun pasca pembakaran Masjid Al-Aqsa, senyatanya zionis masih tetap dan terus berusaha mengubah realitas Masjid Al-Aqsa. Termasuk juga berupaya mengubah identitas dan karakternya.
“Lima puluh lima tahun yang lalu, tepatnya 21 Agustus 1969, adalah momen kesedihan bagi seluruh kaum muslim di dunia, saat zionis laknatullah membakar kiblat umat Islam pertama, yaitu Masjid Al-Aqsa. Upaya jahat itu hingga kini pun masih berlangsung. Selama bertahun-tahun pasca pembakaran, zionis terus berusaha mengubah realitas Masjid Al-Aqsa termasuk upaya mengubah identitas dan karakternya. Namun, selama itu pula para pejuang Al-Aqsa tetap teguh dalam perlawanan mereka menghadapi zionisme,” seru Jodi.
Massa aksi yang datang dalam aksi tersebut sepenuhnya adalah pemuda. Mereka terdiri dari organisasi dakwah kamus, BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), Pemuda Dewan Dakwah DKI Jakarta, yang semuanya disebut sebagai Aliansi Pemuda Indonesia untuk Palestina atau disingkat API Palestina. Mereka menegaskan, Palestina merupakan sentral perlawanan kaum muslim terhadap penjajahan Israel, terutama Masjid Al-Aqsa yang menjadi simbol keagamaan.
“Setiap tahunnya, warga Palestina dan Muslim di seluruh dunia menandai peringatan yang menyakitkan ini. Hal ini sekaligus untuk menekankan perlunya melawan pelanggaran yang terus berlanjut yang menargetkan Masjid Al-Aqsa. Mereka menyerukan kepada komunitas internasional untuk bertindak melindungi situs religius yang vital ini, menjaga integritasnya, serta menegaskan kedaulatannya,” tutur Jodi.
Di kesempatan itu, Jodi Setiawan pun membacakan pernyataan sikap API Palestina. Tepat pukul 17.50 WIB, setelah pembacaan pernyataan sikap itu, massa aksi membubarkan diri secara tertib. Berikut ini isi pernyataan sikap API Palestina kemarin:
Pada momentum yang baik ini, kami segenap pemuda muslim Indonesia yang berhimpun bersama dalam API Palestina atau Aliansi Pemuda Indonesia untuk Palestina menyatakan sikap sebagai berikut:
- Masjid Al-Aqsa adalah bagian dari syiar agama Allah SWT. Selama pemerintah Israel tidak angkat kaki dan kedaulatan rakyat Palestina belum terwujud, maka selama itu pula kaum muslimin wajib memperjuangkannya.
- Diam atas kehancuran dan penistaan Masjid Al-Aqsa adalah pengkhianatan terhadap agama dan kemanusiaan. Wajib bagi setiap elemen umat, apalagi para ulama dan pemimpin, untuk tidak berhenti bergerak demi menghentikan kejahatan tersebut dengan cara masing-masing berdasarkan pada persatuan, ilmu dan maslahat umat.
- Menyerukan kepada setiap pemimpin dunia, khususnya dunia Islam, agar senantiasa mengedepankan perdamaian berdasarkan keadilan dan agar tidak mudah dibeli dengan tawaran materi serta terus Mendukung Kemerdekaan Palestina secara penuh di Dunia Internasional sebagai sebuah tindakan konkret dalam menghentikan konflik panjang dan penjajahan yang dilakukan Israel selama ini kepada rakyat Palestina.
- Mendorong dan mendukung penuh upaya Pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel.
- Mendesak pemerintah Indonesia saat ini dan pemerintah selanjutnya untuk konsisten mendukung kemerdekaan Palestina sesuai dengan amanat konstitusi, UUD NRI 1945, para founding fathers, dan nilai nilai Pancasila.
- Menuntut kerajaan Yordania menutup perbatasan Allenby dalam rangka memutus supply ekonomi dan militer pada Israel.
- Mengajak seluruh pelajar, mahasiswa, dan pemuda Indonesia untuk bergabung dalam gerakan aksi kemanusiaan membela Palestina sampai Merdeka.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!