Saat ini, banyak dinamika yang terjadi di kehidupan masyarakat umum. Ada yang sudah hampir di-khitbah tetapi ternyata tak sampai ke pernikahan, ada yang tak terlihat saling sapa eh ternyata malah “jadian” walaupun juga masih belum sampai ke istana, ada pula yang belum menemukan tambatan hati, dan sebagainya. Tetapi itulah yang namanya jodoh. Hanya Allah yang tahu. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Jadilah, apa yang menjadi kehendak-Nya. Kita harus tabah menerima takdir. Sebab, semua takdir itu adalah baik, selama kita menjadi orang yang beriman. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Aku begitu takjub kepada seorang mukmin. Sesungguhnya Allah tidaklah menakdirkan sesuatu untuk seorang mukmin melainkan pasti itulah yang terbaik untuknya” – HR. Ahmad.
Maka, melihat rekan sejawat yang tengah berbahagia membuat saya ingin juga berbagi kebahagiaan dengan pembaca, setelah selama beberapa waktu terakhir ini kita mungkin sangat disibukkan dengan isu-isu politik nasional. Kemarin, Ahad, 17 September 2023, salah satu reporter sabili.id resmi melepas masa lajangnya. Hanif Nurrohman, Namanya. Tepat di hari itu, pria asal Lampung berdarah Jawa itu resmi menjadi suami dari Amaturrahman Nurul Fahmi.
Baca Juga : Cinta Sejati
Berawal dari tawaran sang Ibu kepada Hanif setelah Idul Fitri 1444 H atau 2023 M. Waktu itu Hanif baru lulus kuliah. Ketika itu, Hanif diperkenalkan oleh ibunya dengan anak dari teman murobi sang ibu, yang sedang mencari jodoh.
"Nak, kamu kan sudah lulus. Ini ada akhwat mau menikah, kamu mau, ndak?" tanya ibunya kepada Hanif.
"Boleh, Bu. Tetapi Hanif mau lihat dulu akhwatnya," jawab Hanif.
"Oke, Nak. Kalau begitu pekan depan kita datang ke sana (rumah akhwat, red), ya," ujar ibunya.
Hanif pun datang bersama keluarga. Ia setuju dan menerima tawaran untuk menikah dengan pilihan sang Ibu tercinta. Oya, selain aktif sebagai reporter sabili.id, Hanif Nurrohman sehari-hari juga adalah seorang pengajar di sebuah yayasan di Jakarta Selatan. Sedangkan istrinya sehari-hari mengajar di SMAIT Insan Rabbani, Kotabumi. Mungkin karena jodoh, walau berangkat dari profesi pun mereka tetap menemukan keserasian, cie...
Kemarin, mewakili segenap Tim Redaksi sabili.id, kami datang memenuhi undangan rekan yang juga sahabat kami ini. Diiringi doa dan restu, kami menyampaikan harap, semoga Allah menjadikan Hanif dan Istri sebagai keluarga Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah, yang melahirkan generasi Mujahid Dakwah. Aamiin...
Tiba di Lampung pada Ahad, 17 September 2023 dini hari, kami segera disuguhi suasana kota Lampung yang masih luas tanahnya. Membentang sejauh mata memandang.
"Inilah wajah desa kami," celetuk Hanif seraya melihat saya merekam perjalanan dengan video.
"Jalan ini dari ane masih SD nggak pernah berubah. Penuh lubang dan berlika-liku, seperti kehidupan, hehehe…" lanjut Hanif sembari tertawa kecil, mengisahkan hidupnya.
"Kok bisa Nif? Memang nggak ada anggaran dari pemerintahnya untuk memperbaiki jalan?" sahut saya.
"Ini jalanan punya PT Bunga Mayang yang memproduksi gula. Setiap hari dilewati truk, jadi rusak tetapi nggak dibenerin," jelas Hanif.
"oh, begitu. Semoga nanti antum bisa menjadi bagian dari the next generation yang membantu menyejahterakan desa ini, Nif. Minimal bantu benerin jalan, biar masyarakat yang lewat jalan ini bisa nyaman dan tenang," harapan dan doa saya untuk Hanif.
"Aamiin," kami berempat yang ada di dalam mobil serempak mengaminkan doa itu.
Ada cerita unik yang terungkap dari perbincangan kami dengan ayahnya Hanif. Ternyata, anak dari sang besan itu adalah bayi yang dulu pernah ikut mengantarkan ayahnya Hanif ketika melamar ibunya Hanif. Sekarang bayi itu telah menjadi istrinya Hanif. Maasya Allah ... sungguh sebuah skenario yang pada waktu itu sama sekali tak tebersit dalam benak dan hati kedua orang tua Hanif. Tetapi itulah yang namanya jodoh.
Baca Juga : Salah Kaprah Taaruf Digital
Tujuan dari menikah itu hanya untuk ibadah kepada Allah SWT. Cintanya suami kepada istri adalah cinta dia kepada Allah, begitu pula sebaliknya. Jika sudah semuanya ditujukan kepada Allah, mudah-mudahan rumah tangga ini menjadi tempat ketenangan. Jadi, apa pun yang dilakukan oleh suami dan istri itu nilainya adalah keikhlasan karena Allah. Jika rumah tangga sudah nilainya keikhlasan, maka hidup kita ini insya Allah akan menjadi sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." – QS. Ar-Rum : 21.
Ayat tersebut mengajarkan bahwa menikah itu adalah supaya hidup menjadi tenang dan tenteram dengan melakukannya bersama pasangan. Saling menghormati, saling bekerjasama, saling bertanggung jawab, saling mempercayai, dan saling memberi kasih sayang. Begitulah pesan Pak Penghulu dari daerah Simpang Koperasi, Dusun 1, Desa Sawojajar, Kotabumi Utara, Lampung Utara.
“Semoga Allah memberkahimu ketika bahagia dan ketika susah dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.” Untuk Hanif dan Istri.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!