Ratusan massa dari berbagai kalangan masyarakat memadati kawasan depan Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Ahad (20/4/2025) pagi. Aksi solidaritas yang dipelopori Aliansi Pemuda Indonesia untuk Palestina (API Palestina) itu digelar sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina dan seruan kecaman terhadap agresi militer Penjajah Israel yang terus berlangsung.
Massa aksi yang hadir kemarin tak hanya datang dari kawasan Jabodetabek. Ada pula yang dari luar daerah semisal Solo, Lampung, Yogyakarta, hingga Bukittinggi. Kehadiran mereka menandakan besarnya kepedulian masyarakat Indonesia terhadap isu kemanusiaan yang terjadi di Palestina.
Aksi di hari itu diwarnai berbagai orasi. Para orator terdiri dari dari tokoh-tokoh perwakilan mahasiswa, influencer, dan aktivis yang seluruhnya menyuarakan kemerdekaan Palestina.

"Hari ini adalah hari ke-561 penjajahan Israel ke Palestina sejak 7 Oktober 2023. Bagi dunia, ini hanyalah angka agresi Israel. Bagi dunia, ini hanyalah angka genosida. Tetapi bagi kita, 561 adalah angka perlawanan. Bagi kita, hari ke-561 adalah hari aksi. Hari di mana kita terus bertahan, bahkan melawan Zionis tanpa henti. Telah 51.000 orang meninggal dan 114.000 mengalami luka-luka. Apa artinya bagi dunia? Bagi kita, itu berarti 51.000 pejuang yang telah menemui syahidnya. Bagi kita, itu adalah 114.000 para mujahid yang punya keyakinan bahwa setiap ujian ini adalah bagian dari janji kemenangan yang diberikan Allah," seru salah satu orator aksi.
Rangkaian aksi dibuka dengan pembacaan basmalah secara bersama-sama, dilanjutkan bersama-sama melantunkan lagu "Bangun Pemuda-Pemudi". Lagu wajib nasional itu pun menggema dari para peserta aksi membangkitkan semangat mereka yang hadir dari berbagai latar belakang sosial. Mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga orang tua yang masih memiliki jiwa muda dan semangat yang membara untuk terus mendukung Palestina.
Ada banyak hal unik yang menyita perhatian dalam aksi kali ini. Di antaranya adalah "gimmick" berupa aksi mengheningkan cipta yang dilakukan setiap 15 menit. Hal itu sebagai simbol dari data yang menyebutkan bahwa setiap 15 menit satu nyawa hilang di Palestina. Di setiap 15 menit, peserta aksi pun diimbau untuk hening sejenak dan suara sirine yang khas menggema ke seluruh area. Salah satu panitia aksi menyebutkan bahwa suara sirine tersebut adalah simbol suara sirine HAMAS yang paling ditakuti oleh penjajah zionis.
Menariknya lagi, aksi kali ini turut dimeriahkan oleh pembacaan puisi dari Shabrina, seorang mahasiswi LIPIA. Pembacaan puisi itu menggugah emosi peserta dengan narasi-narasi kuat tentang perjuangan rakyat Palestina.

Koordinator Aksi, Muhammad Haidar Hilmi (20), menyebut, kegiatan aksi yang digelar bersama oleh Aliansi Pemuda Indonesia untuk Palestina (API Palestina) dan Aliansi Mahasiswa Muslim Indonesia (AMMI) itu merupakan bentuk gerakan kemanusiaan yang mendukung kemerdekaan Palestina dan menolak penjajahan di atas dunia.
Untuk mengamankan jalannya aksi, pihak kepolisian menurunkan ratusan personel. "Sebanyak 332 personel gabungan diterjunkan untuk mengamankan jalannya unjuk rasa,” tutur Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, seperti dilansir dari okezone.com.
Di dalam momen tersebut, API Palestina juga membacakan pernyataan sikap rakyat Indonesia terhadap Palestina. Terdapat enam poin pernyataan sikap rakyat Indonesia terhadap Palestina yang diserukan API Palestina. Berikut isi enam poin pernyataan sikap rakyat Indonesia terhadap Palestina:
"Satu, mengecam pemerintah Amerika Serikat sebagai pelaku kejahatan penjajahan bersama zionis Israel, yang terus mempraktikkan kemunafikan dengan terus terlibat dalam kejahatan zionis Israel yang mengakibatkan tidak tercapainya perdamaian serta ketidakstabilan dunia. Kami menuntut Amerika Serikat agar berhenti terlibat dalam terorisme Israel, termasuk dengan manuver-manuver politis di Dewan Keamanan PBB.
"Dua, menyatakan solidaritas penuh kepada warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat di seluruh wilayah Palestina lainnya dalam perjuangan melawan penjajah dan penindasan sampai merdeka.
"Tiga, menolak segala bentuk relokasi warga Palestina di Gaza dari tanah air mereka sendiri yang dicetuskan oleh Amerika Serikat dan didukung oleh berbagai pihak, karena tindakan tersebut merupakan bagian dari pembersihan etnis rakyat Palestina.
"Empat, mendesak pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah konkret dalam mendukung perjuangan di Palestina dengan mengirimkan bantuan militer sebagai bentuk tekanan terhadap zionis Israel, dalam rangka menunjukkan komitmen tegas dalam melaksanakan Undang-Undang RI 1945, cita-cita para founding fathers, dan nilai-nilai Pancasila.
"Lima, mendesak seluruh gerakan masyarakat, seluruh para pelajar, mahasiswa, dan pemuda untuk membangkitkan kepedulian, dukungan, aksi material, dan non-material berupa pemboikotan terhadap produk yang mendukung kejahatan Israel sebagai bentuk pembelaan kepada rakyat Palestina dalam memeroleh hak-hak kemanusiaan dan kemerdekaan.
"Enam, mendesak seluruh pelajar, mahasiswa, pemuda, dan masyarakat Indonesia untuk bersatu dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina dan turut menyuarakan kemerdekaan Palestina melalui forum diskusi, mimbar bebas, aksi, maupun dalam bentuk ide atau gagasan berupa tulisan."
Aksi tersebut kemudian ditutup dengan kumandang doa bersama. Pembacaan doa itu disertai untaian harapan agar kemerdekaan dan keadilan segera diraih oleh rakyat Palestina.

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!