Satu tahun telah terlampaui. Kini memasuki hari ke-374 sejak peristiwa Thufan Al-Aqsa. Penjajah Israel masih terus melakukan serangan tanpa rasa kemanusiaan terhadap para pengungsi Palestina. Mereka melakukan pengeboman secara intens di wilayah Jabaliya selama sepuluh hari berturut-turut, disusul serangan berdarah di Sekolah Al-Mufti kamp Nuseirat, dan teranyar melakukan pembakaran kamp di sekitar Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir Al-Balah, Jalur Gaza Tengah.
Pada Senin dini hari (14/10/2024), Israel menjatuhkan bom yang membuat tenda-tenda di halaman pengungsian Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir Al-Balah terbakar. Api merambat hingga ke sebuah sekolah tempat pengungsi di kamp Nuseirat. Sambaran api itu mengakibatkan sebanyak 30 tenda terbakar.
Kejadian itu mengantarkan lebih dari 20 orang syahid. Menurut saksi mata, api menyebar luas ke dalam tenda-tenda karena bahannya terbuat dari nilon dan kain yang sangat mudah dilalap api. Berbagai media juga mewartakan tragedi nir-kemanusiaan yang berdarah tersebut.
“Pembakaran yang dilakukan oleh Penjajah Israel mengakibatkan 4 orang syahid, termasuk seorang wanita dan seorang anak, serta sekitar 40 orang terluka. Jenazah para syuhada hangus seluruhnya. Sebagian besar korban menderita luka bakar yang cukup parah,” demikian laporan dari sumber medis kepada media Anatolia.
Para saksi mata melaporkan, tim medis membawa keluar para korban yang terluka – termasuk wanita dan anak-anak – dalam kondisi sebagian besar pakaian mereka terbakar. Api terus berkobar di dalam tenda selama 45 menit sebelum petugas pertahanan sipil berhasil melakukan evakuasi. Kantor media pemerintah Gaza mengatakan, ini adalah kali ketujuh tindakan pengeboman Israel yang menargetkan tenda-tenda pengungsi di Rumah Sakit Al-Aqsa, sejak Thufan Al-Aqsa setahun lalu.
Pembantaian Kamp Nuseirat
Sebelumya, Israel melakukan serangan berdarah di Sekolah Al-Mufti kamp Nuseirat, yang menampung ribuan pengungsi di Jalur Gaza Tengah pada Ahad malam (13/10/2024). Kebengisan ini mengakibatkan 22 warga Palestina syahid. Di antaranya termasuk 15 korban dari anak-anak dan wanita. Selain itu, 80 orang lainnya mengalami luka-luka. Mereka semua segera dievakuasi ke rumah sakit terdekat.
“Kondisi sebagian besar korban mengalami luka serius. Kru pertahanan sipil dan ambulan mengangkut jenazah syuhada dan beberapa korban yang terluka ke Rumah Sakit Al Awda di Nuseirat,” demikian laporan dari salah satu sumber kepada koresponden Al Jazeera.
Kantor media pemerintah mengatakan, pembantaian oleh Israel di Sekolah Al-Mufti menambah daftar jumlah tempat pengungsian yang dibom oleh penjajah. Tercatat, sebanyak 191 pusat penampungan telah dibom dan menjerat ratusan ribu pengungsi terkena dampak pembantaian.
“Tindakan bengis dari penjajah Israel ini menunjukkan kebiadaban. Semua pernyataan yang keluar dari mulut mereka hanya menambah bukti kelicikan penjajah. Penargetan Rumah Sakit Al-Aqsa dan Sekolah Al-Mufti membuktikan bahwa tidak ada tempat yang benar-benar aman di Gaza,” jelas Pertahanan Sipil di Gaza.
(Sumber: Al Jazeera & Machahid 24)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!