Serangan terbaru yang dilancarkan oleh pasukan penjajah Israel kembali menargetkan infrastruktur vital di Jalur Gaza. Pada Senin (19/5/2025), Kementerian Kesehatan Palestina merilis dokumentasi yang menunjukkan kehancuran parah pada gudang cairan infus dan perlengkapan medis akibat serangan pasukan penjajah Israel di Kompleks Medis Nasser, yang terletak di Kota Khan Younis, wilayah selatan Gaza. Gudang tersebut merupakan salah satu fasilitas penting yang menunjang layanan kesehatan bagi ribuan warga Gaza.
Serangan tersebut terjadi di tengah situasi darurat yang sudah lama menimpa sektor kesehatan di Gaza. Serangan tersebut terjadi di saat rumah sakit dan fasilitas medis di Gaza menghadapi kekurangan pasokan yang sangat kritis serta beban berat akibat terus berlanjutnya agresi.
Foto-foto yang dirilis Kementerian Kesehatan Palestina memerlihatkan kehancuran total pada gudang tersebut, menandakan bahwa sistem kesehatan Gaza kini berada di ambang kehancuran total. Kehilangan gudang ini menambah parah ketidakmampuan rumah sakit untuk menyediakan layanan dasar, termasuk penanganan luka berat, operasi darurat, dan perawatan intensif.
Sejak dimulainya agresi besar-besaran pada 7 Oktober 2023, militer penjajah Israel terus menggempur wilayah Gaza dengan intensitas serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Salah satu target utama dalam serangan ini adalah sistem kesehatan Palestina, terutama rumah sakit-rumah sakit yang menjadi tempat berlindung terakhir bagi ribuan warga yang terluka.
Menurut data yang dirilis Kementerian Kesehatan Gaza serta badan-badan PBB, militer penjajah Israel secara sistematis menyasar fasilitas-fasilitas medis di Jalur Gaza. Akibatnya, sebagian besar rumah sakit kini tidak lagi berfungsi, dan layanan medis berada di ambang kehancuran total. Kondisi ini membahayakan nyawa ribuan pasien dan korban luka yang tidak memiliki akses terhadap perawatan yang layak.
Dari total 38 rumah sakit yang ada di Gaza, hanya 19 yang masih mampu beroperasi secara parsial. Dari jumlah tersebut, 8 di antaranya merupakan rumah sakit milik pemerintah dan 11 lainnya dikelola oleh pihak swasta. Namun, keterbatasan sumber daya, kerusakan infrastruktur, serta gangguan pasokan listrik dan bahan bakar, membuat operasional rumah sakit tersebut jauh dari memadai.
Di tengah krisis ini, sebanyak 9 rumah sakit lapangan turut didirikan dan dikerahkan untuk memberikan layanan darurat. Rumah sakit-rumah sakit ini kini menjadi harapan terakhir bagi warga sipil yang terus menjadi korban dalam serangan brutal penjajah Israel.
Selain itu, tidak hanya rumah sakit yang menjadi sasaran, tetapi juga ambulans, tenaga medis, dan jalur evakuasi kemanusiaan turut terdampak. Serangan terhadap fasilitas kesehatan ini secara jelas melanggar hukum humaniter internasional yang menjamin perlindungan terhadap institusi medis dalam situasi konflik bersenjata.
Serangan terhadap fasilitas kesehatan, yang dilindungi oleh hukum humaniter internasional, menambah daftar panjang pelanggaran yang dilakukan oleh penjajah selama agresi di Gaza. Di dalam beberapa pekan terakhir, eskalasi kekerasan di Khan Younis dan wilayah lainnya menyebabkan meningkatnya jumlah korban jiwa di kalangan warga sipil serta memerburuk krisis kemanusiaan yang sebelumnya pun sudah sangat mengkhawatirkan.
(sumber: Al Jazeera)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!
