Memasuki hari ke-120 perang di Gaza, ratusan warga Israel berdemonstrasi di kota-kota besar di Israel. Mereka berkumpul dan berunjuk rasa di pusat kota-kota Tel Aviv, Jerusalem, Haifa, Beersheba, dan Rehovot. Mereka menuntut agar masa pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu diakhiri, serta mendesak untuk percepat pelaksanaan pemilu.
Para demonstran mengangkat poster yang mengungkapkan bahwa Netanyahu harus bertanggung jawab atas peristiwa 7 Oktober dan peristiwa setelahnya, yaitu kesalahan dalam menangani kesepakatan pertukaran sandera yang dinilai lamban. Para pengunjuk rasa juga menuntut pemerintah untuk meningkatkan upaya-upaya mempercepat pemulangan 136 sandera Israel yang ditahan oleh Hamas di Gaza.
Surat kabar Yedioth Ahronoth mengabarkan bahwa ratusan warga Israel yang mengikuti demonstrasi di kota Horev Junction dan Haifa menuntut percepat pemilihan umum. Para peserta membawa spanduk bertuliskan, “Pemilu sudah tiba dan selamatkan para sandera”.
Sementara itu, di kota Rehovot, puluhan orang berdemonstrasi dan meneriakkan penentangan terhadap Netanyahu.
Baca juga: Presiden Palestina Tuntut Israel Hentikan Serang dan Bunuh Rakyat Palestina
Hampir setiap hari, warga Israel berdemonstrasi untuk menuntut percepatan pemilu dan pembebasan sandera di Gaza. Namun, demonstrasi yang terbesar diselenggarakan pada hari Sabtu (03/02/2024).
Para pejabat Israel memperkirakan masih ada sekitar 136 warga Israel yang ditahan di Jalur Gaza, sejak Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, di titik-titik militer Israel dan permukiman di sekitar Jalur Gaza.
Di dalam serangan tersebut, Hamas menangkap setidaknya 239 orang di kota-kota sekitar Gaza dan telah menukar puluhan dari mereka dengan warga Palestina yang ditahan Israel selama gencatan senjata sementara, yang berlangsung selama 7 hari dan berakhir pada awal Desember lalu.
Pihak berwenang Palestina melaporkan bahwa ketika gencatan senjata, Israel telah membebaskan 240 tahanan Palestina dari penjaranya, termasuk 71 tahanan wanita dan 169 anak-anak.
Adapun sejak tanggal 7 Oktober lalu, tentara Israel telah melancarkan agresinya di Gaza. Hingga hari Sabtu (03/02/2024), agresi Israel telah menyebabkan 27.238 orang syahid dan 66.452 orang terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan perempuan. Agresi Israel itu juga menyebabkan kehancuran yang sangat parah.
(Sumber: Al Jazeera)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!