Di Tengah Perang Sengit, Ribuan Warga Sudan Terjangkit Kolera

Di Tengah Perang Sengit, Ribuan Warga Sudan Terjangkit Kolera
Di Tengah Perang Sengit, Ribuan Warga Sudan Terjangkit Kolera/ Foto Anirudh-Unsplash

Organisasi kemanusiaan Doctors Without Borders (MSF), pada Kamis (14/8/2025), mengumumkan, sebanyak 40 orang meninggal dunia akibat wabah kolera di Sudan hanya dalam kurun waktu sepekan. Wabah itu merupakan tragedi yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi tersebut diperparah pula akibat konflik bersenjata yang masih berlangsung antara Tentara Nasional Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di negara tersebut.

Di dalam pernyataan yang disadur dari Al-Jazeera, MSF mengungkapkan, tim medis mereka telah merawat lebih dari 2.300 pasien kolera di wilayah Darfur saja. Penanganan dilakukan di pusat-pusat kesehatan yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan setempat.

“Warga menghadapi wabah ini sebagai krisis baru di tengah penderitaan panjang akibat perang yang telah berlangsung lebih dari dua tahun,” tulis MSF.

Bencana Kelaparan di Sudan Kian Memburuk, 30 Juta Jiwa Terancam
Sudan menjadi satu-satunya negara yang telah diumumkan secara resmi mengalami bencana kelaparan di beberapa wilayah. Krisis ini dimulai dari kamp pengungsian Zamzam pada Agustus 2024, dan telah menjalar ke sepuluh daerah lainnya.

Krisis Air Bersih dan Sanitasi

Kekurangan air bersih menjadi tantangan terbesar dalam menekan merebaknya penyebaran kolera. Di Darfur, akses terhadap air kian terbatas sehingga membuat akses fasilitas kebersihan dasar, semisal mencuci makanan dan peralatan makan, hampir mustahil dilakukan.

Kondisi terparah terjadi di Kota Tawila, Darfur Utara, yang kini menampung sekitar 380.000 pengungsi akibat pertempuran di sekitar Kota El-Fasher. Demikian laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Hingga akhir Juli 2025 — hanya sebulan setelah penanganan awal — MSF telah menangani ratusan kasus kolera. Saat ini, rata-rata pasokan air bersih untuk setiap orang di wilayah tersebut hanya sekitar 3 liter per hari. Angka ini jauh di bawah standar minimum darurat yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 7,5 liter – untuk kebutuhan minum, memasak, dan kebersihan.

Khartoum Bebas: Kemenangan Strategis Militer Sudan atas Paramiliter RSF
Jumat lalu, militer Sudan sukses menguasai Istana Kepresidenan di pusat kota Khartoum, menjadi kemenangan signifikan dalam konflik yang telah mengancam integritas nasional di sana. Rabu (26/3/2025), Jenderal Abdel Fattah al-Burhan tiba di Bandara Khartoum.

Air Tercemar Akibat Perang Berkepanjangan

Koordinator proyek MSF, Sylvain Benico, menyebutkan, banyak keluarga di kamp pengungsian terpaksa meminum air yang terkontaminasi. Ia mengungkapkan, dua pekan lalu ditemukan jenazah di sebuah sumur di salah satu kamp. Dan hanya dua hari setelah dievakuasi, warga kembali menggunakan air dari sumur tersebut.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Sudan secara resmi mengumumkan adanya wabah kolera di negara tersebut. Sejak tahun 2024 hingga 11 Agustus tahun ini, tercatat sebanyak 99.700 kasus terjangkit kolera dan lebih dari 2.470 orang yang terjangkit berujung kematian.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.