Berharap pahala kurban dari prosesi penyembelihan hewan kurban, jamak dan sudah semestinya. Tapi menjalankan ibadah qurban sembari berinfak untuk dakwah serta berkontribusi bagi pendidikan generasi muda islam adalah kesempatan emas yang jangan sampai terlewatkan. Seperti kata pepatah, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.
Inovasi dakwah tersebut yang nampaknya sedang dikembangkan oleh Pesantren Bina Insan Kamil Bogor. Melalui program Pendidikan Kader Da’i Mandiri (PKDM), Pesantren BIK Bogor menggagas sebuah konsep pendidikan berbasis pemberdayaan. Khususnya bagi pemuda islam yang terpaksa tidak melanjutkan pendidikan formalnya karena himpitan ekonomi.
Ada dua kata kunci dalam konsep ini: Pertama, pembentukan sosok da’i, melalui pendidikan keagamaan dan penggemblengan khas pesantren. Kedua, pembentukan karakter pemberdaya melalui intensifikasi keterampilan serta bekal kewirausahaan. Sehingga targetnya adalah tumbuh kemandirian secara ekonomi yang mana kelak saat mereka terjun berdakwah di tengah masyarakat bukan menjadi beban umat, justru mampu memecahkan masalah sosial ekonomi umat dalam konsep dakwah pemberdayaan.
Selain dari Jabodetabek, para santri datang dari beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatera. Semisal Lampung, Sukabumi, Cianjur, Brebes, Tegal hingga Kediri. Kapasitas maksimal yang bisa dibina dalam program PKDM saat ini 20 orang santri laki-laki. Status mereka adalah full beasiswa alias tidak dipungut biaya apapun. Kebutuhan penginapan, makan dan lainnya ditanggung sepenuhnya oleh pihak yayasan.
Kurikulum yang dikembangkan adalah perpaduan antara kurikulum pesantren dan kurikulum pemberdayan. Diantaranya adalah tahfidz Al-Qur’an, Bahasa arab, fiqh, sirah nabawiyyah, praktek dakwah, MTT (Manajemen Tani Ternak) serta kewirausahaan. Di sela-sela itu, ada program latihan pengembangan diri semacam; kepemimpinan, keorganisasian, bela diri dan praktik usaha mandiri.
Nah, dalam rangka mendukung pembiayaan program sekaligus praktik kewirausahaan santri, PKDM mengembangkan peternakan kambing dan penggemukan sapi. Lokasi dan kegiatan peternakan terintegrasi langsung dengan pesantren. Para santri yang umumnya telah menapaki usia SMA atau lebih, dilibatkan dalam kegiatan peternakan dan penggemukan. Saban hari mereka terlibat dalam budidaya ternak kambing dan sapi.
Adapun jenis kambing yang dibudidaya bermacam-macam. Mulai dari Peranakan Etawa (PE), Boer, Sanen, Sapera, Jawa Randu dan Kacang. Adapun untuk sapi, ada sapi Limousin, Pegon, Simental, PO, dll.
Menjelang Idul-qurban, santri PKDM akan sangat sibuk dengan persiapan penjualan hewan kurban tersebut. Banyak tamu, calon Sohibul-qurban yang datang berkunjung dari berbagai daerah di Jakarta, Bogor dan sekitarnya.
Ustadz Habli Robbi Waliyya, biasa dipanggil Ustadz Wali, Mudir Pesantren BIK Bogor mengatakan, bahwa program PKDM memang dirancang padat karya. Belajar, berdakwah dan berwirausaha adalah siklus hidup pesantren. Dari siklus itu, ada banyak hal yang tidak bisa diajarkan tetapi dapat dialami oleh para santri secara langsung. Selain efektif menambah wawasan dan pengalaman, siklus ini diharapkan dapat mematangkan kesiapan santri sebagai “Da’i-preneurship” secara lebih cepat.
Ustadz muda yang menamatkan studinya di Madinah dan Sudan ini juga mengundang para pembaca Sabili.id yang berniat kurban serta tinggal di Jabodetabek untuk melihat-lihat peternakan PKDM. “Insya Allah, hewan kurban yang kami sediakan adalah yang terbaik di tiap level harganya. Satu hal lagi, kami menawarkan barang secara objektif, berdasarkan berat yang bisa dibuktikan akurasinya. Karena yang kami cari dari usaha kurban ini adalah nilai ibadah dan keberkahannya”.
Lebih lanjut Ustadz Wali menambahkan: “Beli hewan kurban di BIK Farm (Peternakan Pesantren BIK Bogor-red) juga memiliki nilai sosial dan dakwah. Sudah tentu, kami ingin dapat keuntungan dari kegiatan ini. Keuntungan itu akan didapat oleh mereka yang membantu penjualan (reseller-red), dan Pesantren selaku produsen. Adapun Pesantren sendiri akan menggunakan keuntungan itu untuk menopang biaya pendidikan para santri yang belajar dan tentu saja untuk operasional pesantren, pembangunan sarana dan prasarana”.
“Kami juga membuka peluang kerja sama dengan masjid atau instansi untuk pembelian hewan kurban dalam jumlah banyak” sambung ustadz Wali. “Pada tahun ini kami mengadakan kerja sama dengan beberapa masjid yang tersebar di Tangerang, bogor dan Jakarta” Tutupnya.
Skema kerja sama yang ditawarkan dari mulai jual beli putus, artinya masjid membeli hewan kurban dan diantar sesuai permintaan. Juga skema kemitraan yaitu Masjid memfasilitasi tempat untuk dijadikan kandang sementara, lalu pesantren akan membuatkan kandang, memasok kambing dan domba serta tenaga peternak. Sehingga nantinya jamaah yang akan berqurban bisa langsung membeli hewan kurban di masjid tersebut. Masjid diuntungkan dengan mempermudah pencarian hewan kurban serta kompensasi yang akan masuk ke kas Masjid dari hewan yang terjual. Skema ini juga upaya mendorong kemandirian masjid.
Bagi pembaca sabili.id yang ingin menambah pendapatan halal selama musim kurban, silahkan menghubungi admin BIK Farm di nomor 0895-3259-67715. Ada ruang luas bagi anda untuk menjadi freelance marketing dengan skema yang menarik. Tak perlu modal!
Untuk informasi kerjasama dan pembelian hewan kurban dapat menghubungi nomor 0896-7120-7420. Bagi yang ingin berkunjung ke peternakan BIK Farm dapat mengetik keyword “BIK FARM” atau “Pesantren Kader Da’i Mandiri Bina Insan Kamil Bogor” di google maps yang ada di gawai masing-masing atau ke alamat berikut: Gang barokah, rt 03, rw 02, Desa Tegal Waru, kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Adapun untuk informasi penerimaan santri baru bisa menghubugi admin pesantren di nomor 0895-2125-7330.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!