Dewan Pengarah BRIN: Saat Ini Indonesia Punya Masalah di Bidang Pertanian

Dewan Pengarah BRIN: Saat Ini Indonesia Punya Masalah di Bidang Pertanian
Prosesi Wisuda ke-40 Universitas Paramadina, di Convention Hall - Gedung SMESCO, Jakarta / Foto Istimewa

Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia, Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo, IPU, mengatakan, selain diserang oleh perubahan iklim, Indonesia saat ini punya masalah dalam bidang pertanian. Setiap tahun, kita kehilangan 100.000 hektare sawah karena terkonversi menjadi hunian. Setiap tahun, kita juga kehilangan satu juta petani yang meninggal dunia atau pensiun karena menua, sedangkan hanya 3% saja anak petani yang mau menjadi petani.

“Saya salah satunya yang setelah menyelesaikan masa belajar tidak mau lagi pulang untuk menjadi petani. (saya memilih) Tinggal di Jakarta dan menjadi dosen. Inilah yang terjadi di pangan kita. Makanya kalau dikritik Indonesia impor pangan padahal lahannya subur, tetapi itulah kenyataannya. Pangan kita tidak cukup. Sama juga pada bidang kesehatan, bahan baku obatnya impor,” tuturnya.

Marsudi Wahyu Kisworo menyampaikan hal itu dalam Prosesi Wisuda ke-40 Universitas Paramadina, di Convention Hall - Gedung SMESCO, Jakarta, Sabtu (15/6/2024). Acara itu dihadiri pula oleh Ketua Umum Pembina Yayasan Wakaf Paramadina, H. M. Jusuf Kalla; Kepala LLDikti Wilayah III., Prof. Dr. Toni Toharudin, S.Si., M.Sc; Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, M.Sc, Ph.D; serta jajaran Civitas Academica Universitas Paramadina dan Pengurus Yayasan Wakaf Paramadina.

Menurut Marsudi, tantangan seperti itu memang saat ini dihadapi generasi muda. “Bagaimana menyelesaikan tantangan tersebut? Salah satunya dengan menggunakan ilmu pengetahuan. Saya mau mengingatkan, mungkin sudah mulai lupa, terhadap simbol yang ada di bendera Paramadina. Simbol itu diambil dari surat An-Nisa ayat 113,” ujarnya.

Ia pun menjelaskan, simbol utama di bendera Paramadina itu adalah kitab dan hikmah. Artinya, bekal kitab dan hikmah itulah yang dibawa generasi muda dalam menghadapi tantangan masa depan.

Baca juga: Kolaborasi Dompet Dhuafa dan Azalea Adakan Kegiatan Berbagi Kebaikan

“Kitab adalah kebenaran yang disebutkan kitab-kitab suci yang kemudian kita pelajari dalam agama. Hikmah itu adalah pengetahuan, seperti matematika, komunikasi, manajemen, dan semua ilmu yang kita pelajari.  Maka, merujuk pada simbol ini, kita sebagai wisudawan harus mampu menguasai dua hal ini. Al-kitab dan al-hikmah. Jika hanya salah satunya saja, maka tidak akan utuh,” jelasnya.

Sementara itu, Jusuf Kalla di dalam sambutannya berpesan, para wisudawan menghadapi tantangan mengaplikasikan ilmu sesuai kebutuhan masyarakat. Di Tengah Masyarakat ujian dan tantangan itu akan lebih besar.

“Ilmu adalah hal penting yang akan meningkatkan peringkat Anda. Di universitas, Anda akan memperoleh ilmu dan logika, pada bidang pekerjaan akan menguji logika dan ilmu yang telah kalian peroleh. Kalau di Universitas, Anda diuji oleh dosen, tetapi dunia kerja, masyarakat akan menguji Anda lebih lagi. Paramadina tentu memberikan Anda hal yang terbaik, yang dapat diberikan kepada kalian semua untuk dapat siap menghadapi dunia kerja,” pesannya.

Sedangkan Toni Toharudin di dalam sambutannya menyampaikan, tantangan sarjana saat ini dan masa yang akan datang tidaklah ringan. Yakni bagaimana memperoleh pekerjaan secara layak dan diakui sesuai dengan kompetensi dan passion.

“Lulus dari perguruan tinggi bukan berarti akhir dari segalanya. Kalian telah membuka pintu ke dalam dunia profesi yang luas, sehingga kalian harus terus berjuang untuk menunjukkan kemampuan terbaik, di dalam berbagai bidang ilmu yang didapat. Kalian harus bisa menjadi agent of change di dalam masyarakat dan juga membawa kebaikan bagi seluruh orang,” urainya.

Di kesempatan itu, Rektor Universitas Paramadina, Prof. Dr. Didik J. Rachbini, juga memberikan pesan kepada para Wisudawan. Ia mengatakan, akan ada sejumlah unsur dalam kehidupan yang harus dibawa secara utuh.

Baca juga: Lewat #BerbagiMusik, Dompet Dhuafa Gandeng J-Rocks dan Kopi Bajawa Flores Bagi Kado Yatim

“Pertama adalah dimensi Ilahiah. Psikologis kita harus terang seperti kaca yang bersih. Yang kedua adalah fisik. Jika badan kita kuat, maka kita akan mampu mengerjakan pekerjaan dengan baik. Ketiga adalah ilmu yang kita dapat. Dan yang keempat, kita harus mencapai kesejahteraan. Indonesia akan menjadi 6 besar di dunia tetapi kesenjangannya akan sangat tinggi, 40% dari penduduk kita masih (berpendidikan) SD ke bawah. Maka, saudara sekalian hanya 5-8% dari masyarakat Indonesia. Karena itu, semoga wisuda ini bisa menjadi titik balik agar kalian dapat menjadi manusia yang lebih baik,” ucap Didik.

Mewakili Pengurus Yayasan Wakaf Paramadina, Pratiwi Astar, mengapresiasi keberhasilan para wisudawan. “PR selanjutnya, akan banyak pertanyaan, ‘Mau apa setelah ini?’ ‘Mau jadi apa setelah ini?’ Apa pun pilihan kalian, tetap lanjutkan prinsip-prinsip Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat,” pesannya.

Pratiwi lantas menyampaikan harapan agar para wisudawan selanjutnya tetap dapat memiliki akhlak yang baik. “Sebagai alumni Paramadina, satu hal yang kami harapkan, tetap dapat mengedepankan akhlak yang baik. Kami yakin, seluruh wisudawan Universitas Paramadina yang telah menyelesaikan mata kuliah anti korupsi akan terus memegang teguh prinsip-prinsip kejujuran, transparansi, akuntabilitas. Kami yakin, wisudawan akan menjadi champion-champion terbaik di masyarakat dan dapat menerapkan ilmu dan hikmah yang didapat dengan akhlak yang terpuji,” kata Pratiwi.

Kegembiraan di hari wisuda juga diungkapkan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Paramadina Dr. Fatchiah E. Kertamuda, M.Sc. Ia menyatakan kegembiraan atas berhasil paripurna studi mahasiswa Universitas Paramadina yang hari itu meluluskan 218 sarjana dan 122 magister.

“Prestasi wisudawan juga sangat bagus. Rata rata IPK untuk program sarjana mencapai 3,54 dengan masa studi 3 tahun 5 bulan. Rekor tercepat diperoleh oleh wisudawan sarjana manajemen dengan masa studi 3 tahun 3 bulan 22 hari. Yang kedua, rata-rata IPK program magister adalah 3,79 dengan masa studi 1 tahun 9 bulan. Rekor tercepat dari prodi magister manajemen dengan masa studi 1 tahun 4 bulan, 19 hari. Dari 330 wisudawan itu, terdapat wisudawan penerima beasiswa, yaitu penerima beasiswa dari Kemendikbud Ristek Dikti, terdapat 6 wisudawan penerima beasiswa KIP Kuliah, dan 2 penerima beasiswa unggulan, ada penerima beasiswa dari transjakarta, dan penerima beasiswa internal dari Universitas Paramadina sebanyak 6 wisudawan,” papar Fatchiah.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.