Perang antara Hamas dengan tentara Zionis Israel yang terjadi sejak serangan Badai al Aqsa bukan hanya perang bersifat pertarungan militer. Ada juga perang propaganda lewat media massa. Hal itu dikatakan jurnalis dan penulis, Pizaro Ghozali Idrus, dalam acara Bedah Buku “Hamas Superpower Baru Dunia Islam” karya dia yang diterbitkan oleh Pustaka Al Kautsar, pada Rabu (31/7/2024).
“Dan saya lihat, Hamas mampu memutar balik propaganda media massa yang membuat imej buruk terhadap mereka. Di antaranya soal perlakuan mereka terhadap tawanan,” kata Pizaro dalam diskusi dan bedah buku yang ditayangkan secara live di Instagram Pustaka Al Kautsar itu.
Menurut Pizaro, selama ini Hamas dicitrakan sebagai “teroris”, “ekstremis”, dan beragam stigma negatif yang lain. Hal itu karena propaganda Zionis Israel selama ini. Kini, semua label itu terbantahkan dengan munculnya banyak video tentang perlakukan Hamas terhadap sandera, bahkan kepada tawanan perang yang sebelumnya adalah para tentara Zionis Israel.
“Di buku ini saya menulis khusus, satu bab. “Senyum Sunrise Right kepada Hamas”. Ini sangat menarik. Orang-orang yang ditawan itu sendiri, bahkan ada yang membawa anjing peliharaan. Anjingnya itu dari ketika pertama kali dia ditawan sampai dia dilepaskan, itu masih sama. Tetapi anjing itu sudah nggak buruk, nggak dekil. Sudah bersih. Jadi, jangankan manusia, (selama ditawan) binatang saja dijaga,” tuturnya.
Pizaro berkisah, ada satu surat yang membuat dia terharu. Yaitu surat dari seorang ibu yang bersama anaknya ditawan oleh Hamas. Ketika keluar, ia menitipkan surat.
“Isinya, dia mengatakan ‘Terima kasih, tuan. Anda telah menjadi sahabat terbaik. Putri saya ketika ditawan dia bebas masuk ke kamar tamu kapan pun dia inginkan’. Ini bayangkan, dia ditawan tetapi bebas melakukan apa saja. Dipersilakan masuk kamar, bolak-balik, itu nggak ada masalah. ‘Dan anak saya merasa dia seperti seorang ratu, begitu juga saya’ itu isi suratnya,” urai Pizaro.
Pizaro melanjutkan, intinya kita bisa melihat di video-video yang menunjukkan perlakuan Hamas yang baik terhadap tawanan perang. Akan terlihat bagaimana tawanan-tawanan itu ketika dilepaskan, dia tersenyum. Bahkan ada yang melambaikan tangan, mengirim surat, dan hal baik lainnya.
“Hal itu bertolak belakang dengan yang terjadi terhadap warga Palestina yang menjadi tawanan Zionis Israel. Ada yang tangannya buntung, kakinya bunting, ada yang – istilahnya – cacat. Hamas itu sampai kadang-kadang itu nggak makan, demi memberikan jalan makan bagi sandera-sandera mereka, warga Israel. Ini semua memutar balikkan opini negatif terhadap Hamas oleh propaganda media massa Israel,” ucapnya.
Pizaro melanjutkan, perlakuan baik dari Hamas itu juga berlaku bukan hanya terhadap sandera, tetapi juga kepada tentara Israel. Di dalam konteks perang, kata Pizaro, bagaimana perlakuan Hamas terhadap para sandera dan tawanan perang itu menunjukkan etika mereka yang sangat baik. Juga bahwa Hamas sangat menjunjung tinggi peri kemanusiaan.
Penulis dan Editor Pustaka Al Kautsar, Artawijaya, tampil sebagai moderator diskusi dan bedah buku itu. Ketika memandu jalannya diskusi, Artawijaya mengatakan, kita bisa melihat seberapa jauh ketahanan mereka. Artinya, di dalam perang yang terjadi itu, kekalahan Israel bukan hanya akan menyangkut persoalan kekalahan militer mereka, tetapi juga akan menimbulkan dampak yang luas.
“Misalnya, ekonominya hancur dengan terjadinya boikot. Selain itu, dunia internasional akan semakin mendesak mereka, bahkan desakan untuk membawa mereka ke pengadilan hak internasional. Jadi saya pikir, ini adalah kemenangan di luar. Kemenangan dalam aspek-aspek non-militer,” katanya.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!