Badai Al-Aqsa, Perang Hidup-Mati Terpanjang dalam Sejarah Penjajah Israel

Badai Al-Aqsa, Perang Hidup-Mati Terpanjang dalam Sejarah Penjajah Israel
Badai Al-Aqsa, Perang Hidup-Mati Terpanjang dalam Sejarah Penjajah Israel / Foto Istimewa

Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, hari Selasa, 3 September 2024, membeberkan kepada media bahwa Tel Aviv saat ini sedang berada dalam “Perang terpanjang dan termahal” sepanjang sejarah negara tersebut. Tak tanggung-tanggung, sejak meletusnya Badai Al-Aqsa sedikitnya 68 miliar dolar telah digelontorkan oleh penjajah Israel.

Smotrich menjelaskan, anggaran tersebut dialokasikan untuk biaya keamanan dan perang, kebutuhan sipil, rekonstruksi, tentara cadangan, para pengungsi dari kota-kota yang berdekatan dengan front selatan (Gaza) dan utara (Lebanon), memperkuat polisi dan pasukan keamanan, untuk layanan kesehatan sosial dan mental, serta sejumlah kebutuhan lainnya.

Jika menilik data tentang sejarah perang Arab-Israel sejak tahun 1948, apa yang disampaikan oleh menteri dari sayap kanan radikal itu memang tidak berlebihan. Perang pertama antara Israel melawan sejumlah negara Arab tahun 1948 berlangsung dari 15 Mei 1948 sampai Maret 1949, atau hanya berlangsung selama sembilan bulan lebih.

Perang Sinai atau Krisis Suez tahun 1956 yang pecah ketika Inggris, Perancis, dan Israel mengeroyok Mesir, juga hanya berlangsung 10 hari saja, 29 Oktober - 7 November 1956. Perang Juni tahun 1967 atau yang juga dikenal dengan perang enam hari, seperti namanya, hanya berlangsung singkat, enam hari. Di mana negara-negara Arab dipermalukan dan kalah telak.

Perang Oktober atau perang Ramadhan dan dikenal di Israel sebagai perang Yom Kippur juga hanya berlangsung kurang dari tiga pekan, 6-24 Oktober 1973.

Alot! Tim Perundingan Hamas Sampaikan Update Pertukaran Tawanan dan Gencatan Senjata
Al-Hayya menegaskan, Netanyahu menunjukkan sikap keras kepala dan berupaya menciptakan ilusi seolah menjadi pahlawan.

Ada pun Badai Al-Aqsa, kini sudah memasuki bulan kesebelas dan belum ada tanda-tanda akan segera berakhir. Ini mentahbiskan bahwa Badai Al-Aqsa merupakan perang terpanjang dan termahal dalam sejarah Israel.

Parahnya, perang panjang yang termahal ini juga dibarengi dengan krisis politik tajam antara para pemimpin Israel. Teranyar, konflik antara Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant terkait koridor Philadelphia menambah runcing jurang konflik internal penjajah Israel. Netanyahu ngotot dengan keputusannya untuk tetap mempertahankan militer Israel menguasai koridor Philadelphia.

Keputusan Netanyahu tidak hanya ditentang Yoav Gallant, namun juga ditentang pasukan dan para petinggi militer. Selain itu, keputusan Netanyahu tersebut juga menyebabkan negosiasi putaran terakhir dengan Hamas kembali mandek. Kondisi ini tentu sangat tidak menguntungkan bagi Netanyahu pasca tewasnya enam tawanan Israel di Gaza yang kemudian menyulut demonstrasi besar-besaran yang menuntut Netanyahu segera menyetujui gencatan senjata dan pertukaran tahanan.

Jadi, sekali lagi, perang Gaza adalah perang hidup-mati bagi Israel. Mengutip apa yang disampaikan oleh Tamim Al-Barghouti, seorang penyair, kolumnis, dan ilmuwan politik Palestina-Mesir, “Pembebasan Al-Aqsa telah dimulai. Pihak yang kuat (Israel) dianggap kalah jika tidak menang dan menghabisi ‘yang lemah’ (Hamas). Dan pihak yang lemah (Hamas) akan menang jika mereka tak bisa dilumpuhkan.

Kemarin, Channel 13 Israel mengonfirmasi bahwa Hamas telah merekrut dan mempersenjatai 3000 anggota baru di Gaza Utara.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.