Kini Ustaz Bilfiq di hadapkan pada situasi rumit. Sebagai lelaki yang sudah menikah selama enam tahun dirinya pun sudah sering melihat istrinya yang kadang menangis, entah karena bahagia atau karena mengadu sekadar didengar keluh-kesahnya di hadapan sang suami. Situasi yang seringnya melecut rasa iba dirinya. Saat air mata istrinya mulai menggenang lalu perlahan jatuh di pipinya, maka dirinya tak akan sanggup untuk tidak memeluknya dalam dekap kehangatan cinta.
"Ya Allah... Kasihan Ayu ini, kenapa harus menangis di hadapanku?"
Batin Ustaz Bilfiq meronta. Sungguh dirinya tak kuasa melihat perempuan berurai air mata. Tapi saat ini yang di hadapannya adalah Ayu, bukan istrinya!
"Ya Allah… apa yang harus aku lakukan? Sungguh kasihan akhwat ini....?"
Perang batin telah berkecamuk dalam hati Ustaz Bilfiq. Bola-bola api telah dilempar setan. Ayu butuh diselamatkan, diberi bimbingan, pencerahan dan juga perhatian. Setan masih terus melemparkan bola api. Dan stok bola api setan tak akan pernah habis.
"Ayu harus bagaimana ya, Ustaz?"
Lirih dan tercekat dalam isak tangis Ayu mencoba melanjutkan drama yang dalam hitungannya akan selesai beberapa menit saja. Ia tutup lagi wajahnya dengan kedua tangan dengan tangisan yang mengguncang pundaknya, juga mengguncang perasaan Ustaz Bilfiq.
"Ayu hampir putus asa, Ustaz. Masalah ini terasa berat sekali buat Ayu..."
Seraya melemaskan seluruh tenaganya Ayu akhirnya memasuki drama berikutnya. Ia terkulai di atas kursi yang berhadapan langsung dengan Ustaz Bilfiq. Keduanya hanya dipisahkan oleh meja kecil.
Baca juga: Api Rindu (Episode 6): Mencoba Merefleksikan Ceritanya pada Zaman Nabi
Maka dengan gerakan reflek Ustaz Bilfiq pun terpaksa membantu Ayu untuk beristirahat di tempat tidur kamar hotel.
Ceritanya masih di Gubug Mang Engking,
"Antum kalau minum es kopyor terus kapan makannya?"
Sela kawan saya.
"Bisa bungkus, kan..?"
Sambil pura-pura bertanya saya menimpalinya.
"Nggak enak ikan gurame kalau dibungkus... Iya terus gimana?"
"Makanya dulu tuh Rasulullah SAW pernah bilang bahwa iblis punya kerajaan Arsy. Dia bangun singgasana Arsy-nya itu di atas laut. Lalu dia sebar pasukannya setiap hari untuk bikin kerusakan pada manusia. Habis itu pasukannya pada datang laporan. Siapa yang paling besar bikin kerusakan maka dapat hadiah berupa jabatan sebagai pasukan dekatnya. Kayak kita ada penguasa yang punya orang dekat atau tangan kanannya. Dan dari sekian pasukan yang laporan, iblis hanya bilang, "kalian nggak kerja apa-apa!" Kecuali satu setan yang ternyata berhasil melakukan kerja sukses dan besar karena telah berhasil membuat perceraian antar suami istri..!”
"Tapi bukan zina kan berarti?"
Tanya kawan saya ingin mempertegas.
“Tunggu dulu.....Memang betul bukan zina, tapi perceraian. Tapi apakah antum tahu bahwa penyebab paling besar perceraian adalah zina?”
Baca juga: Api Rindu (Episode 5): Masih ada Cerita Ustaz yang Lainnya
“Dan bahkan jangankan zina, hal-hal yang mengakibatkan zina pun bisa memicu perceraian. Sekadar terlihat atau terdengar pasangannya selingkuh, punya PIL atau WIL, telpon-telponan atau inbox atau apalah sama lelaki atau wanita lain aja bisa bikin berantakan rumah tangga, kan?”
Dengan nada bertanya saya berharap kawan saya segera menangkap maksud kisah yang saya sampaikan.
“Dan bahkan ada juga riwayat hadits yang seperti itu dan Rasulullah menyebut secara langsung zina, bukan perceraian!”
Kembali saya menegaskan.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!